Tak Ada One Way saat Libur Nataru 2023, Ini Alasannya

Meskipun tak ada one way, Jasa Marga akan tetap menerapkan sejumlah pengaturan lalu lintas untuk mengantisipasi kemacetan di jalan tol selama Nataru.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2022, 12:20 WIB
Kendaraan pemudik melintas saat penerapan kebijakan jalur satu arah atau one way di ruas Jalan Tol Cikopo-Palimanan, Subang, Jawa Barat, Jumat (29/4/2022). Kepadatan kendaraan pemudik masih terlihat di beberapa titik, meskipun kebijakan one way telah dilakukan sejak pagi hari Jumat ini dimulai dari KM 47 sampai KM 414 Tol Kalikangkung. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Tak seperti saat  libur panjang Idul Fitri 2022, pada libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 ini Jasa Marga tak akan memberlakukan rekayasa lalu lintas satu arah atau one way. Ada beberapa pertimbangan tak ada pengaturan one way kali ini. 

Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur menjelaskan, langkah tak ada pengaturan one way ini agar bisnis di rest area bisa berjalan dengan baik. "Nataru tidak perlu adanya one way, itu (bisnis) rest area tetap harus jalan," kata Subakti Syukur dalam acara Ngopi Bareng BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (12/12/2022).

Subakti menerangkan, dalam pengalaman sebelumnya, penerapan one way akan mengurangi kunjungan pengguna jalan tol ke rest area. Padahal di dalam rest area tersebut terdapat bisnis dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). "(Nanti) berdampak positif UMKM di rest area," ucapnya

Meski begitu, Jasa Marga akan tetap menerapkan sejumlah pengaturan lalu lintas untuk mengantisipasi kemacetan di jalan tol selama Nataru. Salah satunya mengoperasikan sejumlah ruas tol baru secara situasional.

"Nanti di gerbang tol juga diatur untuk kelancaran," imbuhnya.

Selain itu, Jasa Marga juga menyiapkan sejumlah titik pengisian bahan bakar minyak (BBM) hingga Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Hal ini untuk memudahkan pengguna tol untuk mengisi bahan bakar.

"Kami siapkan titik pengisian BBM dan SPKLU untuk kendaraan listrik," ujarnya.


Sebentar Lagi Nataru, Syarat Perjalanan Tetap Wajib Vaksin Booster

Sejumlah calon penumpang menaikkan barang bawaan ke bagasi bus di Terminal Lebak Bulus, Jakarta, Senin (5/9/2022). PO Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) mengatakan harga tiket naik berkisar 15 - 20 persen akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Syarat perjalanan menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) saat ini masih berlaku wajib vaksin booster. Pemerintah terus menggencarkan upaya percepatan vaksinasi booster, terutama vaksin dosis 4 atau booster kedua bagi lansia.

"Persiapan Nataru ya tetap percepatan vaksinasi (vaksinasi dosis 1 dan 2) dan vaksinasi booster masih menjadi syarat perjalanan," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi usai acara 'Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pejabat Fungsional Ahli Utama' di Gedung Kemenkes RI Jakarta, ditulis Sabtu (10/12/2022).

Tak hanya untuk syarat perjalanan, vaksinasi COVID-19 lengkap dan booster diperlukan saat memasuki fasilitas publik seperti mal atau pusat perbelanjaan. Bagi masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap dapat ke sentra vaksinasi atau fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.

Kemenkes juga terus memantau perkembangan kasus COVID-19 Tanah Air seiring dengan kemunculan subvarian Omicron BN.1 baru-baru ini. Hingga per 8 Desember 2022, ada 20 kasus varian BN.1 yang terdeteksi di Indonesia.

"Kalau untuk syarat perjalanan kan masih berlaku booster. Lalu, untuk masuk mal sampai saat ini yang penting vaksinasi lengkap yang sudah kita lakukan," imbuh Nadia.

"Nanti (yang kasus COVID-19) kami masih lihat ekskalasinya."

 


Cek Survei Antibodi Terbaru

Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada sopir transportasi umum di Terminal Poris Plawad, Cipondoh, Kota Tangerang, Kamis (4/3/2021). Ada sebanyak 1.000 peserta pekerja transportasi mulai dari sopir angkot, bus, taksi dan ojek yang divaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Percepatan vaksinasi COVID-19 dan booster diharapkan dapat membentuk antibodi sebagai perlindungan dari keterparahan infeksi COVID-19. Apalagi dengan kemunculan subvarian Omicron BN.1.

Siti Nadia Tarmizi melanjutkan, Kemenkes akan kembali melakukan sero survei antibodi atau Survei Serologi paling lambat awal tahun 2023 mendatang. Survei ini untuk mengetahui, seberapa besar kadar antibodi masyarakat Indonesia terhadap virus SARS-CoV-2.

"Pak Menteri kan mau lakukan sero survei juga di akhir tahun ini atau awal tahun depan," lanjutnya.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menyampaikan, sero survei antibodi COVID-19 atau Survei Serologi direncanakan dilakukan pada Januari 2023. Survei ini merupakan sero survei keempat kalinya secara nasional.

"Kami, rencananya nanti Januari 2023 deh kita cek lagi (antibodi COVID-19). Karena kemarin kan (sero survei sebelumnya) bulan Juli 2022 ya. Ya, enam bulan sekali lah kita cek," ucapnya saat diwawancarai Health Liputan6.com usai acara 'Anugerah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Awards Tahun 2022' di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI Jakarta, Selasa (6/12/2022). 


Tren Vaksinasi COVID-19 Meningkat

Petugas melakukan tes cepat antigen COVID-19 kepada penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang baru tiba di terminal Kalideres, Jakarta Barat, Senin (17/5/2021). Menyambut arus balik mudik Lebaran, Terminal Kalideres mendirikan posko tes antigen bagi penumpang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Survei serologi bertujuan melihat seberapa besar peningkatan kadar antibodi masyarakat yang terbentuk, baik dari vaksinasi dan terinfeksi COVID-19.

Dari segi vaksinasi COVID-19 sendiri, terjadi tren peningkatan dalam dua pekan terakhir, menurut Laporan Data Harian COVID-19 Kemenkes per 8 Desember 2022.

Diharapkan dengan adanya vaksinasi COVID-19 akan terbentuk antibodi sehingga memberikan perlindungan terhadap virus Corona. Adapun tren cakupan vaksinasi dalam dua pekan terakhir, sebagai berikut:

Vaksinasi dosis 1 meningkat, dari 86,51 persen menjadi 86,54 persenVaksinasi dosis 2 meningkat, dari 73,95 persen menjadi 74 persenVaksinasi dosis 3 atau booster pertama meningkat, dari 28,19 persen menjadi 28,44 persenVaksinasi dosis 4 atau booster kedua meningkat, dari 3,30 persen menjadi 4,19 persen 

Infografis Jadwal Ganjil Genap dan One Way Arus Mudik Lebaran 2022 (Liputan6.com/Trie Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya