BERANI BERUBAH: Berkah Tas Kulit Asal Surabaya Jadi Suvenir KTT G20

Produk tas kulit dengan merek Kaliyana ini murni buatan Indonesia yang diberikan untuk para pemimpin negara yang hadir dalam acara tersebut.

oleh Aprilia Wahyu Melati diperbarui 15 Des 2022, 17:00 WIB
Maulina menjadi perajin tas kulit yang produknya dijadikan sebagai suvenir acara KTT G20.

Liputan6.com, Jakarta Kisah inspiratif kali ini datang dari salah satu perajin tas kulit asal Surabaya bernama Maulina. Tak disangka kerajinan tangannya itu berhasil terpilih menjadi salah satu suvenir KTT G20 yang diadakan di Bali pada 15 sampai dengan 16 November 2022 lalu.

Produk tas kulit dengan merek Kaliyana ini murni buatan Indonesia yang diberikan untuk para pemimpin negara yang hadir dalam acara tersebut.

Maulina yang sebelumnya hanya seorang pedagang tas impor berpikir bahwa ingin membuka usaha sendiri dengan menjadi produsen tas kulit. Dari usahanya ini dia ingin produk lokalnya bisa dibanggakan hingga ke luar negeri.

“Awalnya saya tidak langsung menjadi perajin tas, awalnya saya pedagang tas impor. Nah, kemudian saya merasa kenapa saya tidak bikin sendiri. Saya ingin membuat produk tas kulit lokal Indonesia yang bisa dibanggakan secara global internasional,” cerita dia kepada Tim Berani Berubah.

Dari tekad itu, Maulina akhirnya berusaha mencari perajin yang bisa diajak bekerja sama untuk mewujudkan misinya tersebut. Setelah produk yang menurutnya sudah layak ia baru memasarkannya.

“Saya mencari pengrajin dari desa ke desa. Akhirnya saya mendapatkan perajin yang bisa saya ajak kerja sama. Satu lagi, setelah menjadi sebuah produk yang menurut saya oke ini bisa saya pasarkan, lalu saya diajaklah mulai pameran ke Jakarta. Seperti Adiwastra lalu Krafina dan sebagainya,” kata dia.

 

 

 


Selalu Berikhtiar

Maulina membuka usaha jualan bakso di tengah masa tersulit hidupnya dalam berbisnis.

Akan tetapi, perjalanannya itu tentu tidak selalu mulus. Dia pun pernah melewati titik terendah dalam hidupnya.

Dia bercerita, titik terberatnya pada saat harus merumahkan hingga separuh pekerjanya yang berjumlah 35 orang. Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa rumahnya yang menjadi jaminan di bank hampir dilelang karena gagal bayar.

Hebatnya, dia tak berputus asa dan terus berusaha di masa-masa itu. Akhirnya dia pun berikhtiar dengan membuka usaha lain yaitu berjualan bakso.

“Kami bikin sendiri bakso kami jadi yang dulunya pameran dari satu negara ke negara lain kami sekarang ke pasar. Jadi kami beli daging kami belajar sendiri cara mengolah daging bakso, semuanya kami lakukan untuk menyambung hidup,” tutur dia.

Seiring berjalannya waktu, saat ini usaha baksonya pun masih berjalan bersamaan dengan produksi tas kulit. Hingga pada akhirnya dia mampu membuka peluang usaha untuk para pekerjanya.

Seperti diungkap Dewi sebagai salah satu karyawan, “Alhamdulillah untuk penghasilan saya membantu sekali ya. Karena waktu itu, waktu pandemi itu suami saya di-PHK dari kerjanya, terus Alhamdulillah saya masih dipertahankan di sini jadi karyawannya ibu, meskipun pandemi saya juga kerja di rumah. Saya tidak diberhentikan sama ibu, saya bersyukur.”

 

 


Terpilih Jadi Suvenir KTT G20

Produk tas kulit Maulina yang jadi suvenir acara KTT G20 untuk pemimpin negara.

Hasil ikhtiarnya itu akhirnya mampu membawa Maulina berkontribusi pada acara besar Presidensi G20 yang diadakan di Bali pada November lalu.

Produk tas kulitnya terpilih menjadi suvernir yang dibagikan kepada para petinggi negara di dunia dalam acara KTT G20. Meski sempat ada halangan karena tertimpa penyakit, semangatnya tidak pernah putus sebab ingin memberikan yang terbaik untuk Indonesia.

Dalam perjalanannya mengerjakan tas G20, dia bercerita, “Di tengah jalan yaitu sekitar bulan September kalau saya tidak salah itu saya terkena stroke. Karena saya itu sangat kepikiran. Karena saya punya motivasi kuat yaitu harus menyelesaikan dan mengawasi tas G20 ini tetap saya bisa berikan yang terbaik untuk Indonesia.”

Alhasil ketika lolos seleksi dari Kemensetneg, produk tasnya dibawa ke istana untuk dipilih langsung oleh Presiden RI Joko WIdodo. Di antara pilihan warna cokelat dan hitam, Presiden Jokowi lebih memilih warna hitam. Pada akhirnya Maulina dan pegawainya memproduksi warna hitam sesuai keinginan tersebut.

Rasa bangga itu pun akhirnya ikut dirasakan oleh para pembeli tas kulit Maulina. Seperti kata salah satu pembeli bernama Saski, “Saya bangga dengan tas Indonesia karena sudah berpartisipasi dalam merchandise G20. Semoga langkah-langkah yang menjadi perjalanan Indonesia ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk UMKM seluruh Indonesia.”

Selain itu, karena untuk petinggi negara, tas kulit ini cukup memiliki kualitas yang baik karena jahitannya yang rapi. Bahkan ada beberapa motif batik pada tas yang mencirikan Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh pembeli lain bernama Erni.

“Kualitasnya yang terjamin, jahitannya yang rapi, terutama ada motif-motif tradisional dari batik yang di grafir pada kulitnya,” kata dia.

Semua usaha dilakukannya dengan keras meski banyak rintangan menghadang. Namun, dari masalah itu dia tetap berusaha tanpa heti.

“Jadi, dari semua masalah yang ada selalu ada banyak jalan keluarnya, asal kita mau ikhtiar dan terus berusaha. Yang terpenting adalah kita harus Berani Berubah,” pungkasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya