Hasil Lie Detector: Ricky Rizal Jujur Tak Lihat Sambo Tembak Brigadir J

Sidang lanjutan kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, memasuki tahap pemeriksaan saksi ahli. Salah satunya, Aji Febrianto Ar-Rosyid selaku ahli poligraf.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 16 Des 2022, 08:07 WIB
Terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf menjalani sidang lanjutan pemeriksaan saksi kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sidang lanjutan kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, memasuki tahap pemeriksaan saksi ahli. Salah satunya, Aji Febrianto Ar-Rosyid selaku ahli poligraf. Diketahui, Poligraf adalah sebuah metode untuk mendeteksi kebohongan seseorang melalui gejala psikis yang membangkitkan reaksi fisiologis.

Aji menyampaikan, dari hasil pemeriksaan yang dimiliki, terungkap bahwa Terdakwa Ricky Rizal menyampaikan jawaban yang jujur berdasarkan dua pertanyaan yang disampaikan.

"Yang pertama berkaitan dengan saudara Ricky apakah seseorang menyuruhmu mengambil senjata Yosua? Kemudian yang kedua apakah (Ricky) melihat Sambo tembak Yosua?" kata Aji di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (14/11/2022).

"Yang pertama indikasinya apa, kalau yang kedua apa?" tanya jaksa penuntut umum (JPU).

"Jujur (artinya tidak ada yang menyuruh Ricky mengambil senjata Yosua)," jawab Aji menegaskan hasil dari dua pertanyaan yang diuji terhadap Ricky.

"Berarti (pertanyaan kedua) Pak Sambo menembak Ricky melihat?" tanya JPU menegaskan.

"Jawaban Ricky jujur, berarti tidak melihat Sambo menembak (Brigadir J)," timpal Aji.

Jawaban dari Ricky diketahui cocok dengan pengakuannya di muka persidangan selama ini. Sebagai informasi, Ricky telah berulang kali mengatakan bahwa memindahkan senjata milik Yosua saat berada di Magelang adalah inisiatif pribadinya guna menghindari hal tidak diinginkan. Karena diketahui, antara Yosua dan Kuat Maruf telah terjadi perselisihan.

"Saya berpikir kalau terjadi keributan sedangkan Yosua punya senjata, maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ini antisipasi saya, barangkali Yosua tidak terima dengan apa yang dilakukan Om Kuat sedangkan kita tidak tahu apa yang terjadi bila mereka ribut lagi dan Yosua melakukan tindakan yang tak diinginkan," kata Ricky saat bersidang 13 Desember 2022.

Jaksa sempat menegaskan, apakah pengamanan senjata Yosua atas perintah orang lain atau murni inisiatifnya. Ricky kembali menjawab bahwa itu adalah inisiatifnya tanpa suruhan.

"Tidak ada yang suruh, saya yakin," jelas Ricky.

Ricky pun sempat menyampaikan ke hadapan majelis jika pengamanan dilakukan senjata milik Yosua bukan dengan maksud menyembunyikan. Dia mengaku sudah izin saat kondisi kegaduhan antara Yosua dan Kuat mereda.

"Saya sampaikan Yang Mulia. Saya bilang, Yos senjata tak amankan yah di atas. Yosua bilang tak apa-apa bang," kata Ricky kepada hakim.

Selain soal senjata, Ricky juga menyampaikan bahwa dia tidak melihat saat Ferdy Sambo ikut menembak ke arah Yosua di Rumah Duren Tiga terjadi. Dia kerap membantah saat disudutkan, telah melihat peristiwa tersebut.

Pada kejadian tersebut, Ricky hanya mengaku melihat saat Ferdy Sambo menembakkan pistolnya ke arah dinding. Terkait tembakan selain itu, Ricky memastikan dirinya tidak melihat.

"Saya tidak melihat Pak FS menembak Yosua. Sumpah saya Pak," kata Ricky Rizal saat bersaksi tanggal 13 Desember 2022.

Dua dari pertanyaan tersebut nyatanya dijawab jujur oleh Ricky. Hal itu dibuktikan dengan hasil uji lie detector yang diungkap oleh saksi ahli.

"Ricky dua kali (ditanya) juga pertama +11 (jujur), kedua +19 (jujur)," kata Aji Febrianto di muka sidang, Rabu 14 Desember 2022.

Sebagai informasi, tanda plus mengindikasikan jawaban jujur dari seseorang yang dites menggunakan alat lie detector. Sedangkan hasil minus, mengindikasi hal yang sebaliknya.

Hasil dari alat uji kebohongan ini menggunakan standar dari Asosiasi Poligraf Amerika Serikat dengan hasil akurasi mencapai 93 %. Dimana dalam tes itu dilakukan melalui tiga tahapan pemeriksaan, yakni pre test, test, dan post test. Uji alat ini juga memakai empat sensor, yaitu sensor pernapasan dada, pernapasan perut, elektro derma, dan sensor kardiovaskular.


Adik: Jujur Jadi Sifat Keseharian Ricky

Ricky Rizal (Istimewa)

Hasil poligraf Ricky Rizal ternyata tidak membuat keluarganya heran. Menurut Agung Laksana, selaku adik dari Ricky, memastikan sang kakak adalah seorang yang jujur, baik dalam bertugas dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

"Dia seorang yang kalem dan penyayang khususnya terhadap keluarga dan untuk ketiga putrinya," kata Agung dalam keterangan diterima, Kamis (15/12/2022).

Agung lalu bercerita soal sosok Ricky selama bertugas di kepolisian. Menurut dia, sang kakak memiliki cita-cita sebagai polisi karena melihat sosok almarhum ayahnya. Hal itu berhasil digapainya pada tahun 2005 saat mendapat penugasan di Polres Brebes.

Berkat kegigihan dan kejujurannya, kata Agung, sang kakak kerap dipercaya mendapat tugas pengawalan para pejabat utama di kepolisian, mulai dari tingkat Polres, Polda hingga Mabes.

"Berulang kali dia dipercaya untuk menjadi ajudan beberapa Kapolres Brebes, terhitung 4 Kapolres pernah dia layani, Ricky juga sering ditunjuk mendampingi pejabat utama Polda Jawa Tengah ataupun Mabes Polri yang melaksanakan kunjungan kerja ke Polres Brebes," jelas Agung.


Berasal dari Satlantas Polres Brebes

Ricky Rizal (Istimewa)

Agung bercerita, sebelum menjadi ajudan Ferdy Sambo, Ricky adalah seorang anggota yang bertugas di satuan polisi lalu lintas Polres Brebes. Dia ditempatkan di pusat pelayanan surat izin mengemudi (SIM). Sifatnya yang ramah, sopan dan pekerja keras, membuat Ricky kerap mendapat sejumlah penghargaan dari instansinya. Salah satunya, sebagai pegawai teladan pada tahun 2016-2017.

"Dia pernah raih penghargaan pada 28 Juni 2018, atas dedikasinya dalam bertugas karena selalu taat aturan, sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku," bangga Agung.

Agung meyakini, Ricky adalah sosok panutan bagi sesama rekan kerjanya. Sebab, polisi berpangkat Bripka ini sering ditunjuk sebagai pemateri dalam apel satuan di tiap-tiap satuan lalu lintas seantero Polres Brebes.

"Dia terkadang juga ditunjuk menjadi pemberi materi di apel pagi para anggota Sat Lantas," tambah dia.


Keluarga Harap Bisa Berkumpul Kembali

Agung meyakini, sifat dan kebaikan sang kakak yang selalu menggunakan nurani dapat melepaskannya dari jerat hukum. Hingga detik ini, Agung dan keluarga besar yakin sang kakak tidak ada dalam skenario dugaan pembunuhan berencana yang disusun oleh Ferdy Sambo.

Meski hanya bisa berdoa, Agung dan keluarga berharap Ricky Rizal bisa dinyatakan tidak bersalah dan keadilan bisa muncul di ujung palu hakim.

"Harapan keluarga agar Ricky bisa bebas, dia adalah tumpuan keluarganya. Keluarga juga berharap bisa kembali berkumpul dan Ricky bisa berdinas kembali seperti sediakala," Agung menutup.

Infografis Dakwaan Ferdy Sambo di Sidang Pembunuhan Berencana Brigadir J (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya