Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usaha Indika Energy Capital III Pte Ltd dan Indika Energy Capital IV Pte Ltd melakukan pembelian kembali (buyback) surat utang.
Indika Energy Capital III Pte Ltd melakukan pembelian kembali surat utang sebesar USD 10,50 juta atau Rp 163,77 miliar (asumsi kurs Rp 15.597 per dolar AS). Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (10/12/2022), anak usaha Indika Energy melakukan buyback atas surat utang 5,875 persen yang jatuh tempo pada 2024.
Advertisement
Surat utang yang dibeli kembali itu merepresentasikan 1,83 persen dari nilai pokok awal sura utang 2024. Setelah pelaksanaan pembelian kembali 2024, jumlah terutang dari surat utang 2024 sebesar USD 322,87 juta, yang mewakili sekitar 56,15 persen dari jumlah pokok awal surat utang 2024.
Selain itu, Indika Energy Capital IV Pte Ltd telah melakukan pembelian kembali atas surat utang 8,25 persen yang jatuh tempo pada 2025. Jumlah pembelian kembali tersebut adalah USD 30,94 juta atau sekitar Rp 482,62 miliar. Surat utang itu dibeli kembali di pasar terbuka.
Surat utang 2025 yang dibeli kembali merepresentasikan 4,58 persen dari nilai pokok awal surat utang 2025. Setelah pelaksanaan pembelian kembali 2025, jumlah terutang dari surat utang 2025 adalah USD 567,93 juta yang mewakili sekitar 84,14 persen dari jumlah pokok awal surat utang 2025. Dengan demikian, total buyback surat utang itu sekitar USD 41,44 juta.
Perseroan menyatakan tidak terdapat dampak khusus atas penyampaikan keterbukaan informasi tersebut. Hal ini sebagai penyampaian pemenuhan kewajiban keterbukaan informasi berdasarkan POJK 31.
Kinerja Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang sembilan bulan pertama 2022. PT Indika Energy Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan dan cetak laba hingga akhir kuartal III 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (1/12/2022), PT Indika Energy Tbk meraih pendapatan USD 3,13 miliar atau sekitar Rp 48,3 triliun (asumsi kurs Rp 15.444 per dolar AS) hingga akhir kuartal III 2022.
Pendapatan perseroan melonjak 57,15 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,99 miliar. Beban pokok kontrak dan penjualan tercatat USD 2,04 miliar hingga September 2022. Beban tersebut naik 38,85 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,47 miliar.
Dengan demikian, laba kotor perseroan tercatat USD 1,08 miliar hingga September 2022. Laba kotor tersebut tumbuh 109,1 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 519,45 juta.
Perseroan membukukan laba bersih entitas asosiasi turun menjadi USD 21,18 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 23,37 juta. Perseroan mencatat kenaikan pendapatan investasi dari USD 2,42 juta hingga September 2021 menjadi USD 6,51 juta hingga September 2022. Beban keuangan naik menjadi USD 80,28 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 78,10 juta.
Dengan melihat kondisi itu, PT Indika Energy Tbk mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD 338,39 juta atau setara Rp 5,22 triliun hingga September 2022. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya rugi USD 5,95 juta.
Perseroan membukukan total ekuitas USD 1,23 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 883,71 juta. Total liabilitas tercatat USD 2,44 miliar hingga kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 2,80 miliar. Perseroan membukukan aset USD 3,64 miliar hingga akhir September 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 3,69 miliar. Perseroan mencatat kas dan setara USD 1,09 miliar hingga September 2022.
Advertisement
Indika Energy Rampungkan Pembelian Saham Kideco Milik Samtan
Sebelumnya, PT Indika Enegry Tbk (INDY) telah menyelesaikan transaksi perjanjian jual beli (PJB) atas pembelian saham PT Kideco Jaya Agung milik ST International Co Ltd (Samtan) pada 23 November 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (26/11/2022), PT Indika Energy Tbk telah membayar sebesar USD 160 juta atau sekitar Rp 2,51 triliun (asumsi kurs Rp 15.688 per dolar AS) kepada Samtan atas pembelian 100.139 saham Kideco milik Samtan.
"Pembayaran lebih awal imbalan kontinjen ini merupakan upaya perseroan dalam mengurangi beban biaya yang muncul pada tahun depan,” tulis manajemen.
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk akan menambah kepemilikan saham di Kideco menjadi 45 persen. Nilai investasi yang dirogoh perseroan mencapai USD 677,50 juta. Pada 25 September 2017, perseroan membeli saham Kideco dengan melalui Samtan dan Muji yang merupakan pemegang saham Kideco.
PT Indika Energy Tbk akan membeli sebanyak 101.139 saham milik Samtan di dalam Kideco. Jumlah saham itu sebesar 40 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor Kideco berdasarkan perjanjian jual beli saham. Sebelumnya Samtan mengenggam 49 persen saham Kideco.
Selain itu, PT Indika Inti Corpindo (IIC) akan menambah kepemilikan sahamnya dalam Kideco dengan membeli sebanyak 12.517 saham milik Muji dalam Kideco. Jumlah saham itu lima persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh. Sebelumnya Muji memiliki lima persen saham Kideco.
Bakal Beri Nilai Tambah
Perseroan menyatakan, transaksi pembelian saham itu akan memberikan nilai tambah strategis terhadap Perseroan. Transaksi itu akan perkuat posisi Perseroan sebagai perusahan energi terintegrasi dengan portfolio bisnis Perseroan mencakup sektor sumber daya energi, jasa energi, dan infrastruktur energi. Selain itu juga akan menambah nilai ekuitas dan portofolio investasi sehingga meningkatkan pendapatan di sektor pertambangan batu bara.
Sebelumnya Kideco merupakan perusahaan pertambangan batu bara terbesar ketiga di Indonesia. Kideco memiliki wilayah pertambahan di Kalimantan Timur. Para pelanggan Kideco mencakup pelanggan nasional dan internasional yang mencakup perusahaan pembangkit listrik besar yang beroperasi lebih dari 10 negara.
Untuk membeli saham itu, perseroan akan menerbitkan surat utang dengan nilai maksimum US$ 600 juta atau 75,67 persen dari ekuitas konsolidasi perseroan.
Surat utang itu akan dicatatkan di bursa saham Singapura. Untuk melakukan aksi korporasi itu, perseroan akan gelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 1 November 2017.
Advertisement