Liputan6.com, Jakarta - Setelah menerima perawatan selama lebih dari setahun, bayi kembar sembilan yang memecahkan Guinness World Record akhirnya bisa pulang ke Mali, Afrika Barat. Halima Cissé dan suaminya Abdelkader Arby menyambut sembilan bayi mereka yang dirawat di Maroko sejak Mei 2021.
Bayi kembar yang lahir pada kehamilan di usia 30 minggu itu menghabiskan waktu berbulan-bulan di rumah sakit sebelum pindah ke apartemen, tempat mereka terus menerima perawatan, menurut BBC. Pada Selasa lalu, anak-anak kembar ini tiba dengan selamat di Mali.
Baca Juga
Advertisement
"Banyak pekerjaan tapi Allah yang memberi berkah ini akan membantu kami dalam mengasuh dan merawat mereka," kata Arby setelah kedatangan mereka, dikutip dari People, Kamis (15/12/2022).
Cissé (27) dibawa ke sebuah klinik di Maroko sesaat sebelum kelahiran bayinya. Dr. Fanta Siby, menteri kesehatan dan pembangunan sosial Mali, sempat mengumumkan dalam sebuah pernyataan tahun lalu. Saat itu, dokter percaya wanita itu hanya mengandung tujuh anak.
"Jadi, Anda bisa membayangkan keterkejutan kami ketika kami menemukan sembilan dari mereka saat melahirkan," kata Dr. Youssef Alaoui dari Casablanca Ain Borja Clinic saat wawancara dengan Today tahun lalu.
"Untungnya ini tidak mengganggu kita," tambahnya. Bayi-bayi itu lahir dengan berat sekitar 1 kg. BBC melaporkan saat itu, dengan sang dokter mengatakan mereka akan tetap berada di inkubator selama beberapa bulan.
Pecahkan Guinness World Records
Kembali pada bulan Mei tahun lalu, ketika para bayi kembar (nonuplet) merayakan ulang tahun pertama mereka, Guinness World Records mengumumkan bahwa kelahiran itu mencetak rekor gelar anak terbanyak dilahirkan dalam satu kelahiran yang bisa bertahan hidup.
"Nonuplet sangat jarang, dan sampai kedatangan anak-anak Cissé, tidak ada kasus yang tercatat sembilan bayi dari satu kelahiran yang bertahan selama lebih dari beberapa jam," tulis Guinness World Records itu.
Saat itu, anak-anak tersebut masih dalam perawatan klinik di Maroko tempat mereka dilahirkan. Ketika keluarga merayakan momen sejarah pada Mei 2021, Arby merenungkan menjadi ayah dari sembilan bayi yang baru lahir.
"Mereka semua merangkak sekarang. Beberapa sedang duduk dan bahkan bisa berjalan jika berpegangan pada sesuatu," katanya kepada BBC saat itu, mengakui bahwa kadang-kadang bisa terasa "melelahkan".
"Ini tidak mudah tapi bagus," tambahnya, mencatat betapa bersyukur pasangan itu merasa bahwa bayi mereka dalam kesehatan yang sempurna.
Advertisement
Embrio 30 Tahun
Mengutip dari kanal Global Liputan6.com, 23 November 2022, sebelumnya, bayi kembar juga telah lahir di negara bagian Tennessee, AS, dari embrio yang dibekukan lebih dari 30 tahun. Kelahiran tersebut diyakini sebagai rekor baru untuk embrio beku terlama dengan menghasilkan 'kelahiran yang sukses'.
Mereka disimpan di temperatur sekitar -128 derajat Celsius (-200F) dalam nitrogen cair 22 April 1992. Rachel Ridgeway, ibu empat anak dari Oregon, melahirkan si kembar pada 31 Oktober 2022. Adapun sang ayah, Philip Ridgeway, mengatakan itu "membingungkan".
Lydia Ann dan Timothy Ronald Ridgeway kemungkinan membuat rekor baru, keterangan dari National Embryo Donation Center (NEDC), sebuah organisasi swasta berbasis agama yang mengatakan telah membantu kelahiran lebih dari 1.200 bayi dari embrio yang disumbangkan. Pemegang rekor NEDC sebelumnya, Molly Gibson, lahir pada 2020 dari embrio yang telah dibekukan selama hampir 27 tahun.
"Keputusan untuk mengadopsi embrio ini perlu meyakinkan pasien yang bertanya-tanya apakah ada yang mau mengadopsi embrio mereka untuk 5, 10, 20 tahun lalu," sebut Dr. John David Gordon yang melakukan transfer embrio.
Donor Sel Telur
Embrio kembar telah diciptakan untuk pasangan suami istri anonim menggunakan in vitro fertilization atau IVF (bayi tabung). Pria itu berusia 50 tahunan dan dilaporkan mengandalkan donor sel telur yang berusia 34 tahun.
Mereka disimpan di laboratorium kesuburan di pantai barat AS hingga 2007 saat pasangan itu menyumbangkannya ke NEDC di Knoxville, Tennessee agar pasangan lain menggunakannya. Ahli embriologi di klinik mitra NEDC Southeastern Fertility lalu melakukan pencairan dan pemindahan ke rahim pada awal 2022.
Dalam sebuah pernyataan, NEDC berharap berita itu akan "mendorong orang lain untuk merasakan berkah dari adopsi embrio untuk diri mereka sendiri". Ini merupakan anak pertama keluarga Ridgeways yang memiliki empat anak lain yang berusia antara 1--8 tahun melalui IVF dan donor.
"Saya berumur lima tahun saat Tuhan memberikan kehidupan kepada Lydia dan Timothy, dan dia telah memelihara kehidupan itu sejak saat itu," kata Philip Ridgeway kepada CNN dari rumah keluarga tersebut.
"Dalam arti tertentu, mereka merupakan anak tertua kami, meskipun mereka adalah anak terkecil kami."
"Ada sesuatu yang membingungkan tentang itu," ia menambahkan.
Advertisement