Liputan6.com, Jakarta - Argentina belum pernah memenangkan Piala Dunia sejak Diego Maradona mengilhami kemenangan negaranya pada 1986. Albiceleste berpeluang untuk mempertahankan gelar juara empat tahun kemudian di Italia. Namun, Argentina kalah 0-1 dari Jerman di laga final.
Lionel Messi telah lama dibandingkan dengan Maradona. Dengan penampilannya pada Piala Dunia 2022 Qatar, ada optimisme Argentina akan memenangkan trofi ketiga yang telah lama ditunggu-tunggu. Sebelum 1986, tim Tango juga menjadi juara pada edisi 1978.
Advertisement
Harapan Messi membawa Argentina untuk memenangkan Piala Dunia 2022 tinggal dua langkah lagi. Ini setelah pasukan Lionel Scaloni lolos ke semifinal usai mengalahkan Belanda di Stadion Lusail Iconic, Sabtu (10/12) dini hari WIB.
Messi memberikan assist sensasional untuk Nahuel Molina untuk membobol gawang Belanda pada menit ke-35. Dia kemudian menggandakan skor dari titik penalti di menit ke-73.
Tapi, Belanda mampu memperkecil skor 10 menit kemudian lewat Wout Weghorst. Pemain bernomor punggung 19 itu membuat Argentina cemas melalui gol dramatisnya di menit ke-90+11 sehingga pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu dan adu penalti.
Kiper Argentina Emiliano Martinez menggagalkan dua tendangan penalti Belanda untuk membawa Argentina ke semifinal. Messi cs kemudian berselebrasi di depan para pendukungnya- dengan Maradona muncul di pikiran mereka.
"Kami meninggalkan itu di lapangan bersama orang-orang kami," kata Messi usai laga seperti dikutip Fot Mob. "Kami menikmati momen itu baik di sini maupun di Argentina. Masyarakat sangat antusias, kami berada di antara empat semifinalis."
"Sekarang kami memiliki beban di pundak kami, dan kami telah mengatakan ini sejak awal: Diego mendukung kami dari surga," ucap pemain berjuluk La Pulga itu.
Sempat kecewa
Messi tahu seberapa dekat Argentina dengan eliminasi. Tapi, dia tak merasa pertandingan seharusnya berjalan sejauh itu karena gol kedua Weghorst yang datang dari tendangan bebas pada menit ke-101 kontroversial.
"Ada banyak kekecewaan ketika mereka menyamakan kedudukan, yang sangat tidak adil," kata Messi. "Itu datang dari set-piece yang menurut saya bukan pelanggaran."
"Saya tidak ingin berbicara tentang wasit, Anda bisa dihukum dan Anda tidak bisa jujur. Dia tidak memenuhi standar dan dia keras pada kami," ucap Messi menambahkan.
"Ketika Lautaro Martinez mencetak gol, ada beban besar di dada kami. Kami bisa saja tersingkir setelah unggul 2-0."
Advertisement
Kritik wasit
Lionel Messi juga mengkritik wasit Antonio Mateu Lahoz dalam sebuah wawancara televisi dengan beIN SPORTS. Lahoz memberikan 14 kartu kuning dan merah dalam pertemuan panas.
"Kami takut sebelum pertandingan karena kami tahu tentang wasit ini dan FIFA harus meninjaunya," kata Messi.
"Mereka tidak bisa menggunakan wasit seperti ini pada tahap turnamen ini karena dia tidak mengendalikan pertandingan."