Presiden Italia Sergio Mattarella Positif COVID-19 dan Demam Ringan, Putuskan Kerja dari Quirinale Palace

Salah satu pemimpin dunia kembali dilaporkan terinfeksi Virus Corona COVID-19.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 12 Des 2022, 11:58 WIB
Presiden Italia, Sergio Mattarella (Giuseppe Lami / ANSA / AP PHOTO via CBC)

Liputan6.com, Roma - Salah satu pemimpin dunia kembali dilaporkan terinfeksi Virus Corona COVID-19.

"Presiden Italia Sergio Mattarella positif COVID-19 tetapi memiliki sedikit gejala selain demam ringan," kata kantornya dalam sebuah pernyataan pada Sabtu 10 Desember 2022 seperti dikutip dari The Straits Times, Senin (12/12/2022).

"Mattarella telah membatalkan janjinya untuk beberapa hari mendatang, tetapi akan melanjutkan tugasnya yang lain secara terpisah, dari apartemennya di Quirinale Palace di Roma," tambah pernyataan terkait kondisinya setelah terpapar COVID-19.

Sebelumnya, Presiden Sergio Mattarella pada Rabu 7 Desember sempat menghadiri malam pembukaan musim baru di gedung opera La Scala di Milan, bersama dengan Perdana Menteri Giorgia Meloni dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Presiden di Italia sebagian besar memiliki tugas seremonial tetapi bertanggung jawab untuk menyelesaikan krisis politik ketika itu terjadi.

Giorgia Meloni Sah Jadi PM Wanita Pertama Italia

Bicara soal pemimpin, Giorgia Meloni sah menjadi perdana menteri (PM) Italia pada Jumat 21 Oktober 2022 waktu setempat.

Mengutip Xinhua, Minggu 23 Oktober 2022, pemimpin partai sayap kanan populis Persaudaraan Italia (Brothers of Italy/FdI) itu kini menjadi PM wanita pertama Italia.

Pengumuman resmi terkait PM Italia itu muncul setelah dia bertemu dengan Presiden Italia Sergio Mattarella di Istana Kepresidenan Quirinale di Roma pada Jumat sore waktu setempat.

Meloni menerima mandat untuk membentuk kabinet baru kurang dari sebulan setelah kemenangannya dalam pemilihan umum yang digelar lebih awal pada 25 September lalu.

"Kabinet barunya, yang akan mencakup 22 menteri, dilantik pada Sabtu 22 Oktober," kata Ugo Zampetti, Sekretaris Jenderal Kepresidenan Republik Italia, kepada wartawan.

Pekan depan, pemerintahan baru itu akan menghadapi mosi kepercayaan di kedua majelis Parlemen.

Pemerintahan Meloni bakal memimpin mayoritas yang besar di kedua majelis Parlemen (Kamar Deputi dan Senat) negara itu.

Pemilihan lebih awal pada September lalu diadakan setelah Mario Draghi, seorang ekonom dan mantan kepala Bank Sentral Eropa (European Central Bank), mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri Italia pada 21 Juli.

Tidak Disukai Uni Eropa?

Pemerintah Meloni berpotensi membangun pemerintahan paling sayap kanan di Italia sejak Perang Dunia II. Kondisi ini bisa membuat pusing Uni Eropa di tengah invasi Rusia.

BBC menyebut retorika Meloni mirip dengan gaya pemimpin Hungaria, Viktor Orban. Hal lain yang disorot adalah ia ingin membatasi hak LGBT dan para imigran. Pernikahan sesama jenis belum legal di Italia, pemerintah hanya menyediakan civil union bagi pasangan sesama jenis.

Meloni berusaha untuk memperbaiki citranya. Ia menegaskan dukungan pada Ukraina dan mengurangi retorika anti-Uni Eropa.


