Liputan6.com, Jakarta - Setelah sukses di layar lebar dan serial dua musim, Cek Toko Sebelah hadir lewat medium baru. Pementasan drama musikal yang diadaptasi dari film arahan Ernest Prakasa itu berlangsung pada 9--11 Desember 2022 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.
Drama musikal Cek Toko Sebelah ini menghadirkan Chandra Satria (Koh Afuk), Morgan Oey (Yohan), Kristo Immanuel (Erwin), dan Lea Simanjuntak (Ci Lili). Sementara, para pemeran pendukung lain merupakan wajah baru hasil audisi terbuka Jakarta Movin pada September 2022.
Baca Juga
Advertisement
Nuya sebagai sutradara dan penulis lagu pementasan ini menyebutkan dari awal Jakarta Movin berdiri selalu mencari dan melahirkan talenta baru di bidang seni pertunjukan. "Setelah hampir 10 tahun berdiri, Jakarta Movin sampai saat ini konsisten memproduksi talenta di bidang seni pertunjukan untuk memajukan seni pertunjukan di Indonesia," ujar Nuya, ditemui di sela media briefing di Teater Jakarta, Jumat, 9 Desember 2022.
Pementasan ini juga diperkaya dengan 16 lagu orisinal buatan Nuya. Deretan lagu itu diciptakan secara khusus untuk memperkuat pengalaman penonton dalam memahami perasaan, keinginan dan kekecewaan para tokoh di dalam drama musikal Cek Toko Sebelah.
"Teater musikal Cek Toko Sebelah ini kami harapkan bisa menarik minat masyarakat, terutama generasi muda, agar menyukai seni pertunjukan, sekaligus membangkitkan kreativitas para seniman muda mulai dari pemusik, pemain teater, penari, dan sebagainya," ujar Renitasari, Program Director Indonesia Kaya.
Walaupun dibuat sebagai nostalgia film yang tayang pada 2016 lalu, beberapa adegan dibuat berbeda dari versi film. Menurut Ernest, perubahan adegan saat mengadaptasi karya film ke panggung adalah normal. "Menurut gue, film dan teater musikal nggak harus sama sih."
Persiapan 2 tahun
Selain matang dari sisi talenta, Jakarta Movin juga sudah mempersiapkan seluruh ornamen di Teater Musikal Cek Toko Sebelah ini sejak dua tahun lalu. Set desain panggung dan artistik sudah dibuat sangat menyerupai film, sehingga dapat membuat penonton merasa benar-benar ada di dalam film.
Panjangnya waktu persiapan itu salah satunya dibutuhkan untuk memproduksi 16 lagu yang dinyanyikan dalam teater musikal tersebut. Lagu pertama yang dibuat adalah theme song Toko Jaya Baru. Lagu itu juga memiliki durasi terpanjang, yaitu sembilan menit dibuat pada 2020, sedangkan sisanya baru selesai di tahun ini.
Nuya menuturkan ide pementasan drama musikal sudah tercetus sejak 2018. Ernest disebut melontarkan gagasan itu kepada Nuya. "'Bisa nggak ya, Cek Toko Sebelah dibuat drama musikal?', dan of course respons kita adalah ayo ko, gas," ujar Nuya.
Situasi pandemi memaksa pementasan ini ditunda dari rencana awal pada 2020 atau 2021. Namun, penundaan pementasan bukanlah masalah bagi Jakarta Movein dan Indonesia Kaya terus maju membuat proses kreatif yang lain. "Sebenarnya karena ada pandemi, kita jadi punya banyak waktu untuk proses kreatif."
Advertisement
Suka Drama Musikal
Ernest menjelaskan ketertarikannya pada teater musikal dimulai sejak 2017. "Saya terkagum-kagum kok orang-orang ini bisa akting, bisa nari, bisa nyanyi di panggung."
Kecintaan pada teater musikal ini kemudian berlanjut lewat obrolan bersama Nuya untuk mengapdatasi dari film. Meski begitu, dia masih tidak menyangka bahwa film karyanya menjadi sebuah pementasan teater musikal.
"Ini merupakan sebuah pengalaman baru bagi saya untuk turut serta dalam proses kreatif sebuah teater musikal, mulai dari penulisan skrip, lagu, koreografi, dan sebagainya," kata Ernest.
Ketika pementasan berlangsung, ia memuji bahwa pembawaan teater Cek Toko Sebelah dalam drama musikal menjadi apik dan membuat terharu.
"Sungguh haru melihat keping demi keping tersusun untuk akhirnya siap disajikan. Tidak menyangka Cek Toko Sebelah ini menjadi sangat indah saat dibawakan secara musikal, dan membuat saya menangis hingga tertawa selama pertunjukan, ini merupakan pertunjukan Teater terbaik tahun ini," tutur Ernest.
Di balik kesuksesan, ada tantangan yang harus ditaklukkan oleh tim produksi, baik pemain, sutradara, produser, dan segenap tim dalam pementasan. Ernest menyebutkan saat mengadaptasi film ke teater merupakan proses yang sulit.
Tantangan Produksi
Proses kreatif yang diperlukan salah satu hal yang menjadi tantangan bagaiamana Ernest dan tim dapat membingkai jiwa dari film secara utuh tetapi dengan keterbatasan di panggung.
"Ada beberapa unsur kreatif yang kita buat, kita harus bisa memilah mana yang bisa kita bawa dan mana yang harus kita relakan."
Ernest juga mengungkapkan kemampuannya untuk membuat lagu, koreografi, dan blocking di panggung belum mumpuni sehingga menyulitkannya. Namun, hal ini menjadi sebuah motivasi kedepannya untuk lebih memperdalam pementasan musikal.
Kristo Immanuel yang berperan sebagai Erwin juga mengalami tantangan berbeda sebagai pemain, mulai dari latihan hingga beberapa adegan di atas panggung. Meski begitu, dia menyukai pengalaman tampil di panggung yang berbeda dari kesehariannya sebagai kreator konten.
"Tantangannya nggak bisa berlindung di balik kamera lagi selama di atas panggung dan harus memerankan karakter Erwin yang ikonik dan punya karakter lucu," ujarnya.
Sebagai pemain teater senior, Lea Simanjuntak yang memerankan Ci Lili juga memiliki tantangan dalam dialek. "Yang sangat bisa aku rasakan tuh dialek atau cara ngomongnya, harus bisa menyesuaikan dengan karakter Ci Lili yang nggak ada dalam film."
Advertisement