Liputan6.com, Jakarta Tenaga pendidik di kampus bisnis harus mampu mendampingi, membimbing, dan mengevaluasi seluruh proses perjalanan akademik mahasiswa sehingga dapat menghasilkan generasi yang proaktif, punya visi ke depan, dan kreatif terhadap tantangan bisnis masa depan.
Hal itu dikatakan Rektor IPMI International Business School Prof. Ir. M. Aman Wirakartakusumah M.Sc., PhD. dalam 5th International CEO Congress yang diikuti 429 akademisi dari 34 negara di dunia pada akhir pekan lalu.
Advertisement
Forum tersebut membahas peningkatan kualitas akademik serta pertukaran informasi tentang persoalan ekonomi, sosial, dan budaya yang sedang dihadapi dunia.
"Keberhasilan sistem pendidikan di dunia perguruan tinggi kuncinya ada di keteladanan dan karakter dari pendidik. Forum CEO Congress ini menjadi bukti nyata bahwa para pendidik dari berbagai penjuru dunia tak hanya mampu memberikan pelajaran, tetapi juga bisa menghasilkan penelitian ilmiah yang dapat bermanfaat bagi civitas academica," kata Prof Aman dalam Senin (12/12/2022).
Lebih lanjut Prof Aman mengatakan, kemajuan ilmu bisnis yang pesat menuntut perlunya inovasi pembelajaran mahasiswa yang sesuai dengan tuntutan abad ke-21 dengan bercirikan kreatif, inovatif, dan adaptif. Saat ini, IPMI mendorong para mahasiswa untuk membangun dan mengembangkan ekosistem bisnis yang mampu mengatasi persoalan perubahan iklim global sehingga dapat menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Ditambahkannya, IPMI tengah bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI untuk merancang strategi peningkatan komoditas unggulan berbasis agroforestri. Ini sebagai bentuk dukungan terhadap ekosistem bisnis hijau yang dapat mengurangi dampak pemanasan global.
"Selain itu, kampus IPMI juga bekerjasama dengan Plan International Indonesia dalam mendidik SDM perempuan yang tangguh dalam berbisnis. Ini merupakan bentuk perwujudan kesetaraan gender dan pendidikan berkualitas inklusif di Indonesia," pungkasnya.
Mendag: Pembangunan SDM Bantu Wujudkan Indonesia Maju 2045
Menteri Perdagangan atau Mendag Zulkifli Hasan yakin jika Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia atau ICMI akan melahirkan cendekiawan yang menjadi cahaya penerang bagi bangsa dan negara.
Hal tersebut disampaikan oleh Mendag Zulhas dalam kegiatan National Leadership Camp ICMI Angkatan I, di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa,(29/11/2022).
“Cahaya yang selalu menjadi berkah dan penerang menuju jalan kehidupan yanh baik’ itulah tugas ICMI,” kata Mendag Zulhas dalam pidatonya.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional atau PAN ini berharap, agar ICMI sebagai organisasi cendekiawan muslim juga harus berperan untuk mendorong lahirnya SDM Indonesia yang berkualitas.
“ICMI juga harus mampu menjadi jembatan dan mitra untuk mendorong pembangunan SDM yang bisa menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk terwujudnya Indonesia sebagai negara maju 2045,” papar Mendag Zulhas.
Dalam kesempatan tersebut, Mendag Zulhas juga mengungkapkan, bahwa Indonesia sebagai salah satu negara besar dan penting di kawasan Asia harus mengambil peran agar dapat mengambil manfaat dari pertumbuhan kemajuan Asia.
“Pembangunan SDM yang memiliki wawasan luas serta berorientasi pada masa depan diperlukan untuk melengkapi kapabilitas pemimpin yang berpegang pada nilai-nilai luhur budaya bangsa,” tegas Mendag Zulhas.
Meski demikian, Mendag Zulhas akhirnya menekankan, di tengah arus globalisasi pembangunan SDM juga tidak boleh melupakan jati diri dan budaya bangsa Indonesia.
