Jokowi Siap Kerja Sama Penanggulangan Kejahatan Lintas Batas dengan Belanda

Jokowi menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran dan dukungan Belanda bagi kesuksesan Presidensi G20 Indonesia.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 15 Des 2022, 08:43 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. Kepala negara menyampaikan, Indonesia dan Belanda berpotensi memiliki kerja sama di multi sektor, mulai dari transisi energi hingga penanggulangan kejahatan lintas batas.

"Terdapat sejumlah isu yang dapat dijalin lebih lanjut dengan Belanda, mulai dari perundingan Indonesia-EU CEPA, kerja sama transisi energi, kerja sama investasi, hingga kerja sama penanggulangan kejahatan lintas batas," tulis siaran pers Kantor Sekretariat Presiden, seperti dikutip Kamis (15/12/2022).

Pada pertemuan ini, Jokowi menyampaikan rasa terima kasih atas kehadirannya dan dukungan Belanda bagi kesuksesan Presidensi G20 Indonesia.

"Presidensi yang sulit, tapi akhirnya berakhir dengan hasil yang baik. Deklarasi dapat disepakati dan daftar kerja sama konkret yang akan sangat berguna bagi dunia," ucap Jokowi.

Jokowi berharap, Kemitraan ASEAN dengan Uni Eropa akan dapat lebih diperkuat ke depannya, mengingat tahun depan Indonesia menjadi Ketua ASEAN.

Sebagai informasi, pertemuan itu dilakukan pada sela penyelenggaraan KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa di Gedung Europa, Brussels, Rabu, 14 Desember 2022.


Bertemu PM Swedia, Jokowi Dorong Kerja Sama Pembangunan Hijau

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat pidato pada acara pembukaan KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa di Justus Lipsius Atrium, Brussels. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden).

 Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa di Brussel, Belgia. Di sela kunjungannya, Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Swedia, Ulf Kristersson, Rabu, 14 Desember 2022.

Jokowi menyampaikan, Swedia merupakan salah satu mitra ekonomi utama Indonesia di Nordik, khususnya pada pembangunan hijau. Menurut dia, Indonesia dan Swedia menjalin kerja sama investasi, kerja sama transisi energi dan pembangunan hijau, hingga kerja sama di bidang perdagangan. 

"Saya ingin sektor ini menjadi prioritas kerja sama Indonesia dan Swedia ke depan," ucap Jokowi seperti dikutip dalam siaran pers, Kamis (15/12/2022).

Soal kemitraan ASEAN dan Uni Eropa, Jokowi meyakini keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 akan berada dalam momentum yang bersamaan dengan Presidensi Swedia di Uni Eropa pada semester pertama 2023.

"Mari kita perkuat sinergi kemitraan ASEAN – Uni Eropa yang setara dan bermanfaat nyata," kata Jokowi.

Sebagai pemegang keketuaan ASEAN tahun depan, Presiden Jokowi juga mengundang Swedia untuk berpartisipasi pada Indo-Pacific Infrastructure Forum yang diselenggarakan di Indonesia tahun depan.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Duta Besar RI Brussels Andri Hadi.


Jokowi Dorong Kemitraan ASEAN-UE Bisa Pulihkan Ekonomi

Presiden Jokowi disambut oleh puluhan WNI di hotel tempatnya bermalam (Istimewa)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyerukan kemitraan ASEAN-Uni Eropa (UE) harus berkontribusi pada pemulihan ekonomi yang inklusif.

Dia mendorong kebijakan yang mempermudah perdagangan dan investasi di tengah ancaman resesi. 

"Indonesia ingin menekankan bahwa pembangunan yang inklusif dan bernilai tambah akan mendukung ketahanan ekonomi dunia secara berkeadilan. Dalam kaitan inilah Indonesia akan terus membangun industri hilirisasi," kata Jokowi saat pidato pada sesi pleno KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa (UE) di Gedung Europa, Brussels, Rabu (14/12/2022).

Dia melanjutkan, hanya dengan hilirisasi, Indonesia dapat melakukan lompatan kesejahteraan dan mendorong pembangunan yang lebih inklusif.

Berikutnya, Jokowi mendorong kemitraan ASEAN-UE harus membangun masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Menurutnya, krisis energi merupakan sebuah keniscayaan, namun transisi energi harus dilakukan secara berkeadilan.

"Saya menghargai dukungan Uni Eropa terhadap Bali Energy Transition Roadmap yang dihasilkan KTT G20 bulan lalu. Kemitraan ASEAN-UE harus memobilisasi pembiayaan dan alih teknologi ramah lingkungan dan memperkuat ekosistem pengembangan energi baru terbarukan," ucapnya.

 

Infografis Harapan & Langkah Nyata G20 Jadi Katalis Pemulihan Ekonomi (Liputan6.com/Triyasni)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya