Ada Rapat The Fed, IHSG Diprediksi Masih Betah di Bawah Posisi 7.000

Sentimen inflasi Amerika Serikat dan hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve bayangi IHSG.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 13 Des 2022, 06:01 WIB
Indeks sempat meraih level tertinggi di 5.399,99 dan terendah di 5.371,67 sepanjang perdagangan hari ini, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Analis menilai dalam jangka pendek Indeks Harga Saham Gabungan akan bergerak di rentang 6.700-6.800, karena investor masih menunggu data inflasi Amerika Serikat (AS) dan hasil rapat Federal Market Open Committee (FOMC), pada 14 Desember 2022. 

"Dalam jangka pendek kemungkinan IHSG akan bergerak di range 6.700-6.800, karena investor masih menunggu data inflasi AS besok dan hasil rapat FOMC 14 Desember nanti,” kata Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei saat dihubungi Liputan6.com,ditulis Selasa (12/12/2022).

Dengan demikian, investor akan mencerna dampak yang akan terjadi setelah data inflasi AS dan hasil pertemuan bank sentral atau Federal Open Market Committee (FOMC).

"Sehingga investor akan mencerna dampak yang akan terjadi nantinya,” kata Jono. 

Jono mengatakan, untuk IHSG bisa dikatakan mengalami rebound secara teknikal mengingat sudah berada di area support.

"Untuk IHSG sendiri bisa dikatakan mengalami rebound secara teknikal mengingat sudah di area support. Untuk sektor sendiri yang bisa diperhatikan dari perbankan dan energi,” kata dia.


Penutupan IHSG pada 12 Desember 2022

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan saham Senin (12/12/2022). Mayoritas sektor saham menghijau, dan sektor saham teknologi kembali masih tertekan.

Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,29 persen ke posisi 6.734,45. Indeks saham LQ45 bertambah 0,61 persen ke posisi 938,74. Sebagian besar indeks acuan menguat. Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.734,45. Sepanjang perdagangan awal pekan ini, IHSG berada di zona merah. Bahkan, IHSG sentuh level terendah 6.641,81.

Sebanyak 316 saham menguat sehingga angkat IHSG. 226 saham melemah dan 162 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 992.960 saham. Total volume perdagangan saham 22,8 miliar saham dan nilai transaksi Rp 12,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 15.620.

Mayoritas indeks sektor saham menghijau kecuali sektor saham teknologi merosot 2,35 dan sektor saham infrastruktur susut 0,24 persen.

Sementara itu, sektor saham energi mendaki 0,54 persen, sektor saham basic bertambah 0,16 persen, sektor saham industri melesat 0,22 persen, dan sektor saham nonsiklikal melejit 1,21 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal menanjak 0,04 persen, sektor saham kesehatan naik 0,73 persen, sektor saham keuangan bertambah 0,18 persen, sektor saham properti naik 0,78 persen, dan sektor saham transportasi bertambah 1,06 persen.


Top Gainers-Losers pada 12 Desember 2022

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham MTPS melesat 34,67 persen

-Saham CHEM melesat 26,25 persen

-Saham WAPO melesat 25 persen

-Saham BBRM melesat 21,74 persen

-Saham INPS melesat 18,24 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham IPAC merosot 9,77 persen

-Saham ISAP merosot 9,20 persen

-Saham NINE merosot 8,51 persen

-Saham ARTA merosot 9,77 persen

-Saham CLEO merosot 6,96 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham BMRI senilai Rp 821,4 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 725,8 miliar

-Saham BSBK senilai Rp 601 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 557,4 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 547,5 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

-Saham BSBK tercatat 61.000 kali

-Saham MTPS tercatat 32.815 kali

-Saham CHEM tercatat 26.132 kali

-Saham DEWI tercatat 22.542 kali

-Saham ASRI tercatat 16.685 kali


Penutupan Bursa Saham Asia pada 12 Desember 2022

Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Senin, 12 Desember 2022 seiring investor antisipasi jelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 2,2 persen, dan berakhir ke posisi 19.463,63. Indeks Hang Seng teknologi tumbang 4,05 persen ke posisi 4.192,67. Di Australia, indeks ASX200 melemah 0,45 persen ke posisi 7.1808. Indeks Nikkei 225 merosot 0,21 persen ke posisi 27.842,33. Indeks Topix turun 0,22 persen ke posisi 1.957,33.

Di Korea Selatan, indeks Kospi melemah 0,67 persen ke posisi 2.373,02. Indeks Kosdaq terpangkas 0,59 persen ke posisi 715,22. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 1,13 persen.

Di bursa saham China, indeks Shanghai merosot 0,63 persen ke posisi 3.179,04. Indeks Shenzhen turun 0,673 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya