Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 55 situs web yang menyiarkan Piala Dunia 2022 Qatar secara ilegal, diblokir oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS).
Situs-situs streaming ilegal itu ditutup setelah perwakilan FIFA mengidentifikasi situs yang digunakan untuk mendistribusikan konten yang melanggar hak cipta, tanpa izin badan sepak bola dunia itu.
Advertisement
Dilaporkan AFP, seperti dikutip dari France24, Selasa (13/12/2022), FIFA menjadi pemegang hak eksklusif Piala Dunia, di mana saat ini gelaran itu sudah mencapai tahap semifinal.
Agen khusus James Harris dari Homeland Security Department mengatakan, banyak yang mungkin percaya bahwa situs streaming ilegal web semacam ini bukanlah ancaman serius.
Namun menurut mereka, pelanggaran terhadap pemegang hak atas kekayaan intelektual apa pun, merupakan ancaman yang semakin besar terhadap keberlangsungan ekonomi.
"Dampaknya bisa dirasakan di berbagai industri, dan bisa menjadi saluran untuk bentuk kegiatan kriminal lainnya," kata Harris.
Departemen Kehakiman tidak merinci situs streaming ilegal yang disita. Namun, pengunjung nantinya bakal diarahkan ke situs lain, untuk mendapatkan informasi tambahan.
Situs streaming gratisan memang diketahui jadi incaran banyak orang yang ingin menonton Piala Dunia 2022 Qatar dengan cuma-cuma dan mudah.
Sayangnya, kanal-kanal tidak resmi banyak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu, untuk mendapatkan keuntungan yang lebih. Salah satunya seperti terjadi di platform YouTube melalui fitur live streaming.
Siaran Langsung Palsu
Menggunakan fitur siaran langsung, beberapa pihak membuat siaran palsu dengan embel-embel pertandingan Piala Dunia, meski ternyata hal itu adalah video dari gim FIFA 23.
Hal ini seperti dilansir media Vietnam vnexpress, dikutip Sabtu (3/12/2022), yang melaporkan bahwa puluhan ribu orang disesatkan dengan menonton video YouTube palsu tentang pertandingan Piala Dunia 2022 Qatar.
Huy Hoang, dari Hanoi, mengaku awalnya mengira sedang menonton pertandingan antara Jepang melawan Jerman beberapa waktu lalu.
"Butuh beberapa menit bagi saya untuk menyadari bahwa konten itu palsu," kata Hoang.
Dia menceritakan menemukan video berjudul "Live Germany-Japan on 23/11 Group E World Cup 2022" melalui pencarian Google. Video itu juga menyertakan komentar berbahasa Vietnam.
"Baru setelah saya membaca komentar streaming langsung dan melihat bidikan jarak dekat dari wajah para pemain, saya baru menyadari bahwa itu adalah cuplikan dari video game FIFA 23," kata Hoang.
Rupanya tidak hanya Hoang, puluhan ribu orang lain juga sudah menonton video YouTube palsu yang mengatas namakan Piala Dunia, sejak pertandingan digelar pada 20 November 2022.
Salah satu siaran langsung palsu pun dilaporkan sudah menggaet 40 ribu orang penonton, di mana ternyata tayangan tersebut hanyalah rekaman dari game. Tentu saja di komentar, banyak orang yang marah karena merasa tertipu.
Advertisement
Waspada Kejahatan Siber Selama Piala Dunia
YouTube sudah menyatakan memakai judul, thumbnail, deskripsi untuk mengelabui pengguna agar percaya bahwa konten tersebut adalah sesuatu padahal bukan, adalah melanggar kebijakan platform.
Biasanya, video-video semacam ini disembunyikan atau dimodifikasi setelahnya, demi terhindari dari moderasi Google.
Biar tidak tertipu dan merasa dikerjai, tentu saja yang terbaik adalah dengan menonton Piala Dunia 2022 di situs streaming yang legal, atau secara langsung melalui siaran TV digital jika ingin menontonnya secara gratis.
Sebelumnya, perusahaan keamanan siber Kaspersky meminta masyarakat untuk mewaspadai kejahatan siber yang mungkin terjadi dengan mengatasnamakan Piala Dunia 2022 Qatar.
Mereka mengatakan, gelaran olahraga paling ditunggu oleh para penggemar sepak bola ini, turut menarik perhatian para penjahat dunia maya yang ingin memperoleh uang dengan cepat.
Skema Penipuan Siber
Olga Svistunova, pakar keamanan di Kaspersky mengatakan, acara olahraga besar selalu menarik perhatian para penjahat dunia maya.
Ia menambahkan, dengan Piala Dunia ini, penipu menjadi sangat kreatif, karena mereka telah mengamati berbagai skema penipuan yang digunakan.
Menurut Olga, Kaspersky melihat bagaimana mereka mencoba untuk mendapatkan keuntungan paling banyak dari situasi tersebut dan mengeksploitasi sebanyak mungkin topik trendi, termasuk semakin banyak penipuan NFT.
"Pada saat yang sama, ada banyak yang disebut penipuan tradisional di luarsana mulai dari hadiah, tiket palsu hingga toko merchandise," kata Olga.
Mengutip siaran persnya, Senin (21/11/2022), pakar Kaspersky telah menganalisis situs web phishing terkait Piala Dunia dari seluruh dunia yang dirancang untuk mencuri data identitas dan perbankan pengguna.
Para peneliti telah menemukan halaman palsu yang menawarkan segalanya, mulai dari tiket atau merchandise acara, hingga layanan streaming pertandingan, ditambah hadiah dan penipuan NFT yang mengeksploitasi Piala Dunia.
(Dio/Isk)
Advertisement