“Hal inilah yang juga harus menjadi bagian dari strategi dan taktik pengembangan ICMI hari ini dan di masa mendatang,” pungkas Mendag Zulhas.
Advertisement
Indonesia Butuh SDM Industri 682.000 Orang Tiap Tahun
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan memperkuat sektor industri di Indonesia dan menyediakan tenaga kerja industri yang adaptif terhadap perkembangan teknologi industri.
“Kementerian Perindustrian, menyadari bahwa penyediaan SDM kompeten merupakan bagian investasi pengembangan industri. Upaya perbaikan pendidikan dan pelatihan vokasi menjadi penting untuk menjembatani kebutuhan tersebut,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, Senin (28/11/2022).
Dalam pelaksanaannya, Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis teknologi sebagai salah satu strategi pemenuhan kebutuhan tenaga kerja industri di era digitalisasi industri 4.0.
Pada minggu ke-4 bulan November 2022 ini, BPSDMI menggelar Industrial Vocational Week (IVW) 2022 yang merupakan serangkaian kegiatan bersama mitra industri dan mitra pembangunan dari dalam dan luar negeri dalam rangka mensosialisasikan kegiatan pengembangan SDM Industri melalui program vokasi industri.
Penyelenggaraan kegiatan ini telah melibatkan 144 perusahaan industri, 127 peserta dari KADIN, KADINDA, dan para mitra, serta 947 dari SMK dan politeknik secara offline, online, dan hybrid dengan total sebanyak 1730 peserta.
Kegiatan yang berjalan selama 4 hari dari tanggal 21 hingga 24 November 2022 ini kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan Launching of Industrial Vocational Year (IVY) 2023 sebagai puncak acara berlokasi di Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta yang dibuka oleh Kepala BPSDMI Arus Gunawan.
Arus menyampaikan bahwa keberhasilan program pendidikan dan pelatihan vokasi adalah karena terjalinnya kemitraan antara lembaga pendidikan dan pelatihan dengan industri yang mengurangi permasalahan mismatch supply dan demand penyediaan SDM industri.
”BPSDMI Kemenperin telah menyelenggarakan program-program memiliki best practice kemitraan yang link and match antara dunia pendidikan dan dunia Industri sehingga mismatch supply dan demand di unit pendidikan dan pelatihan industri tidak terjadi,” jelas Arus.
Butuh Banyak SDM
Berdasarkan data proyeksi Kementerian Perindustrian, kebutuhan SDM industri setiap tahunnya kini mencapai 682.000 orang. Sementara jumlah tenaga kerja yang tersedia masih sangat sedikit.
Hal ini memicu Kemenperin untuk melakukan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan vokasi nasional melalui pendidikan vokasi berupa SMK, Politeknik, Akademi Komunitas, penyelenggaraan diklat 3-in-1, program setara diploma satu, serta penguatan revitalisasi Link and Match SMK dan industri guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja tersebut.
“Kami juga tidak segan belajar dari negara-negara sahabat yang berhasil mengelola pendidikan vokasi yang baik dan terbangun sehingga kami juga mendapatkan best practice nya,” tambahnya.
Serangkaian kegiatan yang dilakukan ini merupakan hasil kolaborasi BPSDMI Kemenperin dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, KADIN Indonesia, TVET System Reform (TSR) GIZ, S4C Swisscontact, Prospera, dan Axioo.
Sekretaris Negara dan Direktur Ketenagakerjaan Swiss Boris Zürcher mengatakan bahwa Swiss telah berkolaborasi dengan Indonesia dalam pengembangan keterampilan yang menjadi prioritas utama untuk program kerja sama Swiss selama 50 tahun.“Kami sangat bangga untuk melanjutkan kolaborasi ini melalui Kerja Sama Ekonomi dan Program Pembangunan Swiss dengan Indonesia. Kami berharap dapat melanjutkan kemitraan yang sukses ini dengan Indonesia, khususnya Kementerian Perindustrian,” ujar Boris.
Advertisement