Teknologi Pengobatan Penyakit Jantung RI Tak Kalah dari RS di Luar Negeri

Kemajuan teknologi dalam pengobatan penyakit jantung terus berkembang di Indonesia.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 15 Des 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi Kesehatan Jantung Credit: pexels.com/Gerald

Liputan6.com, Jakarta Pasien penyakit jantung tak perlu lagi berobat jauh-jauh keluar negeri, cukup di Indonesia. Sebab, berbagai macam peralatan dan juga dokter yang mumpuni.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan Vireza Pratama dari jaringan Rumah Sakit Siloam menyampaikan, kemajuan teknologi dalam pengobatan penyakit jantung terus berkembang di Indonesia.

"Langkah intervensi non bedah pada penyakit kardiovaskular saat ini di dunia telah mengalami kemajuan yang luar biasa, salah satunya adalah inovasi teknologi bernama Stent Bioadaptor," kata Vireza dalam seminar kardiologi di Jakarta, 'Cardiology Summit' dengan tema Advances Clinical in Cardiology beberapa waktu lalu. 

Lebih lanjut, Virezza menjelaskan stent tersebut mampu menjaga vasomotion pembuluh darah jantung, sehingga pembuluh darah yang dipasang stent tersebut tetap dapat melakukan fungsi mekanisme fisiologis pembuluh darah normal.

Kemampuan ini tentu berdampak positif secara jangka panjang berupa patensi pembuluh darah, meminimalkan potensi untuk penyempitan ulang. Stent Bioadaptor juga berpotensi meningkatkan hasil klinis dengan memulihkan remodeling positif adaptif, memberi kesempatan pembuluh koroner melakukan ekspansi.

"Sehingga mempertahankan lumen pembuluh meskipun terjadi akumulasi plak, dan menghasilkan aliran darah yang baik," katanya.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan Vireza Pratama dari jaringan Rumah Sakit Siloam menyampaikan, kemajuan teknologi dalam pengobatan penyakit jantung terus berkembang di Indonesia.

Varises Vena

Hadir juga dokter Emanoel Oepangat, SpJP (K) yang turut menyampaikan tentang varises vena. Dokter jantung yang juga praktek di jaringan rumah sakit Siloam ini menjelaskan, penyakit vena sering terjadi dan faktanya 1 dari 3 orang mengalami varises vena. Bertambahnya usia menambah risiko terjadinya insufisiensi vena kronik.

"Infeksi vena kronis dapat di deteksi dengan pemeriksaan tungkai secara klinis, meliputi edema, ulkus hingga perubahan warna kulit. Lalu, pemeriksaan pembuluh darah vena dengan menggunakan alat Sonografi (USG), untuk menentukan derajat dan lokasi kerusakan," katanya.

Masih dalam kesempatan seminar yang sama, Wakil Presiden Direktur Siloam, Caroline Riady menyampaikan, kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional dan merayakan pencapaian Siloam terkait tindakan kardiologi.

Caroline Riady berharap, banyak masyarakat Indonesia yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan jantung dan pembuluh darah.

"Siloam Hospitals akan terus berinvestasi dan melayani seluruh masyarakat Indonesia untuk mencegah dan menangani penyakit kardiovaskular dan menuju Indonesia yang lebih sehat," ujarnya. 

Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya