Resensi Film The Curse of Rosalie: Trailer dan Poster Bernuansa Horor, Isinya Malah Petualangan Fantasi

Di luar negeri, The Curse of Rosalie dirilis dengan judul The Harbinger. Film ini dirujak kritikus dan para pemerhati film. Inilah resensi film The Curse of Rosalie.

oleh Wayan Diananto diperbarui 12 Des 2022, 06:30 WIB
Poster film The Curse of Rosalie. (Foto: Dok. Cinema 21)

Liputan6.com, Jakarta Menonton The Curse of Rosalie yang tayang di bioskop pekan ini rasanya seperti kena tipu. Pasalnya, poster film ini terkesan wingit. Ada anak dengan tatapan mata kosong. Rona merah di bagian atas bagaikan darah.

Sejumlah salib terbalik membuat kami berpikir jangan-jangan ini horor seram bersama setan anti-Kristus. Mencermati trailernya, kita dipukau dengan adegan anak kecil menjerit histeris plus tembok bertuliskan “kill your self.”

Lagi-lagi, pikiran kami melayang dan membayangkan film The Curse of Rosalie ini horor tulen dengan klimaks bikin jantung berdebar. Dua media promosi film ini terasa sangat menjanjikan.

Lantas, bagaimana dengan filmnya? Sayang, setelah menonton sampai tuntas, harapan disuguhi horor mencekam seketika pudar kalau tak mau dibilang ambyar. Berikut resensi film The Curse of Rosalie.

 


Putri Satu-satunya

Will Klipstine sebagai Daniel dalam The Curse of Rosalie. (Foto: Dok. Singing River Productions/ Veteran Films)

Daniel (Will Klipstine) dan sang istri, Theresa (Amanda MacDonald) membawa putri satu-satunya, Rosalie (Madeleine McGraw) pindah ke Midwestern. Selain urusan kerja, pasutri ini berharap hawa baru membuat Rosalie yang introver dan murung jadi ceria kayak dulu.

Sayang, kenyataan mengkhianati harapan. Rosalie malah makin menjadi dengan mendorong jatuh anak tetangga di taman bermain. Tak lama setelahnya sejumlah tetangga tewas dari perempuan paruh baya Irene (Lynnette Marie) hingga Betty (Diana Wilde) terjun ke jurang.

Detektif Tracy (Vince Duvall) menyelidiki rentetan musibah ini. Kecurigaan mengarah ke Daniel. Di sisi lain, Daniel menemui Floating Hawk (Irene Bedard) untuk menguak eksistensi belati bertuah yang diyakini bisa menyembuhkan Rosalie.

 


Kayak Film Dekade 1990-an

Amanda MacDonald sebagai Theresa dalam The Curse of Rosalie. (Foto: Dok. Singing River Productions/ Veteran Films)

Menonton The Curse of Rosalie seperti menyaksikan film Hollywood di awal dekade 1990-an. Kesan pertamanya, kok kayak film jadulProduction value-nya dibanting oleh ide cerita yang kelewat grande.

Citra horor di awal cerita seketika bermetamorfosis menjadi film petualangan fantasi manakala sang tokoh utama, Daniel, bertemu Floating Hawk yang lebih mirip cenayangan lintas generasi.

Alur membuat film ini mengarah ke perburuan senjata kuno bertuah untuk menyelamatkan sang buah hati. Ini sebenarnya masih bisa dimaafkan asal, sineas Will Klipstine bisa membangun set yang meyakinkan.

 


Mau Nangis Kejer

Madeleine McGraw sebagai Rosalie dalam The Curse of Rosalie. (Foto: Dok. Singing River Productions/ Veteran Films)

Jangankan bikin set dengan artistik detail agar penonton serasa masuk ke perbatasan antara fana dan neraka, rumah tokoh utama saja tidak ditangani dengan paripurna. Yang tampak dilayar seolah hanya set rumah. Lengang, kosong, tidak hangat apalagi bikin kerasan.

Alur pencarian barang antik pun terkesan mudah saja. Belati bertuah yang mestinya didapat lewat perjuangan penuh ujian ternyata hanya tergeletak di bawah batu di samping gereja. Sampai di sini, kami rasanya mau nangis kejer tapi, masih mencoba berprasangka baik.

 


Gong Film Ini

Irene Bedard sebagai Floating Hawk dalam The Curse of Rosalie. (Foto: Dok. Singing River Productions/ Veteran Films)

Gong film ini, babak pamungkas yang sok rumit, berlarut-larut, dengan penampakan makhluk gaib yang jauh dari kata seram karena lagi-lagi efek visual yang digunakan seperti kurang budget.

Hasil akhirnya seperti ketinggalan selama 32 tahun, mengingatkan kami pada efek visual Ghost yang dibintangi Demi Moore. Kondisi ini diperburuk dengan akting para bintang yang tidak terarah.

Terlihat saling menunggu dalam aksi-reaksi. Ini terasa di babak akhir. Amanda MacDonald tampak seperti orang bingung di tengah pertikaian sejumlah lelaki dan baru tahu apa yang diperbuat saat titik terang permasalahan muncul.

 


Tampak Kerepotan

Salah satu adegan film The Curse of Rosalie. (Foto: Dok. Singing River Productions/ Veteran Films)

The Curse of Rosalie memiliki judul asli The Harbinger. Apa yang dimaksud harbinger? Anda bisa saksikan sendiri hingga tuntas. Saran kami siapkan stamina karena durasi 1 jam dan 54 menit akan terasa sangat lama.

Will Klipstine di sini merangkap setidaknya empat jabatan, yakni produser, penulis naskah, sutradara dan pemeran utama pria. Wajar jika dalam film ia tampak kerepotan dan hasilnya, karakter Daniel Snyder yang dimainkannya terasa dangkal. Minim karisma.

 


Tata Musik Apik

Salah satu adegan film The Curse of Rosalie. (Foto: Dok. Singing River Productions/ Veteran Films)

Lantas apakah film The Curse of Rosalie tak punya kelebihan sama sekali? Tenang, ada kok. Tata musik. Terdengar megah, cukup efektif menyiapkan mental penonton untuk menyambut sejumlah adegan krusial.

Tata musik yang digarap Chad Olivera dalam banyak kesempatan berhasil mengatrol adegan menjadi lebih seru dan terasa bertenaga. Tanpa tata musik, The Curse of Rosalie bakal menjadi lebih garing dan bikin penonton gondok berat.

 

 

Pemain: Madeleine McGraw, Amanda MacDonald, Will Klipstine, Irene Bedard, Lynnette Marie, Jamie Bozian, Vince Duvall, Diana Wilde

Produser: Steven Reed, Will Klipstine, Amy Mills

Sutradara: Will Klipstine

Penulis: Amy Mills, Will Klipstine

Produksi: Singing River Productions, Veteran Films

Durasi: 1 jam, 54 menit

 

Film-film ini terinspirasi dari hari kemerdekaan negara Amerika Serikat yang jatuh pada tangga 4 Juli. Apa sajakah?

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya