Umat Kristen di Jalur Gaza Nyalakan Pohon Natal

Umat Kristiani di berbagai kota di dunia menyalakan lampu hias pada pohon pinus atau cemara, menandai datangnya Natal.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Des 2022, 20:10 WIB
Ilustrasi pohon natal. (dok. Pixabay.com/Adhita Diansyavira)

Liputan6.com, Jalur Gaza - Umat Kristiani di berbagai kota di dunia menyalakan lampu hias pada pohon pinus atau cemara, menandai datangnya Natal. Perayaan juga dilakukan di tempat yang sarat konflik, dan berbagai keterbatasan, Jalur Gaza, Palestina.

Umat Kristiani adalah penduduk minoritas di Jalur Gaza, Palestina, yang dikuasai Hamas. Namun, itu tidak menyurutkan puluhan pemeluk Kristen di sana untuk bersuka cita menyambut datangnya Natal.

Sabtu lalu mereka berkumpul untuk menyalakan pohon Natal. Acara itu menjadi ajang kumpul bersama semua penduduk Gaza dan digelar di Young Men's Christian Association (YMCA), dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (15/12/2022).

Kemeriahan acara di Gaza tidak kalah dengan kemeriahan serupa tetapi berskala jauh lebih besar di Bethlehem di Tepi Barat. Kota di bagian lain Palestina dan dikuasai Fatah itu diyakini sebagai kota kelahiran Yesus. Setiap akhir tahun, banyak turis ke sana.

Banyak penduduk Gaza juga ingin datang ke Bethlehem. Namun, menurut pejabat-pejabat gereja, mereka tidak bisa melakukannya karena Israel menolak puluhan permohonan izin umat Kristiani di Gaza untuk pergi ke Bethlehem.

Seorang penduduk Jalur Gaza, Michael Ayad, mengungkapkan kekecewaannya tidak bisa ke Tepi Barat untuk merayakan Natal di Bethlehem.

“Saya berharap perdamaian segera terwujud supaya kami bisa pergi ke Tepi Barat tanpa harus mengantongi izin. Kami kecewa setiap Natal. Anak saya, Saed, mendapat izin untuk pergi ke sana tetapi istrinya tidak. Keluarga saya dan putra saya mendapat izin tetapi istrinya dan saya tidak. Apa yang harus kami lakukan?,” jelas Michael Ayad.

 


1.000 Warga Kristen di Gaza

Seorang pramusaji Palestina berpakaian Sinterklas saat berkerja di sebuah restoran di pantai di Kota Gaza, Minggu (13/12/2020). Restoran tersebut didandani dengan tema Natal, pelayanannya pun berpakaian seperti Sinterklas. (AP Photo/Khalil Hamra)

Hanya terdapat sekitar 1.000 orang Kristen di Gaza. Mayoritas dari mereka adalah Kristen Ortodoks Yunani. Mereka hidup bersama dua juta penduduk Muslim di sana.

Ayad menambahkan, “Banyak keluarga berada dalam situasi ini. Kami pernah pergi ke sana dan tidak pernah tinggal lebih lama dari yang diizinkan atau melakukan pelanggaran apa pun. Saya berharap pada 23 Desember nanti saya mendapat izin dan kami bisa merayakan Natal bersama di Tepi Barat dan Bethlehem.”

 


Alami Blokade Israel

Perayaan Natal 2019 di Gaza. Dok: AP

Seperti penduduk Jalur Gaza lainnya, mereka telah mengalami blokade Israel-Mesir selama bertahun-tahun dan konflik berulang antara Israel dan kelompok militan Hamas, yang memerintah daerah kantong Palestina itu.

Hamas dan Israel telah berperang empat kali dalam lebih dari 10 tahun.

Sejak mengambilalih kekuasaan di Gaza pada 2007, kelompok militan Hamas mengizinkan pemeluk Kristen merayakan hari-hari besar keagamaan mereka sendiri tetapi tidak di depan umum.Namun, acara pada Sabtu lalu menjadi ajang kumpul bersama di tempat umum. Umat Kristiani secara meriah menyalakan lampu Natal, semarak dengan hadirnya tetangga Muslim mereka.

Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya