Menkes Budi Bakal Siapkan 2500 Beasiswa Kedokteran untuk Penuhi Jumlah Dokter Spesialis

Menkes Budi Gunadi mengatakan, perlu pembaharuan sistem guna meningkatkan jumlah produksi dokter spesialis.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Des 2022, 16:00 WIB
Ilustrasi dokter. Photo by Karolina Grabowska/ Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia saat ini tengah krisis ketersediaan dokter spesialis, seperti diungkap Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Krisis tersebut disebabkan oleh angka produksi dokter yang kurang serta tidak meratanya distribusi dokter spesialis ke seluruh fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di Tanah Air.

Menkes mengatakan, perlu pembaharuan sistem guna meningkatkan jumlah dokter spesialis.

"Krisis dokter spesialis ini tidak cukup mampu untuk melayani kebutuhan layanan kesehatan seluruh masyarakat Indonesia. Maka dari itu kita butuh melakukan pembaharuan sistem untuk meningkatkan jumlah produksi serta upaya pemerataan dokter spesialis di seluruh kabupaten/kota di Indonesia,” ungkap Menkes Budi dalam Dialog Pertemuan Koordinasi dan Evaluasi Pendayagunaan Dokter Spesialis di Jakarta pada Selasa (13/12).

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rasio kebutuhan dokter untuk warga negara Indonesia adalah 1:1000. Sedangkan rasio untuk negara maju ada di angka 3:1000 dokter, bahkan beberapa negara berupaya mencapai rasio sebanyak 5:1000 dokter.

Upaya pemenuhan ini dilakukan melalui Academic Health System (AHS). Bertujuan memastikan lebih banyak dokter yang terfasilitasi untuk bisa mengenyam pendidikan dokter spesialis berbasis universitas (university based). Serta didukung pula melalui sistem baru yakni pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit (hospital based).

Menkes Budi menjelaskan bahwa pembentukan konsep pendidikan dokter spesialis melalui hospital based dapat memungkinkan adanya sistem pembayaran gaji bagi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) untuk mendukung upaya produksi dan pemerataan dokter spesialis.

“Konsep pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit juga memungkinkan adanya sistem pembayaran gaji bagi peserta PPDS untuk mendukung perbanyakan produksi dan pemerataan dokter spesialis. Objektifnya bukan untuk mengurangi produksi dalam sistem universitas melainkan untuk membuka peluang baru dan menambah jumlah produksinya melalui sistem pendidikan berbasis rumah sakit.” ujar Menkes Budi. 

 


Beasiswa Pendidikan Dokter

Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Keuangan terus berupaya meningkatkan jumlah penerima beasiswa pendidikan dokter spesialis. Dari yang semula 300, menjadi 600 di tahun 2022, menjadi 1.600 di tahun 2023, dan tahun 2024 akan disediakan sebanyak 2500 beasiswa untuk dokter spesialis, sub-spesialis, termasuk fellowship lulusan luar negeri.

Hal ini merupakan implementasi dari transformasi sistem kesehatan pilar kelima yakni transformasi Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Adanya beasiswa pendidikan ini dapat mempercepat pemenuhan jumlah tenaga kesehatan khususnya dokter spesialis yang nantinya dapat tersebar secara merata di seluruh pelosok Tanah Air.

“Semua ini kita upayakan agar masyarakat Indonesia mendapat layanan kesehatan yang lebih baik kedepannya.” tutup Menkes.


Kejar Target Pemenuhan Jumlah Dokter

Sebelumnya, Menkes Budi juga telah memastikan bakal memenuhi kebutuhan jumlah dokter di Indonesia.

"Jadi rumah sakit umum daerah pasti akan aku isi, fasilitasnya aku isi, dan SDM-nya aku kasih beasiswa, beasiswanya bisa fellowship," kata Menkes Budi dalam kunjungannya ke RSUD Dr Moewardi, Solo, Sabtu, 10 Desember 2022.

Percepatan pemenuhan dokter spesialis dilakukan dalam masa jabatannya yang tersisa 1 tahun 11 bulan.

“Supaya lebih cepat karena waktu saya (sebagai Menkes) tinggal 1 tahun 11 bulan,” ungkapnya.

Upaya pemenuhan dokter spesialis dan fasilitas penunjang dilakukan sebagai bentuk transformasi sistem kesehatan Indonesia. Hal itu sesuai mandat dari Presiden RI Joko Widodo untuk melakukan transformasi kesehatan besar-besaran.

 


Prioritas Dokter Spesialis di RSUD

Dokter spesialis yang menjadi prioritas pemenuhan di RSUD adalah spesialis penyakit yang menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia.

Dokter spesialis tersebut antara lain spesialis onkologi untuk penyakit kanker, spesialis jantung dan pembuluh darah, spesialis neurologi untuk penyakit stroke, serta spesialis nefrologi untuk penyakit ginjal.

Budi Gunadi menginisiasi adanya transformasi di bidang kesehatan dengan menetapkan ada 6 jenis transformasi yang akan dilakukan, yakni transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan. 

Pemenuhan dokter spesialis di RSUD merupakan bagian dari transformasi layanan rujukan. Transformasi ini akan dimulai dengan tiga penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia yaitu penyakit jantung, stroke, dan kanker.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya