, New York - Pejabat tinggi bidang penyakit menular Amerika sekaligus penasihat utama tanggapan AS terhadap pandemi COVID-19, Anthony Fauci, jadi target Elon Musk pada Minggu 11 Desember 2022 di Twitter. Melalui sebuah tweet yang kemudian viral.
Advertisement
"Kata ganti saya adalah Adili/Fauci," tulis CEO miliarder Twitter tersebut seperti dikutip dari DW Indonesia, Senin (12/12/2022).
Cuitan Elon Musk itu dinilai menyinggung praktik penunjukan kata ganti gender setelah nama seseorang, serta dinilai sebagai kampanye sayap kanan untuk menuntut Fauci atas kejahatan terkait keterlibatannya dalam kebijakan COVID-19 di AS.
Musk juga mengunggah sebuah meme yang menunjukkan Fauci memberi tahu Presiden AS Joe Biden, "Tinggal satu penguncian lagi, rajaku ...", menunjukkan kritik nyata Musk terhadap tindakan mitigasi COVID-19 di AS.
Di awal pandemi, Musk sebelumnya pernah menulis cuitan bahwa kekhawatiran terhadap virus sebagai tindakan "bodoh". Dan sejak mengambil alih Twitter, Musk juga telah menghapus kebijakan yang menargetkan misinformasi tentang COVID-19.
Cuitan Musk yang menargetkan Fauci itu pun viral di Twitter, menerima lebih dari 800.000 suka dalam waktu sekitar 11 jam, Meski begitu, cuitan Musk juga menuai kritik.
Ilmuwan vaksin dan penulis Peter Hotez misalnya, meminta Musk untuk menghapus tweet tersebut, dengan mengatakan, "200.000 orang Amerika kehilangan nyawa mereka karena COVID akibat retorika dan disinformasi antisains semacam ini."
Respons Memuji Fauci
Senator Demokrat Amy Klobuchar merespons cuitan Musk dengan memuji bagaimana Fauci "dengan tenang membimbing negara melalui krisis." Ia juga mengkritik Musk dengan mengatakan: "Bisakah Anda meninggalkan orang baik sendirian agar tidak menjadi pusat perhatian Anda yang tak ada habisnya?"
Sementara Musk mendapat pujian dari sudut sayap kanan.
Merespons cuitan Musk, anggota kongres dari Partai Republik Marjorie Taylor Greene, menulis cuitan: "Saya mendukung kata ganti Anda Elon."
Akun Greene sebelumnya telah dihapus dari Twitter karena misinformasi COVID-19, tetapi sudah dipulihkan kembali di bawah kepemimpinan Musk.
Anggota parlemen dari Partai Republik sebelumnya telah berjanji untuk menginterogasi Fauci ketika mereka berhasil mengambil alih kendali Dewan Perwakilan Rakyat pada bulan Januari. Mereka sebelumnya telah bersitegang berulang kali dengan ahli imunologi itu atas vaksin COVID-19, pemakaian masker, dan masalah terkait pandemi lainnya.
Fauci, 81, dikabarkan akan mengundurkan diri bulan ini dari perannya di pemerintahan sebagai kepala penasihat medis Biden, serta sebagai Direktur Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular, yang dipimpinnya sejak 1984.
Dalam penampilan terakhirnya di Gedung Putih pada bulan November lalu, Fauci mengecam proliferasi saran kesehatan yang buruk secara online dan mengatakan hal tersulit yang harus dia tangani saat memimpin perjuangan Amerika melawan COVID-19 adalah polarisasi negara di sepanjang garis politik.
Advertisement
Elon Musk Mau Hapus 1,5 Miliar Akun Twitter Tak Aktif
Sebelumnya, Elon Musk menyatakan akan menghapus 1,5 miliar akun Twitter yang tidak aktif. Pernyataan ini disampaikan langsung olehnya melalui akun resminya di platform tersebut.
Menurut CEO Tesla itu, pembersihan ini dilakukan agar mereka bisa mendaur ulang nama dari akun tidak aktif tersebut untuk dipakai oleh pengguna lainnya.
"Twitter akan segera mulai membebaskan ruang nama dari 1,5 miliar akun," kata Musk, dikutip Minggu (11/12/2022). "Ini adalah penghapusan akun tanpa tweet dan tidak log in selama bertahun-tahun," tambahnya.
Selain itu, Elon Musk juga mengungkapkan Twitter sedang menggarap update perangkat lunak untuk membuat pengguna mengetahui status akun Twitter-nya, serta alasan jika dirinya terkena shadowban.
"Twitter sedang mengerjakan pembaruan software yang akan menunjukkan status akun Anda yang sebenarnya, sehingga Anda tahu dengan jelas jika Anda terkena shadowbanned, alasan mengapa dan bagaimana mengajukan banding," katanya.
Sebelumnya, laporan The Information mengungkapkan soal bocoran mengenai biaya langganan layanan ini setelah nanti dihadirkan kembali.
Mengutip informasi dari Tech Crunch, Jumat (9/12/2022), biaya langganan Twitter Blue untuk pembelian melalui situs web akan dipatok USD 7 atau sekitar Rp 109 ribu.
Tapi untuk pendaftaran melalui aplikasi iOS, biaya yang dibebankan untuk Twitter Blue lebih tinggi yakni USD 11 atau sekitar Rp 171 ribu.
Harga lebih mahal ini disebut menjadi langkah Twitter mengakomodasi biaya tambahan yang dibebankan Apple pada para pengembang ketika melakukan transaksi melalui platformnya.
Elon Musk Rilis Ulang Twitter Blue
Selain itu, Twitter baru saja mengumumkan opsi layanan berlangganan Twitter Blue akan kembali diluncurkan pada Senin 12 Desember 2022.
Rencananya, harga Twitter Blue versi web akan dibanderol senilai USD 8 (Rp 125 ribu) per bulan. Sementara via aplikasi di iOS akan lebih mahal.
Diketahui, pengguna yang berlangganan Twitter Blue via aplikasi iOS akan dibebankan harga USD 11 (Rp 172 ribu) per bulannya.
Adapun kenaikan harga di iOS ini karena, Twitter harus membayar biaya tambahan dibebankan Apple ke pengembang--biaya yang ditentang keras oleh Elon Musk.
Apple membebankan biaya tambahan 30 persen pada pengembang di tahun pertama langganan layanan mereka. Lalu, biaya tersebut akan turun 15 persen di tahun kedua.
Pelanggan Twitter Blue akan menerima tanda centang biru di samping nama mereka, tetapi hanya setelah mereka memverifikasi nomor telepon yang digunakan.
Tidak hanya itu, pelanggan juga harus menunggu dengan sabar hingga akun akun mereka telah ditinjau oleh tim Twitter secara manual.
Pelanggan Twitter Blue juga dapat menggunakan beberapa fitur, seperti edit tweet, posting video beresolusi 1080p, dan Readers Mode.
Bagi pelanggan yang mengubah nama pengguna, nama tampilan, dan foto profil akan kehilangan tanda centang biru untuk sementara hingga akunnya ditinjau kembali.
Informasi, perusahaan milik Elon Musk itu sempat setop langganan Blue baru bulan lalu setelah akun dengan centang biru digunakan untuk menyamar sebagai bisnis, selebritas, dan individu terkenal lainnya.
Advertisement