Liputan6.com, Jakarta - Seringkali individu telah menunjukkan sifat manipulatif mereka atau menjadi korban dari perilaku buruk tersebut.
Hal itu bisa dikatakan sifat yang umum terjadi pada individu, namun jika terlalu berlebihan bisa saja menjadi kebiasaan buruk yang mungkin sulit untuk dihilangkan.
Advertisement
Dilansir melalui Psychcentral, Selasa (13/12/2022), manipulasi adalah perilaku tidak etis dengan pemaksaan yang didorong oleh tujuan mengeksploitasi atau mengendalikan orang lain untuk keuntungan pribadi.
Meskipun definisinya sederhana, perilaku manipulatif dapat menyamarkan dirinya sebagai semua jenis permainan antar pribadi.
Sifat ini tidak memandang gender, semua kalangan bisa terlibat dalam hal ini. Manipulasi dapat terjadi pada siapa saja dalam semua jenis hubungan, mulai dari teman, kekasih, keluarga, bahkan rekan kerja mungkin memiliki kecenderungan manipulatif.
Sementara itu, manipulasi dalam hubungan terkadang bisa berjalan dengan mulus. Bahkan kita seringkali mempertanyakan persepsi kita tentang situasi tersebut daripada tindakan atau motif orang lain.
Oleh karena itu, para manipulator sering menggunakan taktik dan perilaku mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Mengutip dari berbagai sumber, berikut beberapa jenis perilaku manipulatif yang harus diwaspadai.
1. Gaslighting
Gaslighting menjadi salah satu bentuk manipulatif yang menyesatkan seseorang untuk keuntungan pribadi. Mengutip dari Wellandgood, istilah 'gaslighting' berasal dari drama tahun 1938, Gas Light, oleh Patick Hamilton yang diubah menjadi film ikonik Gaslight (1944).
Dalam film ini menceritakan di mana seorang suami memanipulasi istrinya sampai dia yakin dia akan lost contact (kehilangan kontak) secara nyata.
Saat itulah individu yang melakukan kekerasan akan mengabaikan pengalaman korban. Akibatnya, korban akan mulai mempertanyakan bahkan menyalahkan diri mereka sendiri.
2. Silent Treatment
Seorang konselor kesehatan mental, Leon Garber, mengungkapkan bahwa dalam skenario ini manipulator berhenti berbicara kepada orang lain karena menelan rasa emosi.
Namun, mereka akan menggunakan keheningan ini dengan maksud untuk mempertahankan kekuasaan.
"Korban dibuat percaya bahwa mereka telah melakukan tindakan mengerikan yang hanya bisa dimaafkan melalui upaya yang menyeluruh," katanya.
Salah satu ahli juga memberikan persepsinya bahwa sengaja tidak menanggapi pesan teks atau telepon dengan maksud membuat seseorang menunggu untuk menimbulkan kecemasan atau mempertahankan kendali adalah tanda manipulasi yang sangat besar.
3. Sanjungan
Memang sulit untuk membedakan antara pujian dan sanjungan. Pujian diberikan dengan tulus untuk menunjukkan sesuatu yang positif tanpa mengharapkan keuntungan.
Sementara, sanjungan sering digunakan secara tidak jujur sebagai alat untuk mendapatkan pengaruh emosional sehingga seringkali ada harapan untuk mendapatkan sesuatu sebagai balasannya.
Jenis manipulasi ini tidak berbahaya, tetapi bisa mengganggu. Misalnya, seseorang yang ingin gajinya atau jabatannya naik, mungkin akan 'menjilat' kepada atasan dengan perkataan manisnya.
Advertisement
4. Tersandung Rasa Bersalah
Rasa bersalah adalah ketika seseorang mencoba membuat Anda merasa bertanggung jawab atau bersalah atas tindakan atau keputusan Anda.
Tujuan dari rasa bersalah adalah untuk membuat si korban merasa buruk atau malu sehingga mereka akan mengubah perilakunya untuk memenuhi harapanmu.
Rasa bersalah seringkali melibatkan penggunaan sesuatu yang dilakukan satu orang untuk orang lain sebagai 'pengungkit' untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
"Kalau bukan karena aku, kamu tidak akan lulus kuliah."
Dalam hal ini, pihak lain merasa harus membayar hutang. Harus diwaspadai, seseorang yang membuatmu merasa seperti ini sedang memanipulasimu.
5. Berbohong
Orang dengan kecenderungan manipulatif sering berbohong untuk mencoba mengendalikan atau memaksa orang lain, serta menghindari kesalahan atau konsekuensi atas tindakan mereka.
Misalnya, mereka mungkin akan berbohong kepada orang tua terkait izin yang diberikan untuk pergi keluar bersama teman-temannya.
Kebohongan patologis atau secara medis disebut mythomania mungkin merupakan tanda kondisi kesehatan mental.
6. Love Bombing
Love bombing adalah manipulasi melalui perhatian yang berlebihan. Biasanya sering menghujani Anda dengan hadiah, pujian, kasih sayang, hingga rela spending time.
Hal-hal seperti ini mungkin terlihat luar biasa, namun bisa bikin membingungkan. Beberapa cara untuk menghindari love bombing, antara lain menghabiskan waktu bersama teman secara teratur, membuat batasan nilai dan standar yang harus dimiliki oleh diri sendiri.
Jenis manipulasi ini memang sulit untuk ditebak, jadi Anda bisa mengenali tanda-tandanya lebih awal agar dapat menyelamatkan Anda dari sakit hati dalam jangka panjang.
7. Melibatkan Orang Ketiga
Hal ini memang mengambil banyak bentuk, tetapi sering terjadi ketika orang ketiga dibawa ke dalam komunikasi Anda, alih-alih menyimpan masalah di antara dua orang yang terkena dampaknya.
Contohnya, orang yang manipulatif akan melibatkan anggota keluarga dalam perselisihan untuk memihak mereka.
Dengan melibatkan orang ketiga, membuat manipulator tidak perlu bertanggung jawab dan mungkin melindungi mereka dari momen kehilangan argumen.
Advertisement