Toleransi ala Sunan Kudus dan Kisah Kenapa Masyarakat Kudus Tak Berkurban Sapi

Sunan Kudus termasuk satu dari sembilan wali songo

oleh Muhamad Husni TamamiLiputan6.com diperbarui 15 Des 2022, 18:30 WIB
Peziarah berfoto dengan latar Menara Kudus, Kauman, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu (30/3/2022). Menara berusia 473 tahun yang dahulu berfungsi sebagai tempat mengumandangkan azan menjadi lokasi favorit pengunjung untuk bersantai usai berziarah di Makam Sunan Kudus. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Di Indonesia ada banyak ulama besar dari generasi ke generasi. Salah satu kisah yang terkenal yaitu Walisongo.

Walisongo merupakan 9 wali Allah yang bertugas menyebarkan agama Islam di nusantara serta mengajarkan kebaikan tentang Islam kepada masyarakat pada zaman dulu dengan menggunakan tutur kata yang halus cara yang baik serta menggunakan cara seni dan budaya.

Di antara kesembilan wali itu salah satunya yaitu Sunan Kudus. Ia memiliki nama lahir Ja'far Shodiq merupakan putra Sayyid Utsman Haji dengan Siti Syari'ah (Putri Sunan Ampel). 

Pada tahun 1530, Sunan Kudus mendirikan sebuah masjid di desa Kerjasan, Kota Kudus, yang dikenal dengan nama Masjid Agung Kudus dan masih berdiri hingga sekarang.

Masjid Agung Kudus berada di alun-alun kota Kudus Jawa Tengah dibangun dengan menara, padasan atau tempat wudhu yang mengadopsi arsitektur bergaya bangunan Hindu-Budha.

 

Saksikan Video Pilihan ini:


Toleransi Antarumat Beragama

Peninggalan lain dari Sunan Kudus adalah permintaannya kepada masyarakat untuk tidak memotong hewan kurban sapi dalam perayaan Idul Adha untuk menghormati masyarakat penganut agama Hindu dengan mengganti kurban sapi dengan memotong kurban kerbau. Hingga sekarang pesan ini masih banyak ditaati oleh masyarakat Kudus.

Sunan Kudus menggunakan cara-cara yang bijaksana dalam berdakwah, dengan melihat situasi dan kondisi masyarakat setempat. Cara dakwah Sunan Kudus adalah dengan menggunakan pendekatan seni dan budaya sebagaimana yang dilakukan oleh Walisongo lainnya.

Beliau juga tidak melakukan perlawanan kepada budaya yang sudah berkembang di masyarakat. Disamping menyampaikan ajaran Islam, ia juga mengajarkan beberapa keterampilan kepada masyarakat seperti seperti pande besi, dan alat-alat pertukangan lainnya.

Ia juga ahli dalam ilmu pemerintahan dan kesusasteraan, serta dikenal sebagai pedagang yang kaya. 

Pada tahun 1550, Sunan Kudus meninggal dunia saat menjadi imam sholat subuh di Masjid Menara Kudus. Sunan Kudus wafat dalam posisi sujud dan juga dimakamkan di lingkungan masjid.

Semasa hidupnya Sunan Kudus mengajarkan agama Islam khususnya di sekitar daerah Kudus dan umumnya di Jawa Tengah Pesisir Utara. Beliau terhitung sebagai salah seorang ulama, guru besar agama yang telah mengajar serta menyebarkan agama Islam.

Beliau juga dikenal dengan keahliannya dalam ilmu agama terutama dalam ilmu tauhid, usul, hadits, sastra mantiq dan lebih-lebih di dalam ilmu fiqih.

Penulis : Putry Damayanty

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya