Insentif Rp 80 Juta Bakal Dongkrak Jualan, Produsen Ayo Produksi Mobil Listrik di RI

Pemerintah sendiri rencananya akan memberikan insentif pembelian kendaraan listrik dengan rentang beragam. Mulai dari insentif mobil listrik sebesar Rp 80 juta, Rp 40 juta untuk mobil listrik berbasis hybrid, Rp 8 juta untuk motor listrik, dan Rp 5 juta untuk motor konversi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Des 2022, 20:00 WIB
Jurnalis asing tiba di lokasi acara KTT G20 Bali dengan mengendarai mobil listrik Wuling Air ev. (Dok. Wuling)

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha meyakini bila pemberian insentif kendaraan listrik bakal mendongkrak angka penjualan. Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi meyakini, penjualan bisa terdongkrak.

Pemerintah sendiri rencananya akan memberikan insentif pembelian kendaraan listrik dengan rentang beragam. Mulai dari insentif mobil listrik sebesar Rp 80 juta, Rp 40 juta untuk mobil listrik berbasis hybrid, Rp 8 juta untuk motor listrik, dan Rp 5 juta untuk motor konversi.

Yohannes mengatakan, tren penjualan kendaraan listrik di sektor industri otomotif pada kurun waktu 2021-2022 perkembangannya luar biasa sekali."Kalau saya lihat datanya, di 2021 mobil EV terjual 687 unit. Tapi di tahun 2022 sampai dengan November ini, mobil baterainya sudah terjual 7.923 unit. Jadi hampir 8.000, atau naik sekitar 13 kali lipat," paparnya kepada Liputan6.com, Kamis (15/12/2022).

"Mobil hybrid-nya di 2021 terjual 2.400 unit. Di 2022 sudah terjual 7.300 unit. Jadi udah naik tiga kali lipat," ujar Yohannes.

Bila pemberian insentif mobil listrik itu benar terwujud, Yohannes memproyeksikan pasti peningkatan angka penjualannya akan jauh lebih besar lagi. "Apalagi kalau insentifnya Rp 80 juta. Misal mobil Wuling, harga mobil listriknya Rp 300 jutaan. Kalau dikasih Rp 80 juta gede sekali loh. Harusnya bisa lebih cepat," ungkap dia.

Oleh karenanya, ia pun menghimbau para pelaku usaha di sektor otomotif segera masuk ke pasar mobil listrik di Indonesia, dan memproduksi kendaraan listrik di Tanah Air.

"Dengan ini kami akan menghimbau para anggota Gaikindo, perusahan-perusahaan yang belum produksi mobil listrik di Indonesia untuk segera mengalihkan produksinya di Indonesia," pinta Yohannes.


Kaya Lithium, Kadin Lobi Australia Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Sekjen DPR Indra Iskandar melakukan pengecekan mobil listrik merek 'Hyundai Ioniq 5' di halaman Kompleks DPR RI, Jakarta, Jumat (30/9/2022). Sebanyak 55 unit mobil tersebut akan digunakan para delegasi kegiatan 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (Parliamentary20/ P20) pada 5-7 Oktober 2022 mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam rangka mewujudkan misi menghadirkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menjajaki peluang kerja sama dengan negara tetangga Australia.

Hal ini dilakukan mengingat Indonesia dan Australia memiliki kepentingan yang sama terkait pengembangan ekosistem kendaraan listrik berkat kandungan cadangan mineral yang dimiliki kedua negara tersebut.

Dalam pertemuan sekaligus silahturahmi, hadir Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid bersama Hon Roger Cook, Deputy Premier of Western Australia dan Krita Dunstan, Investment & Trade Commissioner Western Australia untuk ASEAN.

Arsjad mengatakan, Indonesia dan Australia diberkahi dengan cadangan mineral yang sangat dibutuhkan dunia usaha dan industri dalam mempromosikan kendaraan listrik ke depan.

Masing-masing pihak menyadari urgensi untuk mempererat hubungan sebagai tetangga yang baik dalam rangka menarik gerbong industri kendaraan listrik ke kawasan Indonesia dan Australia.

Indonesia memiliki cadangan mineral, seperti nikel, tembaga, bauksit, dan timah yang apabila diintegrasikan dapat satu ekosistem ekonomi seperti industri kendaraan listrik, potensinya dapat menghasilkan nilai tambah berkali-kali lipat. Sementara itu, Australia memiliki cadangan lithium yang menjadi salah satu elemen inti dari pengembangan baterei kendaraan listrik ke depan.

“Kami bersilahturahmi dalam kerangka untuk mewujudkan kerja sama erat antara Australia-Indonesia untuk menjadikan kedua negara sebagai global hub bagi ekosistem baterei untuk kendaraan listrik. Kami mengeksplorasi berbagai peluang tersebut untuk bisa mengembangkan pusat produksi baterei kelas dunia,” ujar dia.

 


Beli Mobil Listrik Dapat Insentif Rp 80 Juta dan Motor Listrik Rp 8 Juta

Mobil listrik Wuling Air ev menjadi Official Car Partner KTT G20 Bali. (Liputan6.com/Tommy Kurnia)

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, pemerintah akan memberikan insentif pembelian kendaraan listrik hinga puluhan juta. Langkah pembelian insentif ini untuk memaksa produsen mobil dan motor listrik dunia mempercepat realisasi investasi di Indonesia.

“Dengan memberikan insentif ke pembelian mobil atau motor listrik, kita akan memaksa produsen-produsen mobil listrik atau motor listrik di dunia semakin mempercepat realisasi investasi,” kata Agus, Rabu (14/12/2022).

Agus pun merincikan,  insentif untuk pembelian mobil listrik sebesar Rp 80 juta dan Rp 40 juta untuk pembelian mobil listrik berbasis hybrid. Sedangkan insentif untuk pembelian motor listrik ditetapkan sebesar Rp 8 juta, dan insentif untuk motor konversi menjadi motor listrik sebesar Rp 5 juta.

Dia menekankan bahwa insentif diberikan kepada pembeli yang membeli mobil atau motor listrik dari produsen yang memiliki pabrik di Indonesia.

“Indonesia ingin mendorong penggunaan mobil atau motor listrik menjadi lebih cepat,” kata dia.

Agus menjelaskan beberapa manfaat percepatan penggunaan mobil atau motor listrik yaitu optimalisasi nikel yang merupakan salah satu bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik. Cadangan nikel di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia.

Selain itu, percepatan penggunaan kendaraan listrik, menurut Agus, juga akan membantu kapasitas fiskal di APBN karena akan mengurangi subsidi untuk Bahan Bakar Minyak berbasis fosil.

Kemudian, Indonesia juga ingin membuktikan kepada komunitas global mengenai komitmen dalam pengurangan karbon dengan mengupayakan transisi ke kendaraan berbasis listrik.

Menurut Agus, pemberian insentif untuk pembelian kendaraan listrik sangat penting untuk menumbuhkan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Indonesia telah belajar dari negara-negara negara-negara yang memiliki ekosistem kendaraan listrik dengan progres yang baik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya