Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno melontarkan keluh-kesahnya saat menjadi pembicara di Rakornas Kemenparekraf 2022. Ia mengulas soal anggaran kementeriannya yang semakin kecil meski target yang dibebankan kepada jajarannya cukup tinggi.
"Jarang sekali sebuah kementerian menjadi victim of our own. Semakin sukses, semakin dikurangi anggarannya. Itulah pariwisata kita," kata Sandiaga di Jakarta, Kamis (15/12/2022).
Ia menyebut anggaran Kemenparekraf 2023 menyusut sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya. Sementara, pihaknya ditargetkan untuk bisa menaikkan indeks pembangunan perjalanan dan wisata versi World Economic Forum (WEF) ke peringkat 22 dunia pada 2024, berdasarkan informasi dari Kemenko Maritim dan Investasi.
Baca Juga
Advertisement
Indonesia pada 2022 berhasil meraih peringkat 32 dalam Travel and Tourism Development Index 2021 (TTDI), lompat 12 peringkat dari tahun sebelumnya. Capaian itu sekaligus mencetak rekor untuk pertama kalinya Indonesia melewati ranking Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam perihal daya saing pariwisata.
"Jangan bersedih. La tahzan. Walau anggaran kurang, kita bisa berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi," ujar Menparekraf.
Mengutip penjelasan WEF, Sandi menyebut ada lima pilar yang meningkatkan prestasi Indonesia di TTCI. Pertama adalah prioritisasi travel dan tourism mengacu pada pemusatan kebijakan pengembangan pariwisata di lima destinasi super prioritas dan destinasi unggulan lainnya.
Berikutnya adalah keindahan alam yang terpromosikan dengan baik. "Pilar ini sudah dilakukan dengan baik walau dengan segala keterbatasan," ujarnya. Tiga pilar berikutnya adalah travel and tourism demand and impact; sumber daya budaya; dan price competitiveness.
Namun, ada banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan di bidang pariwisata dengan cara berkolaborasi. Di antaranya adalah soal infrastruktur, kesehatan dan kebersihan, keberlanjutan lingkungan, ketahanan sosioekonomi, dan ICT readiness.
"Memang kita hanya 0,16 persen dari total anggaran APBN kita, sangat rendah seperti angka elektabilitas saya, tapi kalau kita lihat yang kita perlukan kolaborasi," imbuhnya.
Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Salah satu strategi mengejar target peningkatan indeks, Kemenparekraf di bawah Kedeputian Bidang Kebijakan Strategi meluncurkan Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional (IPKN). Tim menilai kinerja daerah, kementerian, dan seluruh pemangku kepentingan, terutama kebijakan kepariwisataan dan target-targetnya.
IPKN tersebut diuraikan dalam lima sub indeks, yakni enabling environment, travel and tourism policy enabling condition, infrastruktur, travel and tourism demand driver, serta indeks travel and tourism sustainability. Kelima poin tersebut kemudian diakumulasi menjadi IPKN dan dihasilkan lima teratas.
Secara berurutan, Bali, Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan mendapat indeks tertinggi. Menyusul capaian tersebut, Sandiaga mengingatkan bahwa harus ada tindak lanjut dari para pemerintah daerah.
"Kita menginginkan komitmen lanjutan dari pemerintah daerah. Kedua adalah inovasi seperti dilakukan di level nasional, dan ketiga terpenting adalah kolaborasi. Selain kolaborasi adalah kolaboraksi," jelas Sandiaga.
Deputi Bidang Kajian Strategis Nia Niscaya menambahkan bahwa IPKN merupakan insiatif untuk mendorong capaian dan peringkat Indonesia pada TTDI. "Harus di-capture, dilihat sebenarnya bagaimana sektor kepariwisataan kita," sambung dia.
Advertisement
Pemenang per Sub Indeks
Nia melanjutkan, keberadaan IPKN juga bertujuan untuk membentuk kesadaran nasional tentang pentingnya membuat ekosistem kepariwisataan Indonesia. Diharapkan dengan IPKN, daerah akan mengetahui keunggulan dan kelemahannya, serta menggunakan data tersebut untuk menyusun dan merencanakan kebijakan.
"Prosedur yang kami lakukan, kami mengambil data-data yang sudah di-publish di BPS per provinsi, data sekunder, ada data K/L. Kita meeting juga dengan pemda," sambungnya.
Meski Bali yang terbaik dengan poin 4,65, bukan berarti provinsi tersebut sempurna di semua bidang. Ada poin-poin tertentu yang memerlukan pembenahan. Indeks dengan nilai tertinggi adalah di sektor keselamatan dan keamanan, tetapi terendah di poin sumber daya non-rekreatif.
"Kemudian DIY, ada sembilan indikator yang mendapat nilai maksimun, tapi ada empat yang mendapat nilai minimum. Yang tertinggi lingkungan bisnis, terendahnya sumber daya alam," ujar dia.
Sementara, Papua yang menempati posisi terbawah bukan berarti seluruhnya dinilai minus. Pilar tertingginya adalah transportasi udara, tapi terendahnya adalah soal prioritas pariwisata. "Mungkin dari anggaran-anggaran," ujarnya.
Harus Multisektor
Selanjutnya, Nia berharap berdasarkan data IPKN, pembangunan pariwisata di daerah dikerjakan secara multisektor. Ia juga mengingatkan faktor kepemimpinan sangat penting untuk meningkatkan kualitas kepariwisataan.
Hasil pemeringkatan sub indeks pembangunan kepariwisataan nasional (IPKN) 2022:
Kategori sub indeks enabling environment
Bali
Yogyakarta
DKI Jakarta
Jawa Tengah
Kalimantan Utara
Kategori sub indeks travel and tourism policy enabling condition
Maluku
Sulawesi Selatan
Kalimantan Utara
Jawa Barat
Nusa Tenggara Barat
Kategori sub indeks infrastruktur
Kepulauan Riau
Bali
Yogyakarta
Banten
DKI Jakarta
Kategori sub indeks travel and tourism demand driver
Jawa Tengah
Jawa Timur
Jawa Barat
DKI Jakarta
Aceh
Kategori sub indeks travel and tourism sustainability
Bali
Sumatera Barat
Yogyakarta
DKI Jakarta
Papua Barat
Selain target peningkatan TTDI, Kemenparekraf juga diserahi tanggung jawab untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan pergerakan wisatawan dalam negeri pada 2023. Kunjungan wisatawan mancanegara ditargetkan meningkat menjadi 7,2 juta kunjungan, dua kali lipat dari target 2022. Sedangkan, pergerakan wisatawan nusantara meningkat dari 600 juta lebih menjadi 1,2--1,4 miliar pergerakan wisatawan nusantara.
Advertisement