Presiden AS Joe Biden Positif COVID-19 dengan Gejala Ringan

Presiden AS Joe Biden memberikan reaksi atas penembakan SD di Texas. Penembakan itu adalah yang terburuk dalam sejarah Texas. Dok: VOA Indonesia

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden dinyatakan positif COVID-19 dan mengalami "gejala yang sangat ringan", kata Gedung Putih seperti dikutip dari BBC, Kamis (21/7/2022).

Mengutip situs Deadline, Gedung Putih sangat berhati-hati dalam menguji mereka yang berhubungan dekat dengan Joe Biden.

Menurut CNN, Joe Biden menerima dua dosis pertama vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech menjelang pelantikannya pada Januari 2021, suntikan booster pertamanya pada bulan September dan vaksinasi booster keduanya pada 30 Maret.

Karena usianya, Biden berada pada peningkatan risiko untuk kasus COVID-19 yang lebih parah, meskipun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan orang dewasa yang lebih tua yang sepenuhnya divaksinasi dan mendapat booster secara signifikan mengurangi risiko rawat inap dan kematian.

Setelah sembuh dan negatif COVID-19, Joe Biden beberapa hari kemudian dilaporkan kembali terinfeksi COVID-19.


Presiden Singapura Halimah Yacob Positif COVID-19

Halimah Yacob bersama PM Singapura, Lee Hsien Loong bersiap mengikuti upacara peresmian menjadi Presiden Singapura di Istana Kepresidenan Singapura, (14/9). Halimah Yacob menjadi Presiden Singapura kedelapan. (Wallace Woon/Pool Photo via AP)

Presiden lain yang masuk daftar COVID-19 ada dari Singapura yakni Halimah Yacob, ia dinyatakan terinfeksi pada Senin (4/7) dengan gejala mirip flu ringan.

"Syukurlah, saya telah divaksinasi dan dikuatkan. Saya berharap segera pulih dan saya menyesal harus melewatkan acara minggu ini," katanya dalam sebuah posting Facebook, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (4/7/2022).

Halimah menghadiri Mudik NUS Bukit Timah pada Sabtu, dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-65 Fakultas Hukum dengan acara pemotongan kue.

Dia juga memimpin parade Hari Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) pada Jumat kemarin, di mana dia meninjau kontingen Pengawal Kehormatan dan mempersembahkan Warna Negara kepada Unit Tempur Terbaik tahun ini.

Lebih dari 2.000 Prajurit Nasional Siap Operasi SAF (NSmen), Prajurit Nasional Penuh Waktu (NSF) dan Reguler menghadiri pawai tersebut.


Presiden Swiss Positif COVID-19, Isolasi Mandiri Meski Tidak Bergejala

Ilustrasi varian Covid-19 Omicron. Credits: pexels.com by Edward Jenner

Presiden sekaligus Menteri Luar Negeri Swiss Ignazio Cassis juga pernah dinyatakan positif terjangkit COVID-19. Demikian menurut sebuah pernyataan pemerintah pada Kamis 17 Februari 2022.

"Pada Rabu 16 Februari sore, Presiden Konfederasi Ignazio Cassis menjalani tes PCR sehubungan dengan partisipasinya dalam Konferensi Keamanan Munich," papar pernyataan itu seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (18/2/2022).

Tes menunjukkan hasil positif dan presiden langsung menjalani isolasi mandiri pagi ini (Kamis 17 Februari) setelah mengetahui hasil tes tersebut," sambung pernyataan tersebut.

Ditambahkan bahwa Presiden Swiss itu tidak menunjukkan gejala dan dalam kondisi sehat, serta akan melanjutkan pekerjaan dari kediamannya hingga Minggu 20 Februari.

"Sampai saat itu, dia tidak akan berpartisipasi dalam acara yang telah direncanakan dan oleh karenanya tidak akan menghadiri Konferensi Keamanan Munich, yang akan berlangsung pada Jumat (18/2) dan Sabtu (19/2) pekan ini," kata pernyataan itu.

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya