Jelang Akhir Tahun, Harga Daging Sapi Hampir Sentuh Rp 150 Ribu per Kg

Selain daging sapi, harga telur ayam juga ikut melambung Rp 35.000 per kg dari harga normal berkisar Rp 25.000 per kg. Harga ayam potong juga naik berkisar Rp 35.000 per kg sampai Rp 40.000 per kg.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Des 2022, 14:00 WIB
Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Realisasi inflasi tersebut lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sejalan dengan dampak penyesuaian harga BBM terhadap kenaikan inflasi kelompok pangan bergejolak dan inflasi kelompok harga diatur Pemerintah yang tidak sebesar prakiraan awal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Seperti tahun-tahun sebelumnya, harga kebutuhan pokok dan pangan mengalami kenaikan menjelang pergantian tahun. Di Di Desember 2022 ini, kenaikan tertinggi dialami oleh daging sapi.

Ketua Bidang Organisasi DPP IKAPPI Teguh Stiawan menjelaskan, sejumlah harga bahan pokok di pasar tradisional DKI Jakarta mulai merangkak naik jelang perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Kenaikan tertinggi terjadi pada daging sapi yang saat ini sudah mendekati Rp 150.000 per kilogram (kg). 

"Kita tahu bahwa per hari ini data dari pasar-pasar di DKI Jakarta harga daging sampai Rp 142 ribu per kilogram," kata Teguh di Jakarta, Rabu (14/12/2022).

Selain daging sapi, harga telur ayam juga ikut melambung Rp 35.000 per kg dari harga normal berkisar Rp 25.000 per kg. Harga ayam potong juga naik berkisar Rp 35.000 per kg sampai Rp 40.000 per kg. 

"Sayur kol (naik) dari Rp 12.000 (kg) menjadi Rp 15.000. Tomat Rp 16.000 sampai Rp 20.000 per kg," ucapnya. 

Oleh karena itu, Ikappi mendesak pemerintah untuk segera turun tangan mengantisipasi kenaikan harga pangan jelang Nataru. Mengingat, sejumlah harga pangan berpotensi terus mengalami kenaikan seiring meningkatnya permintaan. 

"Kami minta kepada pemerintah untuk menjaga dan memastikan stok terjaga dengan baik yang ada di pasar tradisional, sehingga natal dan tahun baru kenaikannya tidak siginifikan," ucapnya. 


Jaga Stok dan Inflasi, NFA Desak Daerah Wajib Punya Neraca Pangan

Pedagang melayani pembeli kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Kebayoran, Jakarta Selatan, Senin, (5/9/2022). Pembeli mengeluhkan harga-harga bahan pangan yang mulai naik hari ini, atau 2 hari setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite, solar, dan pertamax. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) kembali menekankan urgensitas daerah untuk memiliki neraca pangan. Itu didorong untuk menjaga ketersediaan stok sekaligus inflasi pangan.

Deputi 3 Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional, Andriko Noto Susanto, pihaknya telah melakukan berbagai strategi dan upaya ekstra dalam pengendalian inflasi pangan.

Itu dimulai dengan penyusunan data pangan yang terintegrasi jadi satu data neraca pangan, yang kini sedang disinkronisasikan oleh Badan Pangan Nasional bersama Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, hingga Perum Bulog.

"Saya mendorong data neraca pangan ini juga dilakukan di masing-masing provinsi dan kabupaten, agar dapat diambil kebijakan yang tepat sesuai kondisinya masing-masing," pinta Andriko dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Wilayah Bali Nusra, Jumat (9/12/2022).

Arahan itu juga bentuk tindak lanjut penerapan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022, tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

Itu dilakukan melalui konsolidasi penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) bersama seluruh Dinas Urusan Pangan Daerah, yang menjadi tugas Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Bila sudah terbentuk data neraca pangan, Andriko melanjutkan, maka mobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit akan lebih efektif. Termasuk untuk operasi pasar hingga gelar pangan murah serentak di seluruh wilayah Indonesia.

"Sebelumnya, pada Agustus 2022 kami telah melaksanakan pengiriman gula dan minyak goreng ke NTT dengan tol laut. Kami juga telah memobilisasi sapi dari Sumbawa ke Jakarta, jagung dari NTB ke daerah sentra peternak, dan bawang merah ke daerah konsumen," paparnya.

"Langkah ini jadi quick win pengendalian inflasi menjelang HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) dan Nataru 2022-2023," pungkas Andriko.


Terungkap, Biang Kerok Bulog Sulit Serap Beras Petani

Pedagang beras menunggu pembeli di Pasar Santa, Jakarta, Kamis (8/12/2022). Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2022 dan jelang Tahun Baru 2023, secara umum harga dan stok barang kebutuhan pokok dalam kondisi aman dan stabil. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Perum Bulog terus berupaya untuk bisa menyerap beras impor untuk bisa menjaga stok cadangan beras pemerintah (CBP) pada akhir 2022 ini. Pasalnya, Bulog mengaku kesulitan untuk bisa menyerap beras dari dalam negeri.

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengutarakan, data yang dihimpun pihaknya sampai dengan 6 Desember 2022, stok beras total yang dimiliki oleh Bulog mencapai 503.000 ton. Sebanyak 61 persen diantaranya merupakan CBP.

Sementara Bulog memperkirakan, pada Desember 2022 masih harus mengeluarkan stok sebanyak 200.000 ton. Sehingga sisa stok yang ada hanya sekitar 300.000 ton.

Menurut Yeka, apabila melihat data kebutuhan beras nasional dalam sebulan rata-rata mencapai 2,5 juta ton, serta angka stok beras minimum sesuai penugasan kepada Perum Bulog dari Rakortas rata-rata sekitar 1,5 juta ton, maka dengan stok beras yang ada saat ini terdapat gap yang masih perlu dipenuhi dengan berbagai skema yang bisa dilakukan.

“Proses pemenuhan kekurangan stok beras yang akan dilakukan dihadapkan pada pilihan yang cukup krusial, dimana ketika pilihan dijatuhkan kepada penyerapan dalam negeri, maka akan dihadapkan pada kondisi tingginya harga gabah,” tutur Yeka, Kamis (8/12/2022).


Harga Beras

Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Berdasarkan catatan Ombudsman, harga gabah di penggilingan saat ini sudah mencapai Rp 6.000-6.300 per kg, dan hal ini akan berdampak pada harga beras di hilir yang idealnya ada pada rentang Rp 11.000-12.000 per kg.

Sementara Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium adalah Rp 9.450-Rp10.250 per kg. Berdasarkan temuan Ombudsman di Provinsi Banten, Bengkulu, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan dan Gorontalo, selama Oktober-November 2022, harga gabah terendah yang ditemukan di lima provinsi tersebut Rp 5.150 per kg.

“Dengan kondisi harga gabah yang tinggi, Perum Bulog mengalami kesulitan dalam melakukan pengadaan beras dalam negeri, karena harga pasar gabah sudah diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP),” jelas Yeka.

Reporter: sulaeman

Sumber: Merdeka.com

INFOGRAFIS JOURNAL_Lonjakan Harga Pangan di DKI Jakarta (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya