Liputan6.com, Wyoming - Pengamat langit yang terpana di negara bagian Wyoming AS telah mengambil foto formasi awan langka yang menabrak cakrawala seperti ombak laut.
"Ini istimewa dan saya langsung tahu saya perlu mengabadikannya," kata Rachel Gordon, warga setempat seperti dikutip dari BBC, Sabtu (10/12/2022).
Advertisement
Fenomena awan bergelombang itu terlihat pada Selasa 6 Desember 2022, di atas puncak Pegunungan Bighorn dari Kota Sheridan.
Dikenal sebagai ketidakstabilan Kelvin-Helmholtz, mereka terbentuk ketika aliran udara yang lebih cepat bergerak di atas udara yang naik di bawah.
Nyonya Gordon, yang mengatakan kepada BBC News dia mengambil gambar dari pintu belakang orang tuanya sebelum mempostingnya ke halaman Facebook Wyoming melalui The Lens, mengatakan: "Itu adalah momen yang menakjubkan.
"Aku senang orang lain bisa menikmati pengalaman itu sekarang juga."
Matt Taylor dari BBC Weather mengatakan gambar-gambar itu adalah salah satu contoh awan Kelvin-Helmholtz paling menakjubkan dan epik yang pernah dilihatnya.
"Bagian dari keindahan awan Kelvin-Helmholtz adalah bahwa mereka benar-benar memperlihatkan fluiditas atmosfer," kata Taylor.
"Bagaimana bentuknya seperti ombak di lautan, atmosfer bergerak dan merespons lingkungan di sekitarnya. Udara secara efektif naik dan turun dengan sendirinya."
Formasi awan ini dinamai dari nama ilmuwan Lord Kelvin dan Hermann von Helmholtz, yang mempelajari ilmu fisika di balik fenomena tersebut.
Cloud Appreciation Society yang berbasis di Inggris menggambarkan formasi seperti itu sebagai permata mahkota dalam banyak koleksi para pelapor awan.
Juga dikenal sebagai awan fluctus, mereka dipandang sebagai inspirasi yang mungkin untuk lukisan Van Gogh Starry Night.
Viral, Fenomena Unik ‘Awan Pelangi’ di Langit Jepang
Fenomena langka baru-baru ini terlihat di Jepang. Pemandangan unik dan jarang terjadi terlihat di langit Tokyo Jepang beberapa saat lalu.
Dikutip dari OddityCentral, Jumat (26/6/) lalu terlihat awan warna-warni atau awan pelangi di langit Tokyo.
Berbeda dengan awan pada umumnya yang berwarna putih bersih, awan tersebut malah nampak layaknya sebuah pelangi yang memiliki beragam warna.
Foto-foto ‘awan pelangi’ tersebut menjadi perbincangan warga di sana usai diunggah oleh laman Weather News Japan.
Rupanya fenomena awan langka ini disebut dengan Circumhorizontal Arc atau dikenal juga dengan sebutan ‘fire rainbow’ karena terkadang terlihat seperti warna-warni yang menyala di langit.
Fenomena ini terjadi ketika matahari melewati awan cirrus dengan lebih banyak “Kristal es” di langit atas, ia menghasilkan 58 derajat setelah pembiasan. Sehingga awan-awan itu akan nampak seperti pelangi yang terbakar di langit.
Menariknya, fenomena ini terbilang umum terjadi di beberapa negara dunia seperti Amerika Serikat, di mana fenomena ini dapat terlihat beberapa kali setiap musim panas. Namun fenomena ini sangat jarang terjadi di tempat lain, seperti di Eropa utara.
Advertisement
Penampakan Sayap dan Hati Muncul di Langit Australia, Malaikat?
Formasi awan yang tak lazim telah menghiasi langit Queensland tengah. Bentuk hati dan sayap malaikat berbingkai lubang yang mengelilingi formasi itu terlihat jelas di langit negara bagian ini. Fenomena itu terjadi pada Selasa 10 Oktober 2017.
Penampakan tersebut ternyata celah sirkular atau eliptis, yang dipicu oleh butiran air beku yang berada di atmosfer tinggi.
Kontributor ABC Open dan penulis Helen Young melihat formasi awan ini ketika berlayar mengelilingi kepulauan Keppel, di wilayah Rockhampton timur, lepas pantai Queensland.
"Mungkin itu akibat dari pesawat yang lepas landas dari Rockhampton, menuju utara dan melewati lapisan awan," ujarnya seperti dikutip dari AustraliaPlus pada Rabu (11/10/2017).
"Saya lebih suka berpikir bahwa kami mendapat kunjungan dari seorang malaikat," kata Helen.
Harry Clark dari Biro Meteorologi setempat mengatakan, celah sirkular atau eliptis seperti itu terjadi ketika kristal es mulai terbentuk di awan yang terbuat dari butiran air yang sangat dingin -- air yang tetap cair meski berada di bawah titik beku.
"Itu adalah fenomena yang sangat menakjubkan, tak terlalu langka tapi benar-benar luar biasa saat anda menyaksikannya," jelas Clark.
"Ketika kristal air itu mulai membeku, mereka mulai terjatuh, dan kumpulan yang tipis itulah yang muncul. Saat membeku, perlahan-lahan merusak awan induk, meninggalkan celah itu."
"Jadi apa yang anda lihat adalah sebuah awan yang hampir memakan dirinya sendiri ketika ia berubah menjadi kristal es."
Clark juga sepakat dengan Helen bahwa pesawat adalah penyebab umum dari celah sirkular atau eliptis itu.
"Terkadang hanya pesawat yang melewati awan, cukup untuk memicunya dan memulai proses itu... Bisa terpicu secara spontan jika ada sedikit angin atau sejenis gangguan."
"Sekalinya itu terjadi... maka formasinya semakin membesar dan membesar, dan karena itulah celah tersebut terlihat sangat sirkular dan terbentuk ke arah luar."
Meski Queensland telah mencetak sejumlah rekor suhu tinggi dalam beberapa pekan terakhir, Clark mengatakan bahwa tingkat ketinggian di mana celah sirkular atau eliptis itu terbentuk masih sedingin es.
"Awan-awan itu terbentuk cukup tinggi di atmosfer, biasanya sekitar 10.000 kaki (sekitar 3.000 meter) atau lebih tinggi, karena di situlah letak titik bekunya."
"Meskipun suhu di permukaan bisa cukup hangat, awan-awan ini masih bisa muncul cukup tinggi di atmosfer di bawah titik beku."
Warga Brasil Abadikan Fenomena 'Pukulan dari Langit'
Warga di sebuah kota di Brasil dibuat bingung atas munculnya awan indah sekaligus mengerikan yang nampak saat senja.
Seorang warga, João Paulo Magalhães, membagikan video penampakan awan unik itu. Ia merekamnya dari stasiun pengisian bahan bakar gas di Teixeira de Freitas, yang terletak di Brasil sebelah tenggara pada 17 Agustus 2017.
Selain Magalhães, sejumlah warga lainnya turut mendokumentasikan awan mengerikan yang jika dilihat mirip meteorit jatuh itu. Beberapa di antaranya menyebut penampakan tersebut seperti sebuah tangan yang sedang menghantam.
"Itu terlihat sangat mirip seperti meteorit atau hal mengerikan lain. Aku pun takut, karena aku pikir itu akan membentuk tornado," ujar Magalhães seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (20/8/2017).
Namun, ketakutan para warga dengan seketika reda ketika awan tersebut menghilang dalam waktu lima menit.
Beberapa pengguna media sosial ada yang memuji keindahan penampakan awan itu.
"Ciptaan Tuhan memang sempurna," tulis irenny_yneeri dalam aku Instgramnya.
Sejumlah ahli meteorologi setempat mengungkap kebenaran soal awan tersebut. Mereka mengatakan, fenomena itu terbentuk dari awan debu.
Meski fenomena tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah, mengapa orang-orang masih ada yang menyebutnya sebagai pukulan dari langit atau meteorit?
Bentuk tangan yang tertangkap otak manusia adalah contoh dari pareidolia, fenomena psikologis yang cenderung mengenali bentuk akrab dalam gambar acak atau samar.
Bentuk umum lainnya dari pareidolia termasuk ketika seseorang melihat bentuk binatang atau wajah di awan, atau nenek dan kelinci di permukaan Bulan.
Advertisement