Perbaikan Jembatan Rusak di Jalur Ciawi-Sukabumi Target Rampung Sebelum Nataru

Kementerian PUPR melakukan penanganan darurat Jembatan Cipamuruyan Lama di Desa Cipamuruyan, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sepanjang 11 meter.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 15 Des 2022, 12:00 WIB
Kementerian PUPR melakukan penanganan darurat Jembatan Cipamuruyan Lama di Desa Cipamuruyan, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sepanjang 11 meter.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan penanganan darurat Jembatan Cipamuruyan Lama di Desa Cipamuruyan, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sepanjang 11 meter.

Jembatan ini mengalami kerusakan pada pasangan batu, dan trotoar jembatan sisi kiri-barat amblas pada Selasa (13/12/2022) kemarin. Kerusakan jembatan diakibatkan curah hujan yang cukup tinggi pada hari tersebut.

Seluruh proses pekerjaan penanganan lanjutan ini ditargetkan rampung pada 15-16 Desember 2022. Sehingga jalur Sukabumi menuju Ciawi siap digunakan dua arah dalam mendukung libur Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru).

Penanganan darurat dilakukan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Barat. Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta-Jawa Barat Wilan Oktavian mengatakan, trotoar Jembatan Cipamuruyan Lama yang mengalami amblas adalah bangunan yang terpisah dari struktur jembatan

"Setelah dilaksanakan identifikasi kerusakan struktur jembatan lama di luar lokasi yang amblas masih aman, tidak ada retak, pergeseran atau penurunan,” kata Wilan dalam keterangan tertulis, Kamis (15/12/2022).

Wilan menjelaskan, untuk upaya penanganan darurat, dilaksanakan koordinasi dengan Dishub Sukabumi, Satlantas Sukabumi, PDAM dan PLN, yang dilanjutkan dengan pemasangan rambu, pagar pengaman dan lampu pipa.

"Walau demikian, lalu lintas dari Sukabumi menuju Ciawi tetap fungsional melewati jembatan yang terletak di Ruas Cibadak-Benda km. 112+730 ini," imbuh Wilan.

 

 


Penanganan Darurat

Para pengusaha patungan untuk membangun jembatan darurat di jalur Bogor-Sukabumi, hingga mencapai Rp 6 miliar. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Lalu-lintas di area Jembatan Cipamuruyan untuk sementara berlaku sistem buka tutup untuk kendaraan roda empat dan 2 arah untuk kendaraan roda dua. Hal ini dilaksanakan untuk menjamin agar aktivitas masyarakat dapat tetap berjalan dengan aman.

Pekerjaan yang dikerjakan untuk penanganan lanjutan sampai fungsional sebagai Jalur Natal dan Tahun Baru (Nataru) antara lain menyiapkan material steel sheet pile dengan panjang 12 meter, pemasangan sheet pile pada tanggal 14-15 Desember 2022, pengisian celah sheetpile - perkerasan dengan sandbag dan penggeseran pagar menjadi 0,5 meter dari tepi perkerasan.

"Sehingga bisa tersedia lebar perkerasan aman 6,5 meter dan bisa dibuka dua arah untuk kendaraan roda dua maupun roda empat," jelas Wilan.


Gempa M 5.8 Guncang Sukabumi, BMKG Imbau Masyarakat Tenang

Ilustrasi gempa. (Liputan6.com)

Sebelumnya, Gempa bumi tektonik berkekuatan M 5.8 mengguncang Sukabumi, Jawa Barat. Gempa pertama di daerah Ciranjang yang merupakan wilayah perbatasan Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, terjadi pukul 07.50 WIB.

Berselang satu jam, tepatnya pukul 08.05 WIB, terjadi gempa bumi susulan (aftershock) berkekuatan M 3.0.

TNI Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar masyarakat tenang, namun tetap waspada.

"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan tertulisnya soal gempa Sukabumi, Kamis (8/12/2022).

Daryono juga meminta masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Masyarakat juga diminta agar memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggalnya cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

Berdasarkan data BMKG, pusat gempa berada di darat wilayah Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 122 km.

Daryono menjelaskan, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi atau patahan batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang populer disebut sebagai gempa intraslab atau gempa Benioff.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ungkap Daryono.

 


Dirasakan hingga Bekasi

Ilustrasi kerusakan struktur tanah yang retak akibat gempa. Foto: Pixabay

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Rancaekek, Kabupaten Bandung dengan skala intensitas IV MMI.

Dalam skala intensitas ini guncangan dirasakan bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Untuk daerah Cianjur, Lembang, Bogor, Bandung, Pangandaran, Padalarang, Pamoyanan, dan Sumedang dengan skala intensitas III MMI.

"Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu," sebut Daryono.

Sementara di daerah Cisolok, Sumur, Sukabumi, Jakarta, Garut, Bekasi, Bandar Lampung, dan Tangerang Selatan dengan skala intensitas II MMI.

Pada getaran ini dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Namun dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami karena terjadi di darat. 

  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya