Liputan6.com, Bogor - Perhelatan Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Qatar menjadi daya tarik masyarakat dunia, khususnya bagi para penggemar sepak bola termasuk di Indonesia. Kini pesta akbar sepak bola sejagat itu menyisakan pertandingan perebutan juara 3 dan final.
Selama Piala Dunia 2022, laga-laga seru dipertontonkan. Banyak kejutan yang terjadi, salah satunya adalah lolosnya tim kuda hitam negara Islam Maroko ke babak semifinal yang mengalahkan tim-tim favorit juara Fifa World Cup.
Berdasarkan pengamatan Liputan6.com, Maroko yang merupakan tim negara Islam kerap melakukan sujud syukur di lapangan usai meraih kemenangan di Piala Dunia, terbaru mereka tetap sujud syukur mesti kalah dari Prancis. Diakui bahwa hal itu adalah cara bersyukur mereka yang telah mendapat kenikmatan meraih kemenangan hingga ke babak semifinal.
Baca Juga
Advertisement
Fenomena sujud syukur dalam sepak bola memang lumrah terjadi. Sebelum Piala Dunia pun banyak pesepakbola muslim yang melakukan sujud syukur, termasuk para pemain di Indonesia.
Bukan hanya ketika meraih kemenangan, sujud syukur juga kerap menjadi selebrasi setelah mencetak gol. Biasanya selebrasi ini diikuti oleh pemain muslim lain yang turut merayakan gol tersebut.
Soal sujud syukur ada dalam pembahasan Islam. Tata caranya pun dijelaskan. Namun dalam praktiknya ada perbedaan di kalangan ulama. Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai sujud syukur dalam Islam.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Dalil Sujud Syukur
Mengutip situs resmi Muhammadiyah.or.id, pelaksanaan sujud syukur didasarkan pada beberapa hadis. Berikut hadis yang pertama.
“Diriwayatkan dari Abu Bakrah ra., bahwasanya Nabi SAW apabila datang sesuatu yang menggembirakan kepadanya ia tunduk dalam keadaan bersujud kepada Allah.” (HR. lima Imam Hadis kecuali an-Nasaa’i).
Berikut hadis kedua tentang sujud syukur.
“Diriwayatkan dari Al-Baraa’ bin ‘Azib ra., bahwasanya Nabi saw telah mengutus Ali ke Yaman, – maka tersebut dalam hadis, – ia berkata: Maka Ali menulis surat (kepada Nabi saw) yang memberitakan tentang masuk Islamnya penduduk Yaman. Maka tatkala Rasulullah saw membaca surat itu, beliau tersungkur dalam keadaan sujud sebagai tanda syukur kepada Allah atas peristiwa itu.” (HR. al-Baihaqi dan asalnya dari al-Bukhari).
Selain dua hadis di atas, ada juga hadis lain yang riwayat Imam Ahmad tentang sujud syukur. Dalam hadis ini disebutkan bahwa Rasulullah SAW melakukan sujud yang cukup lama ketika ia mendapatkan kabar gembira dari Malaikat Jibril.
“Diriwayatkan dari Abdurrahman bin ‘Auf ra., ia berkata: Rasulullah saw pernah sujud dan lama sujudnya, kemudian beliau mengangkat kepalanya, lalu bersabda: Sesungguhnya Malaikat Jibril telah datang kepadaku (membawa kabar), dan kabar itu menggembirakan hatiku, karena itu aku sujud sebagai tanda syukur kepada Allah.” (HR. Ahmad dan dinyatakan shahih oleh al-Hakim).
Advertisement
Tata Cara Sujud Syukur
Menurut situs Muhammadiyah.or.id, tata cara sujud syukur secara khusus tidak ada jika merujuk pada hadis-hadis sebelumnya. Maka dari itu, ada beberapa perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang tata cara sujud syukur ini.
Dalam Subulus Salam jilid 1 halaman 211 diterangkan, sebagian ulama mengqiyaskannya kepada shalat biasa, dengan arti sebelum sujud syukur itu berwudhu lebih dahulu, kemudian takbir dengan menghadap ke kiblat, kemudian sujud dan berdoa dan diakhiri dengan salam.
Sementara itu, pendapat lain menyatakan bahwa sujud syukur tidak mesti berwudhu dahulu, tidak perlu menghadap kiblat dan dapat dilakukan di sembarang tempat. Menurut pendapat ini, sujud syukur dilakukan sekali, tanpa takbir dan salam, serta dilakukan di luar sholat.
Pendapat kedua ini diikuti oleh Tim Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah. Tata cara sujud syukur tidak mesti dalam kondisi berwudhu, tanpa takbir dan salam, tidak perlu menghadap kiblat, dan tidak dalam sholat.