Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir melihat peluang perluasan kerja sama seiring dengan proses transisi energi baru terbarukan. Misalnya antara BUMN dengan perusahaan swasta atau bahkan perusahaan negara lain.
Misalnya, dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Seperti PT Indonesia Battery Company (IBC) yang jadi bentuk kerja sama multipihak tersebut.
Advertisement
Dia menuturkan, kalau BUMN tak lagi bisa menjadi menara gading. Artinya, sulit dicapai atau diraih. Erick menegaskan, kalauu saat ini BUMN harus bisa menggandeng pihak-pihak lain.
Artikel mengenai BUMN tak lagi jadi menara gading ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.
Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Senin 12 Desember 2022:
1. Erick Thohir: BUMN Tak Lagi Jadi Menara Gading, Wajib Kolaborasi dengan Swasta
Menteri BUMN Erick Thohir melihat peluang perluasan kerja sama seiring dengan proses transisi energi baru terbarukan. Misalnya antara BUMN dengan perusahaan swasta atau bahkan perusahaan negara lain.
Ini tak terlepas dari momentum transisi energi yang jadi kepentingan setiap negara di dunia. Sehingga, bisa jadi satu peluang kerja sama antar negara.
Simak artikel selengkapnya di sini
2. Harga BBM Vivo Turun, Simak Rinciannya!
Harga BBM Vivo turun. PT Vivo Energy Indonesia yang merupakan lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk berbagai jenis spesifikasi.
Pantauan Liputan6.com, Minggu (11/12/2022) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo di bilangan Bintaro Tangerang Selatan menunjukkan beberapa jenis BBM dengan merek Revvo mengalami penurunan harga.
Tercatat, Revvo 90 yang merupakan BBM dengan kandungan RON 90 dipatok Rp 12.000 per liter dari sebelumnya Rp 12.600 per liter. Penurunan jenis BBM ini mencapai Rp 600 per liter.
Advertisement
Pedagang Pasar Induk Cipinang Desak Impor Beras
Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid, mendesak agar impor beras 200 ribu ton pada akhir tahun ini bisa segera terrealisasi. Pasalnya, itu jadi syarat utama untuk menurunkan harga beras medium yang kian melangit.
"Harus (impor). Kita jangan terlalu berpegang dengan kata-kata tidak impor. Kita boleh aja impor, di saat kita perlu, di saat kita butuh, genting. Kita tidak boleh impor di saat kita panen dan berlebih," ujar Zulkifli kepada Liputan6.com.
"Beras medium aja sekarang Rp 10.500 (per kg), itu tidak pernah terjadi di pasar induk. Apalagi di pasar-pasar wilayah," ungkapnya.