5 Fakta dan Ciri-Ciri Marasmus, Kondisi Kekurangan Nutrisi pada Balita

Marasmus adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya kalori dan cairan dalam tubuh serta menipisnya cadangan lemak, berikut ini adalah ciri-cirinya.

oleh Azizah Savira diperbarui 13 Des 2022, 17:00 WIB
Anak balita menangis saat ditimbang di Puskesmas, Kaduhejo, Pandeglang (14/9). Dengan puluhan penduduk mengalami gizi kurang, gizi buruk dan beberapa anak sudah divonis stunting, ini menjadi gambaran bagaimana sulitnya mencegah stunting. (Foto:Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Balita memerlukan berbagai nutrisi yang baik untuk perkembangan tubuhnya. Pasalnya kekurangan nutrisi pada balita bisa mengganggu daya tahan tubuh, memicu penyakit, hingga menyebabkan kematian. Kekurangan gizi yang berlangsung terlalu lama bisa jadi penyebab masalah gizi kronis, salah satunya marasmus. Lantas apa itu marasmus?

Dalam jurnal yang diterbitkan Hindawi berjudul Acute Liver Injury with Severe Coagulopathy in Marasmus Caused by a Somatic Delusional Disorder, marasmus adalah bentuk lebih parah dari malnutrisi kalori.

Marasmus adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya kalori dan cairan dalam tubuh serta menipisnya cadangan lemak. Hal ini mengakibatkan otot-otot tubuh mengecil. Pasalnya kalori menjadi salah satu unsur utama yang dibutuhkan untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh.

Saat tubuh kekurangan kalori, berbagai fungsi fisik mengalami perlambatan bahkan dapat terhenti. Marasmus adalah masalah kesehatan yang umum terjadi di negara berkembang dan dapat dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Pada anak-anak khususnya balita, kondisi ini lebih mungkin terjadi dan memiliki keparahan yang lebih tinggi. Berikut ini adalah ciri-ciri fisik anak yang menderita marasmus:

  • Kekurangan berat badan
  • Kehilangan banyak massa otot dan jaringan lemak
  • Pertumbuhan terhambat
  • Kulit kering dan rambut rapuh
  • Terlihat lebih tua dari usianya
  • Tidak berenergi dan tampak tidak bersemangat atau lesu
  • Diare kronis

Fakta-Fakta Marasmus

Ilustrasi Anak Credit: pexels.com/Andrea

Dilansir Less Known Fact, berikut fakta-fakta mengenai marasmus yang perlu orangtua ketahui:

1. Lebih sering terjadi pada anak-anak

Marasmus bisa menyerang siapa saja yang kekurangan nutrisi secara keseluruhan. Namun, bentuk malnutrisi ini biasanya terjadi pada anak-anak, terutama bayi, yang membutuhkan lebih banyak kalori untuk mendukung pertumbuhan tubuhnya.

UNICEF memperkirakan bahwa hampir setengah dari seluruh kematian pada anak di bawah usia 5 tahun atau sekitar 3 juta setiap tahunnya, diakibatkan oleh kekurangan gizi.

2. Bukan hanya disebabkan oleh kekurangan makanan

Marasmus memang lebih sering terjadi di negara berkembang dengan tingkat kemiskinan dan kelangkaan pangan yang meluas. Namun, bukan hanya kekurangan makanan saja yang bisa menyebabkan bentuk malnutrisi tersebut.

Pola makan yang kurang tepat, seperti terlalu banyak mengonsumsi salah satu nutrisi dan tidak mencukupi yang lainnya, juga bisa menyebabkan marasmus. Selain itu, memiliki kondisi kesehatan yang membuat tubuh sulit menyerap dan mengolah nutrisi dengan benar juga bisa menjadi penyebab kekurangan gizi.


Fakta-Fakta Marasmus Lainnya

Ilustrasi Anak Sehat Credit: pexels.com/Alexander

3. Pengobatannya tidak sesederhana memberi banyak makan

Penting bagi pengidap marasmus untuk menerima perawatan berupa pola makan yang kaya akan nutrisi, karbohidrat dan kalori. Namun, tubuh mereka mungkin sulit mentolerir atau mencerna makanan setelah kehilangan begitu banyak lemak dan jaringan tubuh. Jadi, dokter akan memberikan makanan secara bertahap. 

Awalnya, makanan diberikan dalam jumlah kecil dan mungkin melalui selang yang dimasukkan ke pembuluh darah dan perut. Pada anak-anak, susu bubuk skim yang dicampur dengan air matang bisa diberikan sebagai perawatan pertama.

Lalu, secara bertahap, berbagai minyak nabati bisa dimasukkan ke dalam makanan, karena bisa meningkatkan energi. Begitu mereka mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, dokter meresepkan diet yang lebih seimbang. Selain itu, pengobatan marasmus juga termasuk perawatan untuk komplikasinya, seperti dehidrasi.

4. Berbeda dari kwashiorkor

Marasmus sering kali dianggap sama dengan kwashiorkor, karena keduanya sama-sama merupakan bentuk malnutrisi protein energi. Namun, marasmus adalah defisiensi semua makronutrien, sedangkan kwashiorkor adalah defisiensi protein secara dominan. 

Kwashiorkor terjadi pada orang yang mungkin memiliki akses ke karbohidrat, seperti roti, biji-bijian atau pati, tetapi kekurangan protein dalam makanannya.

Selain itu, marasmus menyebabkan seseorang tampak kurus dan keriput, sedangkan orang yang mengidap kwashiorkor akan terlihat bengkak, terutama di perut dan wajah, tapi hal itu akibat retensi cairan (edema).


Fakta-Fakta Marasmus Selanjutnya

Ilustrasi anak balita (unsplash.com/Vitolda Klein)

5. Tidak hanya bisa memengaruhi fisik, tapi juga mental

Gejala utama marasmus adalah tubuh yang sangat kurus. Hal itu karena kekurangan gizi bisa menyebabkan hilangnya lemak tubuh dan jaringan otot. Beberapa gejala marasmus lainnya yang bisa memengaruhi kondisi fisik antara lain pertumbuhan terhambat, rambut rapuh dan kulit kering, diare, infeksi pernapasan, lemas karena kekurangan energi, imunitas tubuh rendah, suhu tubuh rendah atau hipotermia, rakhitis, dan lain-lain.

Namun, tidak hanya memengaruhi fisik, kekurangan gizi juga bisa memengaruhi pikiran dan kondisi mental seseorang. Anak dengan marasmus berat cenderung tampak lelah dan bosan. Mereka selalu terlihat tidak berenergi dan kurang antusiasme. Mereka juga sering kali mudah tersinggung, pemarah, dan tidak tertarik pada berbagai hal.

Infografis Yuk Kurangi Mobilitas Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Periode Nataru. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya