Liputan6.com, Jakarta Maroko terpaksa harus menyudahi catatan gemilangnya di Piala Dunia 2022 pada babak semi final. Tim Singa Atlas takluk dari juara bertahan Prancis 0-2 lewat gol Theo Hernandez dan Kolo Muani pada laga yang digelar di Al Bayt Stadion, Kamis (15/12) dini hari WIB.
Meski harus pulang, gelandang jangkar andalan Maroko, Sofyan Amrabat mencatatkan sejarah baru lewat penampilan gemilangnya pada laga Prancis vs Maroko di semi final Piala Dunia 2022 Qatar.
Advertisement
Dilansir dari OptaJoe, pemain 26 tahun itu menjadi pemain Afrika pertama yang mencatatkan 51 kali memenangkan perebutan penguasaan bola dalam satu edisi Piala Dunia. Namun, catatan ini baru direkam sejak Piala Dunia 1966.
Pemain Fiorentina ini juga memperoleh catatan gemilang lainnya di semi final ini, menurut Squawka, dia menyentuh bola sebanyak 91 kali, melakukan umpan jauh 10 kali, memenangkan perebutan bola 10 kali, memenangkan duel 5 kali, 3 kali umpan ke kotak penalti, 2 kali tekel sukses, 2 kali menciptakan peluang dan 1 kali tendangan.
Seusai laga, Amrabat menyampaikan kekecewaannya karena gagal melaju ke babak final Piala Dunia 2022 di Qatar. Dia tidak menyangka Maroko dibuat tidak berkutik oleh Prancis. Amrabat juga menyebut gol cepat Prancis membuat pertandingan makin sulit bagi tim Singa Atlas.
"Kami merasa sangat pahit bahwa kami tidak bisa berbuat lebih banyak saat melawan Prancis. Mereka (Prancis) membiarkan kami menguasai bola sejak awal, jadi saya pikir itu keuntungan," ucap Amrabat kepada NOS.
"Sayangnya, kami malah kebobolan di menit awal ketika kami diberikan ruanh menguasai bola. Setelah kebobolan gol begitu cepat itu sulit bagi kami dengan kecepatan yang mereka miliki di lini depan," paparnya.
Sangat Menyakitkan
Amrabat mengatakan kekalahan oleh Prancis di semi final Piala Dunia 2022 ini sangat menyakitkan. Sebab, setelah perjuangan dari babak grup, tim Singa Atlas tinggal selangkah lagi untuk mencapai partai puncak.
Namun kenyataan berkata lain, Maroko harus pulang setelah ditekuk Prancis 2-0. Gol Prancis dicetak oleh Theo Hernandez pada menit ke-5 memanfaatkan kemelut di depan gawang Maroko. Gol lainnya dicetak pemain pengganti, Kolo Muani pada menit ke-79 hanya berselang satu menit saat dia masuk lapangan.
“Mungkin saat kami melihat ke belakang (hasil sebelumnya), kita akan menyadarinya betapa bersyukurnya kami, tapi saat ini sebagian besar yang dirasakan hanya kepahitan. Ini sangat menyakitkan ketika langkah kami sudah sangat dekat (ke final)," beber Amrabat.
Maroko memang secara mengejutkan bisa tampil gemilang di Piala Dunia 2022. Hakim Ziyech dan kawan-kawan menjadi juara grup memulangkan Belgia dan Kanda. Sedangkan di babak 16 besar, Maroko menang 3-0 lewat adu penalti melawan Spanyol dan di perempat final menang 1-0 atas Portugal.
Advertisement
Dibuntuti Giroud
Pada babak pertama, penampilan Amrbat di lini tengah tidak terlalu terlihat. Ternyata, ia mengaku selama pertandingan diikuti oleh striker Prancis, Olivier Giroud yang mengungkapkan diberi tugas khusus mengawal Amrabat.
"Striker mereka, Olivier Giroud, mengikuti saya ke mana pun di seluruh lapangan," ucap Amrabat seusai pertandingan kepada NOS.
"Saya berkata kepadanya, hentikan ini! Dia (Giroud) menjawab bahwa dia memang diperintahkan untuk mengikuti saya sepanjang pertandingan," sambung pemain Fiorentina ini.
Giroud sendiri ditarik keluar pada menit ke-65 dan digantikan oleh Marcus Thuram. Skema permainan Prancis sedikit berubah dengan menempatkan Kylian Mbappe sebagai striker tengah menggantikan peran Giroud.
Diminati Banyak Klub
Agen dari Sofyan Amrabat, Mohammed Sinouh, mengungkapkan bahwa dia telah dibanjiri oleh panggilan dari klub-klub yang meminati jasa Amrabat. Salah satu contohnya yang paling santer adalah Liverpool yang menyebut sedang mempertimbangkan untuk merekrut pemain Fiorentina itu.
Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp disebut tertarik dengan menampilan Amrabat selama di Piala Dunia 2022 ini. Tidak aneh, sebab Amrabat bermain luar biasa selama Piala Dunia 2022 dengan mengantarkan Maroko sampai ke semi final.
Terutama pada pertandingan melawan Spanyol dan Poetugal di babak 16 besar dan perempat final. Amrabat ada dimana-mana dan sering berhasil merebut bola dari penguasaan lawan.
Padahal, pada saat laga melawan Spanyol Amrabat sedang tidak fit. Ia sampai harus menyuntikan penghilang rasa sakit untuk menahan cederanya.
Advertisement