Liputan6.com, Jakarta - Demi memangkas biaya setelah akuisisi Twitter senilai 44 miliar dollar atau setara Rp686,9 triliun oleh Elon Musk yang berujung kacau, perusahaan media sosial ini dilaporkan telah berhenti membayar sewa kantor.
Setelah dikabarkan membangun ruangan beristirahat di kantor pusat Twitter di San Fransisco, Rabu 13 Desember 2022 lalu, The New York Times melaporkan bahwa Twitter belum membayar sewa kantor global dan kantor pusat San Fransisco dalam beberapa minggu.
Advertisement
Bahkan, laporan tersebut menyatakan bahwa tim Musk sedang mencoba menegosiasikan kembali ketentuan sewa perusahaan.
Akibatnya, Twitter kini menerima keluhan dari perusahaan real estate seperti Shorenstein, pemilik gedung Twitter di San Fransisco.
Atas hal ini, mengutip The Guardian, Rabu (14/12/2022) baik itu perwakilan Shorenstein dan Musk tidak menanggapi. Terlebih, kini Twitter tidak lagi memiliki departemen komunikasi untuk dihubungi atau menjadi juru bicara.
Elon Musk mengatakan bahwa Twitter mengalami penurunan pendapatan besar-besaran terlebih pada hari-hari setelah akuisisi perusahaan.
Tanpa memberikan angka atau bukti apapun, dalam tweet-nya yang mengklaim bahwa penurunan pendapatan merupakan akibat dari tekanan kelompok pengiklan.
Meskipun banyak perusahaan menghentikan sementara iklan di Twitter, beberapa raksasa periklanan besar seperti Apple dan Amazon kembali beriklan di platform tersebut.
Musk juga kini mengubah layanan berlangganan Twitter Blue dengan harapan dapat menghasilkan pendapatan baru bagi perusahaan.
Layanan tersebut diluncurkan Senin 12 Desember 2022 setelah Musk menarik dan menunda peluncurannya pada November 2022 lalu.
Sempat Berpotensi Bangkrut
Sebelum kabar tentang Twitter yang belum membayar uang sew gedung, Twitter dikatakan akan bangkrut.
Beberapa bulan lalu, Elon Musk dilaporkan baru berkomunikasi kepada para karyawan Twitter usai dua minggu mengambil alih perusahaan tersebut. Dalam komunikasi pertamanya pada para karyawan, CEO Tesla itu banyak membicarakan kondisi perusahaan.
Salah satunya, menurut laporan The Information dan Platformer, Elon Musk terang-terangan menyebut Twittter telah kehilangan banyak uang. Karenanya, tidak tertutup kemungkinan perusahaan akan mengalami kebangkrutan (bangkrut).
Advertisement
PHK Karyawan
Upaya lain yang dilakukan Musk untuk memangkas biaya dan mengambil keuntungan adalah dengan memangkas sekitar 3.700 pekerjaan Twitter Inc, atau setengah dari tenaga kerja perusahaan media sosial berlogo burung biru.
Hal tersebut akan dilakukan dalam upaya untuk menurunkan biaya setelah akuisisi senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp684,2 triliun.
Pemilik baru Twitter ini bertujuan untuk menginformasikan staf yang terkena dampak pada Jumat nanti. Demikian menurut sumber anonim yang mengaku tahu tentang rencana PHK karyawan Twitter.
Elon Musk juga bermaksud untuk membalikkan kebijakan kerja dari mana saja yang ada di perusahaan. Pria yang juga bos Tesla dan SpaceX ini meminta karyawan yang tersisa untuk bekerja ke kantor, meskipun beberapa pengecualian dapat dibuat, sumber tersebut.
Sumber anonim juga mengungkap, Elon Musk bersama penasihatnya telah mempertimbangkan berbagai skenario untuk pemutusan hubungan kerja/ PHK dan perubahan kebijakan lainnya di Twitter yang berbasis di San Fransisco, California, Amerika Serikat.
"Sumber yang sama menambahkan, ketentuan pengurangan jumlah karyawan masih bisa berubah. Dalam satu skenario yang sedang dipertimbangkan, karyawan Twitter yang diberhentikan akan ditawari uang pesangon selama 60 hari," kata dua orang anonim.
Sempat Bersitegang
Sebelumnya, Elon Musk berada di bawah tekanan untuk menemukan cara memangkas biaya bisnis yang menurutnya dibayar lebih.
Miliarder itu setuju untuk membayar USD 54,20 atau sekitar Rp849,8 ribu per saham pada April 2022 lalu tepat ketika pasar jatuh.
Musk kemudian mencoba selama berbulan-bulan untuk keluar dari transaksi, menuduh bahwa perusahaan menyesatkan dia tentang jumlah akun palsu dan bot.
Twitter menggugat dan memaksa Musk memenuhi kesepakatan pembelian perusahaan. Lalu dalam beberapa pekan terakhir, Elon Musk menyerah dan memutuskan menutup kesepakatan dengan persyaratan yang disepakati.
Pada 28 Oktober, Musk secara resmi menyelesaikan akuisisi, mengambil alih Twitter dan segera memecat eksekutif kunci, termasuk CEO Parag Agrawal dan direktur kebijakan Vijaya Gadde.
Advertisement