Jurus Binance Berantas Kejahatan Siber dan Finansial di Industri Kripto

Sebagai platform pertukaran kripto, Binance mengklaim terus memerangi dan memberantas kejahatan siber maupun finansial di sektor cryptocurrency.

oleh Iskandar diperbarui 14 Des 2022, 07:30 WIB
Jarek Jakubcek, Kepala Intelijen dan Investigasi Binance APAC. Dok: Binance

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai platform pertukaran kripto, Binance mengklaim terus memerangi dan memberantas kejahatan siber maupun finansial di sektor cryptocurrency.

Selama satu tahun terakhir, tim investigasi Binance telah mengadakan dan berpartisipasi dalam lebih dari 30 lokakarya anti kejahatan siber dan finansial dengan penegak hukum di berbagai negara.

Antara lain Argentina, Brasil, Kanada, Prancis, Jerman, Israel, Belanda, Filipina, Swedia, Korea Selatan, dan Inggris.

Terkini, Binance menyelenggarakan Program Pelatihan Penegakan Hukum Global untuk memberikan pedoman operasional tentang cara memerangi kejahatan siber dan keuangan kepada tiga lembaga pemerintah Thailand, yaitu Anti-Money Laundering Office (AMLO), Kepolisian Kerajaan Thailand, dan Departemen Investigasi Khusus (DSI).

Lokakarya ini dipimpin oleh Kepala Intelijen dan Investigasi Binance APAC, Jarek Jakubcek. Dia memberikan wejangan kepada para peserta, untuk bisa menjadi penyidik kripto yang andal.

"Menurut pengalaman saya, secara praktis mustahil menjadi penyidik mata uang kripto yang baik tanpa mengetahui dasar-dasarnya. Penyidik perlu terjun langsung untuk mencoba transaksi kripto karena hal tersebut akan menumbuhkan pemahaman yang lebih baik tentang formasi industri ini," kata Jarek melalui keterangannya, Rabu (14/12/2022).

Ia menyebut setiap negara memiliki perspektif yang berbeda tentang regulasi mata uang kripto.

"Di Binance, kami bekerja sama dengan otoritas sah yang terkait untuk membantu penyidik memahami pengetahuan dasar dan prinsip mata uang kripto untuk melindungi para penggunanya, termasuk di Thailand," ucap Jarek menambahkan.

Untuk diketahui, kerangka regulasi aset digital saat ini telah berevolusi untuk merespons konteks masing-masing wilayah.

Meskipun perubahan terus-menerus itu menimbulkan tantangan, Binance mengakui bahwa evolusi tersebut menghadirkan peluang bagi kita untuk memahami dampak dari setiap pendekatan regulasi yang berbeda terhadap industri ini secara keseluruhan.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Binance Akuisisi Pertukaran Kripto Jepang, Sakura Exchange Bitcoin

Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Sebelumnya, Binance mengumumkan telah mengakuisisi 100 persen Sakura Exchange Bitcoin (SEBC), penyedia layanan pertukaran kripto Jepang yang diatur oleh regulator keuangan utama Jepang.

Melalui akuisisi ini, Binance memasuki pasar Jepang sebagai entitas teregulasi Japan Financial Services Agency (JFSA).

"Dengan menawarkan layanan yang diatur oleh Jepang melalui SEBC, Binance bertujuan untuk mendukung lingkungan global yang bertanggung jawab untuk cryptocurrency,” isi pengumuman perusahaan, dikutip dari Bitcoin.com, Jumat (2/12/2022).

Pertukaran kripto SEBC yang berbasis di Tokyo menawarkan layanan broker dan konsultasi kepada pelanggannya. Platform perdagangan saat ini mendukung 11 pasangan perdagangan kripto yaitu BTC/JPY, ETH/JPY, BCH/JPY, XRP/JPY, LTC/JPY, ETC/JPY, XEM/JPY, MONA/JPY, ADA/JPY, XYM/JPY, dan COT/JPY.

Manajer umum Binance Jepang, Takeshi Chino mengatakan Pasar Jepang akan memainkan peran kunci di masa depan adopsi cryptocurrency. Sebagai salah satu ekonomi terkemuka dunia dengan ekosistem teknologi yang sangat maju, sudah siap untuk penyerapan blockchain yang kuat.

“Kami akan secara aktif bekerja dengan regulator untuk mengembangkan pertukaran gabungan kami dengan cara yang sesuai untuk pengguna lokal. Kami sangat ingin membantu Jepang mengambil peran utama dalam kripto,” kata Chino.

Binance sempat keluar dari pasar kripto Jepang pada 2018 menyusul peringatan dari Financial Services Agency tentang beroperasi tanpa lisensi. 

Pada Juni tahun lalu, Binance mendapat peringatan lain dari regulator yang menegaskan kembali pertukaran tersebut telah menyediakan layanan pertukaran kripto untuk pelanggan Jepang tanpa registrasi.


Binance Bakal Akuisisi Perusahaan Kripto Voyager Digital yang Bangkrut

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

CEO Binance Changpeng Zhao (CZ) juga telah mengonfirmasi anak pertukarannya di AS yaitu Binance AS akan membuat tawaran baru untuk pemberi pinjaman kripto Voyager Digital sekarang karena FTX yang sudah bangkruti tidak dapat menindaklanjuti akuisisinya.

Pekan lalu, Binance.US mengatakan akan mempersiapkan penawaran untuk platform pinjaman yang bangkrut, yang dikonfirmasi oleh Changpeng Zhao dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada Kamis, 24 November 2022.

"Binance.US akan mengajukan tawaran lain untuk Voyager sekarang, mengingat FTX tidak lagi dapat menindaklanjuti komitmen tersebut," kata Zhao, dikutip dari CoinDesk, Senin (28/11/2022).

Menyusul kebangkrutan Voyager beberapa bulan lalu, FTX muncul sebagai penyelamat\ terdepan untuk mengakuisisi pemberi pinjaman, dengan tawaran Binance dikatakan ditahan karena kekhawatiran hal itu akan menimbulkan masalah keamanan nasional bagi pemerintah AS.

"Saya pikir masalah keamanan nasional AS adalah rumor yang disebarkan oleh FTX untuk mencoba dan mendorong kami keluar dari penawaran. Tidak pernah ada kekhawatiran tentang kami berpartisipasi dalam penawaran,” jelas Zhao terkait masalah keamanan.

Binance telah dirundung karena dianggap perusahaan China, mengingat itu adalah negara kelahiran Zhao, meskipun dia dibesarkan di Kanada.  


INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya