Liputan6.com, Palangka Raya - Kantong semar merupakan tumbuhan karnivora nepenthes yang keberadaannya kian terancam oleh perdagangan liar. Bentuknya yang unik dan proses memangsa tumbuhan ini dalam memperoleh makanan sangat menarik perhatian banyak orang.
Alih fungsi hutan dan perburuan menyebabkan tanaman ini semakin sulit ditemukan karena nilai jual tumbuhan ini yang tinggi. Bahkan, banyak orang awam yang mengambil tanpa mengetahui cara merawat tumbuhan tersebut.
Advertisement
Tim ilmuwan dari Ceko, Inggris, Polandia, dan Indonesia menemukan tanaman langka ini di kawasan Mentarang Hulu, Kalimantan Utara, pada ketinggian 1.100–1.300 meter di atas permukaan laut. Temuan yang dipublikasi dalam jurnal PhytoKeys menyebutkan, bahwa kantong semar yang mereka temui justru menjebak serangga di bawah tanah tidak seperti pada umumnya.
Ada banyak macam hewan yang ditemukan terperangkap oleh kantong semar Nepenthes pudica, mulai dari semut, lalat/lebah hingga cacing. Spesies yang masuk perangkap ini tentunya berbeda antara kantong bawah tanah dengan kantong di atas tanah.
"Kami meenemukan tanaman kantong semar yang sangat berbeda dari semua spesies lain yang diketahui. Faktanya, spesies ini menempatkan kantong sepanjang 11 cm ke bawah tanah, di mana mereka terbentuk di rongga atau langsung di tanah dan menjebak hewan yang hidup di bawah tanah, biasanya semut, tungau, dan kumbang," tulis Dr Martin Dancák, ahli botani dari Palacký University Olomouc, Republik Ceko.
Tumbuhan ini merambat hingga panjang 20 meter dari tanah ke cabang pohon. Kantong perangkap bawah tanahnya sendiri memiliki panjang sekitar 7 hingga 11 sentimeter, dan diameter 3 hingga 5,5 sentimeter.
Sementara dinding kantongnya cukup kuat, tahan untuk bekerja di bawah tanah. Permukaan luarnya berwarna merah ungu dengan bercak samar, yang semakin memudar jika semakin dalam dan bagian dalam kantongnya berwarna putih dengan bercak merah mencolok.
Michal Golos dari Universitas Bristol, Inggris juga mengatakan perbedaan terjadi karena kantung semar itu hidup di wilayah yang berbeda dengan kantung semar lainnya. Posisi itulah yang membuat kantung semar itu erevolusi untuk memindahkan perangkapnya ke bawah tanah.
"Kami berhipotesis bahwa rongga bawah tanah memiliki kondisi lingkungan yang lebih stabil, termasuk kelembaban, dan mungkin juga ada lebih banyak mangsa potensial selama periode kering," tambah Michal Golos.
Ada 160 spesies genus Nepenthes yang kebanyakan tersebar di hutan tropis dan subtropis Asia Tenggara dan 40 di antaranya berada di Kalimantan. Namun sayangnya, spesies temuan baru kantong semar langsung masuk kategori terancam punah.
Ilmuwan mengidentifikasi Nepenthes pudica di lima titik berbeda di Mentarang Hulu, Kalimantan Utara, dalam area seluas 4 kilometer. Lokasi tersebut berada di luar Taman Nasional Kayan Mentarang yang membuat tanaman ini tidak terproteksi secara legal.
Penemuan spesies yang sangat unik ini, membuktikan bahwa hutan Kalimantan merupakan salah satu pusat biodiversitas keanekaragaman hayati yang paling kaya di dunia. Para peneliti berharap agar tanaman tersebut akan tetap lestari.