Liputan6.com, Jakarta Pemerintah bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dinilai telah berupaya menjaga agar Indonesia masih menjadi tujuan investor migas di dunia.
Advertisement
Kendati demikian, tren kenaikan investasi tersebut tidak bisa serta merta meningkatkan produksi migas nasional dalam jangka pendek.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengatakan upaya Pemerintah sudah cukup bagus untuk menarik investor. Diantaranya, melalui beberapa program dan kebijakan yang dikeluarkan.
“Saya kira upayanya sudah optimal, berbagai kebijakan seperti One Door Service Policy, pemerintah memberikan keleluasaan bagi investor memilih rezim kontrak menggunakan gross split atau cost recovery. Kemudian juga beberapa fiskal insentif juga sudah diberikan,” kata Fahmy.
Berdasarkan data dari SKK Migas, total investasi di sektor hulu migas dari 2018 hingga 2022 mencapai USD 57,2 miliar. Khusus tahun ini, jumlah investasi diproyeksikan mencapai USD 13,2 miliar, naik lebih dari 20 persen dari capaian tahun lalu. Torehan tersebut berada di atas rata-rata investasi global yang hanya naik 5 persen di tahun 2022.
Fahmy menjelaskan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi investor untuk investasi di sektor hulu migas Indonesia. Yakni, dampak pandemi Covid-19 selama dua tahun yang masih berpengaruh, cadangan migas Indonesia yang jumlahnya masih terjadi perdebatan, dan tren transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan.
Jika kembali merujuk data dari SKK Migas, saat pandemi melanda secara global tahun 2020-2021, investasi di sektor hulu migas justru mengalami pertumbuhan sebesar 3,8 persen. Pada rentang waktu tersebut, capaian investasi meningkat dari USD 10,5 miliar menjadi USD 10,9 miliar. '
Produksi
Pada kesempatan terpisah, Anggota Komisi VII dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Mulyanto menjelaskan investasi yang dibutuhkan di sektor hulu migas sangat besar. Hal tersebut penting untuk memenuhi target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030.
Setelah kenaikan investasi, menurut Mulyanto, pemerintah dan SKK Migas bisa fokus mendorong berbagai aspek lain untuk menjamin peningkatan produksi migas.
“Bukan hanya soal investasi, tetapi juga insentif fiskal dan non-fiskal; koordinasi antar kementerian; kebijakan satu pintu yang proaktif; pengokohan kelembagaan SKK Migas; kepastian hukum dan lain-lain,” tutur Mulyanto.
Mulyanto berharap pemerintah dapat memaksimalkan peran industri hulu migas saat proses transisi energi menuju net zero emission tahun 2060.
“Perlu dirancang grand strategy industri migas yang jitu memasuki masa-masa transisi tersebut,” ujar Mulyanto.
Wakil Ketua Komisi VII dari fraksi Partai Amanat Nasional, Eddy Soeparno memberikan masukan serta dukungan agar SKK Migas memperkuat kinerja lebih keras lagi untuk mencapai target 1 juta BOPD dan 12 miliar BSCFD.
“Sehingga ini tidak hanya bisa mencegah penurunan dari produksi minyak mentah atau lifting migas kita, tetapi juga bisa mencapai target itu,” tutup Eddy.
Advertisement
Investasi Hulu Migas Naik 20 Persen, Kepastian Hukum jadi Kunci
Melonjaknya harga minyak dan gas (migas) dunia dalam dua tahun terakhir tidak serta merta menaikkan investasi di sektor hulu migas. Berdasarkan hasil riset Rystad Juli 2022, tahun ini nilai investasi migas global diperkirakan hanya tumbuh 5 persen dibandingkan tahun 2021.
Riset tersebut juga mengungkapkan, sebagian besar investor migas global menggunakan hasil keuntungan dari lonjakan harga migas selama dua tahun terakhir untuk melunasi pinjaman dan membayarkan dividen kepada pemegang saham.
Total pelunasan pinjaman perusahaan-perusahaan migas global sampai Juli 2022 mencapai USD 64 miliar. Adapun alokasi dana yang digunakan untuk membayarkan dividen sebesar USD 54 miliar.
Berbeda dengan tren global, di Indonesia investasi di hulu migas dalam dua tahun terakhir justru mengalami lonjakan besar. Pada tahun 2021 nilai investasi di hulu migas menurut catatan SKK Migas sebesar USD 10,8 miliar, sementara tahun 2022 investasi di hulu migas Indonesia diproyeksikan mencapai USD 13,2 miliar atau naik lebih dari 20 persen.
Tahun ini sejumlah international oil company seperti Petronas Carigali telah memenangkan lelang atas wilayah kerja (WK) migas North Ketapang. Sementara British Petroleum (BP) menjadi pemenang lelang atas WK Agung I dan Agung II.
Petronas Carigali sendiri tahun lalu berhasil menemukan hidrokarbon berupa minyak dengan lajur alir awal sekitar 2.100 barel minyak per hari (bph) di WK Nort Madura II.
Pengamat Ekonomi Energi Berly Martawardaya, menyatakan sebagian besar cadangan migas yang proven dan unexploited baik onshore maupun offshore di Indonesia berada di kawasan timur.
“Ini memerlukan biaya penggalian dan operasi tinggi, sehingga kepastian hukum untuk investasi migas sangat penting,” kata Berly dikutip Rabu (7/12/2022).
Menurut dia, revisi undang-undang migas merupakan salah satu langkah strategis yang mendesak dilakukan di luar upaya proaktif pemerintah untuk menggaet investor.
Investasi migas masuk dalam kategori jangka panjang dengan tenor rata-rata lebih dari 20 tahun, sehingga hasil yang diperoleh tidak bisa dinikmati secara cepat. Hal senada sebelumnya juga diungkapkan Pengamat Energi Tumbur Parlindungan.
Harga Komoditas
Menurut dia, di tengah harga komoditas yang cukup tinggi, target investasi yang dicanangkan pemerintah bisa tercapai. Hal ini didukung kebutuhan energi yang meningkat seiring membaiknya ekonomi dunia pasca pandemi COVID-19.
Minat investor juga meningkat seiring tersedianya pilihan blok dengan kualitas baik serta didukung ekosistem investasi, kebijakan fiskal dan iklim investasi. Pasalnya, investasi di sektor migas merupakan investasi jangka panjang, sehingga kepastian hukum (contract sanctity) menjadi keharusan.
"Investasi migas yang menggerakkan ekonomi Indonesia selama ini. Kalau kita mau ada pertumbuhan ekonomi yang baik, tentu saja sektor energi adalah sektor utama yang perlu diperbaiki," tegas dia.
Sebagai catatan, kebijakan proaktif pemerintah di sektor hulu migas diantaranya percepatan proses perizinan investasi. Dari target waktu penyelesaian maksimal 3 hari, pada Oktober 2022 rata-rata waktu penyelesaian perizinan di sektor hulu migas hanya 1,03 hari. Cepatnya proses perizinan telah mendorong kontraktor segera melanjutkan rencana kerjanya. Selama ini perizinan merupakan salah satu kunci di sektor hulu migas.
Percepatan proses izin yang terus menjadi perhatian pemerintah diharapkan memberikan keuntungan kepada kontraktor dan memberikan kepastian terhadap kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas.
Advertisement