Liputan6.com, Jakarta - Sejak kepemimpinan Elon Musk, tidak dimungkiri Twitter telah mengalami sejumlah perubahan. Terbaru, CEO Tesla itu diketahui berencana untuk menambah jumlah karakter dalam sebuah cuitan.
Tak tanggung-tanggung, jumlah karakter yang bisa dicuitkan mencapai 4.000. Dikutip dari Mashable, Selasa (13/12/2022), rencana ini diketahui ketika Elon membalas cuitan seorang warganet.
Advertisement
Ketika itu, ada warganet yang menanyakan pada Elon, apakah benar Twitter akan menambah karakter cuitannya dari 280 menjadi 4.000. Merespons pertanyaan tersebut, Elon hanya menulis balasan singkat, "Yes".
Cuitan itu pun sontak menarik perhatian, karena ada kemungkinan Twitter akan benar-benar menambah karakter dalam sebuah tweet. Kendati demikian, ini bukan kali pertama miliarder itu mengungkap rencana tersebut.
Pada November 2022, ia sempat sempat menjawab pertanyaan tersebut dengan menyatakan menambah batasan karakter di Twitter masuk dalam daftar hal yang harus dilakukan dirinya di perusahaan.
Meski telah beberapa kali menyatakan rencananya, Elon hingga saat ini belum memastikan kapan fitur ini akan digulirkan dan apakah akan berlaku ke semua pengguna. Sebab, tidak tertutup kemungkinan, fitur ini bisa menjadi cara untuk menarik pengguna untuk berlangganan layanan Twitter Blue.
Sejak diluncurkan, Twitter memang dikenal memiliki batasan karakter yang bisa dicuitkan. Pada awalnya, jumlah karakter yang bisa dicuitkan pengguna adalah 140, yang didasarkan pada batasan karakter untuk SMS ketika itu.
Baru kemudian, di bawah kepemimpinan CEO Jack Dorsey di 2017, Twitter menambah batasan karakter itu menjadi 280. Namun jika memang rencana menambah karakter sebuah tweet di Twitter mencapai 4.000 ini diwujudkan, harus diakui akan mengubah wajah layanan tersebut yang dikenal sebagai situs microblogging.
Elon Musk Rilis Ulang Twitter Blue
Di samping itu, Twitter baru saja mengumumkan opsi layanan berlangganan Twitter Blue akan kembali diluncurkan pada Senin 12 Desember 2022.
Rencananya, harga Twitter Blue versi web akan dibanderol senilai USD 8 (Rp 125 ribu) per bulan. Sementara via aplikasi di iOS akan lebih mahal.
Diketahui, pengguna yang berlangganan Twitter Blue via aplikasi iOS akan dibebankan harga USD 11 (Rp 172 ribu) per bulannya.
Adapun kenaikan harga di iOS ini karena, Twitter harus membayar biaya tambahan dibebankan Apple ke pengembang--biaya yang ditentang keras oleh Elon Musk.
Apple membebankan biaya tambahan 30 persen pada pengembang di tahun pertama langganan layanan mereka. Lalu, biaya tersebut akan turun 15 persen di tahun kedua.
Pelanggan Twitter Blue akan menerima tanda centang biru di samping nama mereka, tetapi hanya setelah mereka memverifikasi nomor telepon yang digunakan.
Tidak hanya itu, pelanggan juga harus menunggu dengan sabar hingga akun akun mereka telah ditinjau oleh tim Twitter secara manual.
Pelanggan Twitter Blue juga dapat menggunakan beberapa fitur, seperti edit tweet, posting video beresolusi 1080p, dan Readers Mode.
Bagi pelanggan yang mengubah nama pengguna, nama tampilan, dan foto profil akan kehilangan tanda centang biru untuk sementara hingga akunnya ditinjau kembali.
Informasi, perusahaan milik Elon Musk itu sempat setop langganan Blue baru bulan lalu setelah akun dengan centang biru digunakan untuk menyamar sebagai bisnis, selebritas, dan individu terkenal lainnya.
Advertisement
Elon Musk Temui Tim Cook: Twitter dan Apple Berdamai
Sebelumnya, Elon Musk mengaku telah menemui CEO Apple Tim Cook untuk membahas kesalahpaham terkait nasib aplikasi Twitter di App Store.
Musk, yang awal pekan ini mengklaim bahwa Apple telah 'mengancam untuk menghapus Twitter dari App Store', mengatakan dia dan Cook melakukan 'percakapan yang baik' selama pertemuan di kantor pusat Apple di Cupertino, California.
“Di antaranya, kami menyelesaikan kesalahpahaman tentang kemungkinan Twitter dihapus dari App Store,” tulis Elon Musk di Twitter, dikutip Kamis (1/12/2022).
“Tim Cook menjelaskan bahwa Apple tidak pernah mempertimbangkan untuk melakukannya,” sambung Musk.
Elon Musk sendiri tidak menjelaskan inti masalah Apple dengan aplikasi Twitter. Namun, mantan Head of Trust and Safety Twitter menyatakan bahwa Apple telah menandai berbagai masalah selama proses peninjauan aplikasi di masa lalu.
Selain masalah App Store, Musk juga bergabung dengan komunitas pengembang untuk mengkritik 'pajak rahasia' App Store sebesar 30 persen untuk pembelian dalam aplikasi.
Musk dilaporkan menunda peluncuran kembali langganan Twitter Blue untuk menghindari biaya. Demikian menurut buletin Platformer, dikutip dari Engadget.
Apple Permasalahkan Konten di Twitter
Dikutip dari Engadget, ini bukan pertama kalinya Apple mempermasalahkan Twitter.
Dalam sebuah op-ed yang diterbitkan di The New York Times, Yoel Roth, mantan Head of Trust and Safety, Twitter mengungkapkan, peninjau App Store sering menandai konten di Twitter selama proses peninjauan aplikasi.
"Selama saya bekerja di Twitter, perwakilan toko aplikasi secara teratur mengemukakan kekhawatiran tentang konten yang tersedia di platform kami," tulis Roth.
Roth mencontohkan, peninjau aplikasi telah menandai contoh penghinaan rasial dan ketelanjangan di platform tersebut.
"Meski tampaknya sebagian besar didorong pemeriksaan dan anekdot manual, prosedur peninjauan ini punya kekuatan menggagalkan rencana perusahaan dan memicu krisis semua pihak selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan sekaligus," katanya.
Apple diketahui memiliki aturan yang ketat, jika ditegakkan secara tidak merata, yang mengatur konten yang dapat muncul di toko aplikasinya.
Parler misalnya, sempat dihapus dari App Store selama berbulan-bulan karena aturan moderasi kontennya yang longgar. Aplikasi ini dikembalikan setelah merilis sistem moderasi berbasis kecerdasan buatan.
Pada 2018, Tumblr juga melarang konten dewasa setelah penghapusan singkat dari App Store.
(Dam/Isk)
Advertisement