Pengusaha Otomotif Tagih Realisasi Insentif Rp 80 Juta Beli Mobil Listrik

Pelaku industri otomotif menyambut baik rencana pemerintah memberikan insentif hingga Rp 80 juta untuk pembelian mobil listrik.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Des 2022, 19:00 WIB
Sekjen DPR Indra Iskandar melakukan pengecekan mobil listrik merek 'Hyundai Ioniq 5' di halaman Kompleks DPR RI, Jakarta, Jumat (30/9/2022). Sebanyak 55 unit mobil tersebut akan digunakan para delegasi kegiatan 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (Parliamentary20/ P20) pada 5-7 Oktober 2022 mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan, pelaku industri otomotif menyambut baik rencana pemerintah memberikan insentif hingga Rp 80 juta untuk pembelian mobil listrik.

Namun, ia meminta pemerintah segera mengeluarkan kebijakan tersebut, agar transformasi menuju kendaraan listrik baik mobil listrik ataupun motor listrik bisa segera terealisasi.

"Ini kan baru rancangan, belum keluar. Tapi intinya kami menyambut dengan sangat positif, bahwa pemerintah bener-bener memperhatikan sektor dunia otomotif yang lebih bersih lingkungan, lebih sedikit mempergunakan bahan bakar fosil," ujar Yohannes kepada Liputan6.com, Kamis (15/12/2022).

Selain itu, ia pun meminta komitmen pemerintah agar bukan hanya pembelian mobil listrik saja yang disubsidi, tapi itu ditujukan khusus untuk kendaraan listrik produksi dalam negeri.

Termasuk komponen-komponen pembangunnya pun harus berasal dari tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

"Intinya motor atau mobil tersebut harus buatan Indonesia. Jadi jangan berpikir ini akan disubsidi, nanti kita mau beli mobil mewah dari Eropa, enggak seperti itu. Yang disubsidi mobil-mobil buatan Indonesia," ungkapnya.

"Juga, penggunaan komponen-komponen baterai yang nantinya akan diproduksi di Indonesia jadi sangat positif. Jadi overall saya lihat itu sangat positif," dia menambahkan.

Menurut dia, kebijakan tersebut jadi langkah positif pemerintah untuk menggapai target net zero emission (NZE) seperti yang dikoar-koarkan selama ini.

"Ini saya rasa positif, pemerintah sangat jeli, bisa mengalihkan subsidi kebutuhan BBM jadi kendaraan bersih lingkungan," pungkas Yohannes.


Dukung Insentif Mobil Listrik, Apindo: Masih Mahal, Perlu Subsidi

Mobil listrik Wuling Air ev menjadi Official Car Partner KTT G20 Bali. (Liputan6.com/Tommy Kurnia)

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan pemerintah akan memberikan insentif ke masyarakat yang akan membeli mobil listrik dan motor listrik.

Pemerintah akan memberikan subsidi hingga Rp 80 juta untuk pembelian mobil listrik dan Rp 8 juta untuk pembelian motor listrik.

Ketua Industri Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Johnny Darmawan menilai sudah seharusnya pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat yang akan membeli kendaraan listrik. Mengingat harga mobil maupun motor listrik masih sangat mahal bagi masyarakat kelas menengah.

"Suka tidak suka begitu. Dimana-mana memang begitu karena mobil listrik dan motor listrik ini masih mahal, makanya perlu subsidi," kata Johnny saat ditemui usai Peluncuran Laporan Bank Dunia: Indonesia Economist Prospect (IEP) 2022 di Soehanna Hall, The Energy Building, Kawasan SCBD, Jakarta Pusat, Kamis (15/12).

Johnny menai subsidi ini memang layak diberikan pemerintah untuk mendorong peningkatan permintaan masyarakat akan kendaraan listrik. Sehingga produksinya bisa dilakukan secara massal dan harganya bisa menjadi terjangkau.

"(Subsidi) ini kan hanya membantu sampai akhirnya dapat volume besar. Kalau enggak, siapa mau produksi kalau permintaan kecil, nanti harganya tinggi," ungkap dia.


Besaran Subsidi

Jurnalis asing tiba di lokasi acara KTT G20 Bali dengan mengendarai mobil listrik Wuling Air ev. (Dok. Wuling)

Terkait besaran subsidi yang diberikan pemerintah juga dinilai cukup. Untuk mobil baru pemerintah memberiman subsidi hingga Rp 80 juta, sedangkan motor sebesar Rp 8 juta pe unit.

"Kalau untuk Indonesia itu cukuplah, ya mestinya sih ini bisa jadi bersaing dengan motor konvensional," kata dia.

Besaran subsidi yang diberikan tersebut dianggap wajar bagi negara seperti Indonesia. Sehingga tidak perlu dibandingkan dengan negara lain.

"Itu pasti sudah dihitung dan enggak bisa dibandingkan dengan negara lain karena ada negara yang lebih berani (dari Indonesia)," ujarnya.

Dia menambahkan, pemberian subsidi kendaraan listrik ini juga tak harus selamanya ditanggung pemerintah. Bila pasar dan permintaan sudah bagus, Pemerintah tidak perlu lagi memberikan subsidi untuk pembelian kendaraan ramah lingkungan ini.

"Nanti kalau populasinya sudah banyak kemungkinan dicabut subsidinya," kata dia mengakhiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya