Strategi Siapkan Dana Pensiun di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Dalam jangka pendek, Manulife Investment Management memperkirakan inflasi pangan dan energi akan tetap tinggi,

oleh Elga Nurmutia diperbarui 15 Des 2022, 18:55 WIB
Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Inflasi kerap kali menjadi masalah utama di masa pensiun, dan baru-baru ini negara-negara di  seluruh dunia telah melihat dampak merugikan yang dapat terjadi pada kesejahteraan masyarakat. 

Dalam jangka pendek, Manulife Investment Management memperkirakan inflasi pangan dan energi akan tetap tinggi, sedangkan barang dan jasa yang sensitif terhadap suku bunga dapat  mengalami disinflasi. 

Selain itu, kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi  sedang meningkat, dan tim kami memperkirakan akan terjadi resesi di negara maju dan  pemulihan ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan di beberapa negara Asia. 

Dalam jangka panjang, Manulife Investment Management masih memperkirakan inflasi akan  terus meningkat, meskipun secara moderat, terutama didorong oleh faktor global dan dari sisi  penawaran. Ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi bank sentral untuk bekerja keras dan dapat mendorong mereka untuk menghadapi inflasi yang lebih tinggi dalam jangka panjang. 

Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen  Indonesia, Katarina Setiawan mengatakan, pihaknya memperkirakan inflasi akan tetap tinggi dan pasar akan tetap  berfluktuasi untuk jangka waktu yang relatif cukup lama. Ini bukan kondisi makro yang ideal  untuk perencanaan pensiun. 

Dalam kondisi seperti itu, investor harus mempertimbangkan strategi diversifikasi multi-aset yang berorientasi pada pendapatan jangka panjang saat  membuat perencanaan pensiun. 

 

 


Antisipasi Kondisi Ekonomi

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

"Di tengah volatilitas pasar yang ada, kita harus menyeimmbangkan return dari hasil investasi itu tetap optimal, volatilitas terjaga, itu dilakukan dengan diversifikasi. Jangan menaruh di satu kelas aset saja, misalnya saham potensinya masih besar return masih baik, tapi volatilitas masih tinggi,” kata Katarina dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (15/12/2022).

Hal ini memungkinkan investor untuk mencari dan  mendapatkan arus pendapatan yang berkelanjutan dari aset dengan imbal hasil yang lebih tinggi, serta berpotensi mendapatkan keuntungan dari peluang apresiasi modal yang  kemungkinan tersebar di berbagai wilayah geografis dan sektor yang dapat menghasilkan imbal hasil riil di atas inflasi.

“Dengan mengantisipasi bahwa kondisi ekonomi makro dalam jangka pendek dan jangka  panjang berpotensi tetap menantang, masyarakat harus berinvestasi sejak dini dan tetap  berinvestasi, bahkan saat di masa pensiun untuk menciptakan arus pendapatan  berkelanjutan yang dibutuhkan di masa pensiun,” kata dia. 


Tingkatkan Investasi

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)

Dia menuturkan, masyarakat dapat mempertimbangkan untuk  berinvestasi pada produk yang menginvestasikan kembali keuntungan yang didapatkan dari  modalnya dan pendapatan yang berpotensi menghasilkan pengembalian investasi dan hasil  nyata, yang dapat membantu mereka mengatasi masalah umur panjang dan masalah terkait  pensiun lainnya.

Sementara itu, Elvin Tharm mengatakan, masyarakat Indonesia harus meningkatkan jumlah persentase  dari pendapatannya untuk diinvestasikan. Pemerintah telah meningkatkan batasan usia  pensiun sebanyak satu tahun secara bertahap setiap tiga tahun, hingga menjadi 65 tahun. 

Hal  tersebut memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memiliki lebih banyak waktu untuk  mendapatkan dan menyimpan uang. Faktanya, mengandalkan tabungan sebagai sarana  pengumpulan dana untuk masa pensiun tidak akan cukup. 

Alhasil, masyarakat harus meningkatkan  alokasi aset mereka ke dalam produk investasi, dan mempertimbangkan untuk membuat skema dana pensiun tambahan yang didedikasikan untuk menciptakan arus pendapatan yang  berkelanjutan ketika mereka pensiun.

 

 


Kelola Investasi

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)

"Kami mendorong masyarakat untuk menggunakan Manulife Investment Management  Retirement Income Forecaster untuk mengetahui perkiraan pendapatan pensiun bulanan  mereka, mengidentifikasi kesenjangan finansial antara pendapatan pensiun bulanan dengan  gaya hidup ideal yang ingin mereka capai di masa pensiun, menetapkan tujuan, dan mencari  solusi investasi yang paling tepat,” kata Elvin.

Elvin juga menyebutkan, dalam mengelola investasi terdapat hal penting yang perlu diperhatikan. Misalnya, ketika memasuki usia pensiun, sebaiknya tidak menarik uang ataupun aset secara sekaligus karena tidak akan mendapatkan keuntungan dari bunga majemuk.

Selain itu, tingkat inflasi tinggi perlu diperhatikan, karena penting bagi masyarakat untuk mengelola investasi lebih cerdas.  Sebagai informasi, terkait Retirement Income Forecaster bisa diakses melalui https://diverseasia.reksadana-manulife.com.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya