Anak Muda Semarang Gelar Festival Kreatif Inklusif, Peringati Hari Disabilitas Sedunia

Festival Kreatif Inklusif ini menampilkan rangkaian pertunjukan seni, peragaan busana, dan pameran produk kreatif di sepanjang kawasan Kepodang, salah satu jalan populer di Kota Lama, Semarang.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2022, 18:33 WIB
UNESCO Jakarta dan Pemerintah Kota Semarang menyelenggarakan Festival Kreatif Inklusif di Kota Lama Semarang, Minggu (11/12/2022).

Liputan6.com, Jakarta Kita Muda Kreatif UNESCO Jakarta dan Pemerintah Kota Semarang menyelenggarakan Festival Kreatif Inklusif pada 11 Desember 2022 di Kota Lama Semarang dalam rangka Hari Disabilitas Sedunia.

Acara ini bertujuan untuk memperlihatkan kekuatan kreativitas anak-anak muda untuk mewujudkan dunia yang lebih inklusif.

Festival Kreatif Inklusif ini menampilkan rangkaian pertunjukan seni, peragaan busana, dan pameran produk kreatif di sepanjang kawasan Kepodang, salah satu jalan populer di Kota Lama, Semarang.

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu bersama dengan perwakilan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak membuka secara resmi festival ini, Minggu.

Untuk menegaskan komitmen Semarang menjadi kota yang lebih inklusif, Pemerintah Kota Semarang pada kesempatan ini juga meluncurkan pameran khusus karya penyandang disabilitas di Galeri Kreatif Semarang dan Ambulans Hebat, yaitu mobil ambulans yang diperuntukkan bagi pasien penyandang disabilitas.

Beragam asosiasi dan komunitas penyandang disabilitas dari Semarang juga hadir dan tampil dalam beragam karya seni di sekitar kawasan Jalan Kepodang, Kota Lama.

Widji Astuti, pemilik Serodja Widji Batik, adalah perempuan muda pengrajin batik sekaligus pengusaha muda penyandang disabilitas asal Yogyakarta yang membuat batik dengan teknik lukisan air Suminagashi Jepang. Dia memulai teknik ini untuk mengatasi kurangnya ketangkasan jarinya.

Dalam fashion show Festival Kreatif ia berkolaborasi dengan dua merek usaha milik pengusaha muda lainnya, yaitu @muhammadbayuindonesia oleh Mochamad Bayu Noviantoro dan Alifati dari brand Lipcraft – keduanya dari Semarang, untuk mengembangkan koleksi fesyen baru bernama Tutur Batin yang dipertunjukkan dalam fesyen show kali ini.

Batik lukisan air karya Widji telah menginspirasi Bayu dan Alif untuk merancang pakaian baru yang indah beserta aksesorinya.

 


Kata Salah Seorang Desainer Grafis

Puput (Rizqy Puput Isnaini) dan Zul (Ahmad Zulfikar Fauzi) adalah desainer grafis muda dan pemilik merek usaha Artshine dan Zulfikar Artem.

Kelainan otot (Muscular Dystrophy) yang mereka alami sejak lahir tidak pernah menghalangi mereka berdua untuk mengejar impian dan karirnya. Untuk show kali ini, Puput menggandeng Risa Maharani Basic dari Semarang dan Silly dari Yogyakarta untuk membuat koleksi busana baru, sementara Puput dan Zul juga bekerja sama mengadakan workshop melukis selama festival berlangsung.

Kolaborasi ini telah diorkestrasikan oleh program Kita Muda Kreatif UNESCO-Citi Foundation yang membimbing wirausaha kreatif muda sejak 2017. Selain keterampilan bisnis dasar dan kesadaran warisan budaya, program ini juga menanamkan nilai-nilai seperti kelestarian lingkungan, kesetaraan gender, dan inklusi sosial. Memasuki tahun keenam pelaksanaannya pada Desember 2022, program ini secara sadar mendorong kolaborasi dengan penyandang disabilitas.

"Saya terkesan bagaimana Widji bekerja keras dan menginspirasi saya dengan ide-ide kerennya," kata Bayu. Setelah kolaborasi ini, ia yakin bahwa setiap orang adalah sama dan setara meskipun kemampuan fisiknya berbeda. Ini hanya masalah memberi mereka dukungan yang tepat agar kreativitas dan kapasitas mereka bisa melejit. Jadi, Bayu berharap ada lebih banyak inisiatif semacam ini di masa mendatang.

 


Festival Kreatif Memperluas Jaringan dan Memotivasi

Zul juga setuju bahwa Festival Kreatif Inklusif telah memperluas jaringannya dan memotivasi dirinya untuk berbuat lebih banyak. "Akses kolaborasi adalah hal yang paling kami butuhkan untuk bisnis kami," ujar Zul.

Direktur dan Kepala Corporate Affairs Citi Indonesia Puni A Anjungsari mengatakan sebagai warga korporasi yang baik, Citi berperan aktif untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan beragam. Kita Muda Kreatif diciptakan untuk menyamakan kedudukan masyarakat yang tinggal di sekitar situs warisan budaya dunia dan tujuan wisata popular di Indonesia sehingga mereka juga mampu melestarikan pengembangan budaya lokal serta mendapatkan keuntungan ekonomi dari kegiatan pariwisata di daerah tersebut.

"Penyandang disabilitas merupakan bagian terpadu dari masyarakat ini. Potensi mereka untuk berkontribusi pada kemajuan ekonomi lokal sangat besar dan sama pentingnya. Kami sangat bangga dengan langkah yang telah diambil oleh para penerima manfaat ini dan kami berharap Pemerintah Indonesia akan terus melihat semua anak muda ini sebagai aset negara," katanya.

 


Bisnis dan Inklusi Sosial

Kepala Unit Budaya UNESCO Jakarta Moe Chiba mengatakan bisnis pada abad ke-21 tidak boleh mengabaikan aspek kelestarian lingkungan dan inklusi sosial.

Program Kita Muda Kreatif telah menantang para wirausahawan muda untuk berpikir lebih dari hanya sekadar menghasilkan pendapatan saja tetapi juga bagaimana pekerjaan mereka dapat berkontribusi pada berbagai tujuan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Ia mengandalkan kreativitas anak muda Indonesia untuk menciptakan lebih banyak peluang baru bagi penyandang disabilitas.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menuturkan pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atas dukungannya kepada Pemerintah Kota Semarang khususnya terkait perlindungan dan pemberdayaan anak-anak penyandang disabilitas.

"Ini mungkin menjadi yang pertama kali di Indonesia, festival kreativitas anak-anak inklusi sungguh meriah. Hari ini kita memanjakan teman-teman semuanya. Ada opera Baruklinting, ada operet dan Pemkot Semarang hari ini sangat mendukung teman-teman disabilitas yang akan meluncurkan ambulans khusus untuk penyandang disabilitas. Nanti pemerintah juga menyiapkan ruang pamer display untuk karya-karya khusus disabilitas di kota lama,” tutur mbak Ita, sapaan akrabnya.

Ita menambahkan, jika ruang pamer display diperuntukkan bagi penyandang disabilitas yang akan memamerkan hasil-hasil karyanya. "Gratis dan nanti bisa dijual kalau ada pengunjung yang berminat," katanya.

Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, melalui Deputi Bidang Perlindungan Anak Nahar, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas acara tersebut.

Infografis Banjir Rob dan Jebolnya Tanggul Laut di Semarang. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya