Liputan6.com, Jakarta - Manulife Aset Manajemen Indonesia menjelaskan betapa pentingnya untuk melakukan investasi sejak dini. Lantaran, hal tersebut bisa memutus lingkaran beban berlapis atau biasa disebut generasi sandwich.
Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan menuturkan, dengan melakukan investasi sejak dini berpotensi memutus generasi sandwich yang terus terjadi, seperti menanggung beban keluarga, anak dan juga orangtuanya.
Advertisement
"Kalau bisa menyisihkan sejak dini dan disiplin investasi diharapkan pada masa pensiun tidak membebani anak kita, anak kita bisa bebas dari kewajiban membiayai kita sebagai orang tua dan tidak menjadi generasi sandwich,” kata Katarina dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (15/12/2022).
Selain itu, Katarina juga mengatakan, sebelum menyiapkan dana pensiun, sebaiknya menyiapkan dana darurat terlebih dahulu.
"Kita kalau belum terpenuhi dana darurat, kita alokasikan dana darurat dan pensiun, setelah dana darurat terkumpul berinvestasi lebih banyak untuk dana pensiunnya,” kata dia.
Ia menambahkan, jika sama sekali tidak menyiapkan dana pensiun, tentunya akan menyebabkan beban untuk mengumpulkan biaya semakin berat.
“Setelah dana darurat terkumpul, investasi dana pensiun karena dana darurat tidak terlalu sebesar persiapan pensiun lebih gampang terkumpul lebih cepat. Maka kita lebih fokus menambah dana pensiun kita,” ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Head of Retirement Proposition, Strategy and Transformation, Asia Retirement, Manulife Investment Management, Elvin Tharm mengatakan, investasi lebih baik untuk menyiapkan pensiun. Hal tersebut dilakukan agar di masa pensiun bisa hidup lebih nyaman.
“Diimbau untuk orang Indonesia untuk meningkatkan investasi, portofolio investasi diversifikasi risiko dan menciptakan pendapatan rutin,” kata dia.
Dia mengatakan, investasi untuk menciptakan dana berkelanjutan untuk modal jangka panjang.
Strategi Siapkan Masa Pensiun dari Manulife Investment Management
Sebelumnya, saat ini banyak masyarakat Indonesia yang melakukan berbagai cara untuk mempersiapkan masa pensiun secara finansial, antara lain dengan ikut serta dalam program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) serta membuat rekening tabungan dan investasi secara khusus dengan tujuan menciptakan arus pendapatan yang berkelanjutan di masa pensiun.
Head of Retirement Proposition, Strategy and Transformation, Asia Retirement, Manulife Investment Management, Elvin Tharm, mengatakan, terlihat jelas kesenjangan yang besar antara perkiraan pengeluaran di masa pensiun dan jumlah pendapatan pensiun yang diyakini dapat dicapai sesuai dengan status keuangan mereka saat ini.
"Orang-orang di Indonesia, bahkan di seluruh Asia, sedang menghadapi situasi yang sulit dalam menjembatani kesenjangan ini. Dengan inflasi, biaya kesehatan, dan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari, daya beli uang tabungan dan pendapatan mereka akan terkikis seiring berjalannya waktu,” kata Elvin dalam
Elvin mengatakan, orang Indonesia masih memiliki kecenderungan untuk menyimpan uang tunai. Mereka mengalokasikan 37 persen asetnya dalam bentuk uang tunai dan deposito perbankan.
Sementara itu, mereka hanya mengalokasikan 29 persen asetnya ke investasi antara lain reksa dana, saham, obligasi, ETF, dan real estat. Selain itu, hanya 53 persen penduduk Indonesia yang terdaftar di BPJS atau telah mengambil dana pensiun dari pihak swasta
"Mereka yang berencana mengandalkan simpanan tabungannya setelah mencapai usia pensiun akan menanggung risiko tidak memiliki sejumlah dana pensiun yang cukup,” ujar Elvin.
Advertisement
Hasil Riset
Hal tersebut menunjukkan, ada kebutuhan mendesak bagi masyarakat dalam merencanakan kesejahteraan finansial mereka dengan lebih baik melalui cara yang efektif untuk menghasilkan arus pendapatan rutin di masa pensiunnya
Adapun, riset yang dilakukan oleh Manulife Investment Management (MIM) mengungkapkan secara umum, pendapatan pensiun para pekerja di Indonesia diperkirakan \sebesar 20 persen dari pendapatan mereka saat ini atau bahkan lebih rendah.
Temuan ini disusun berdasarkan hasil riset Diverse Asia yang baru diluncurkan bersamaan dengan fitur Retirement Income Forecaster atau Proyeksi Pendapatan Pensiun.
Fitur tersebut dapat membantu masyarakat dalam memproyeksi pendapatan pensiun bulanannya di masa depan berdasarkan usia saat ini, gaji, dan aset yang dapat diinvestasikan saat ini, termasuk kontribusi BPJS mereka. Retirement Income Forecaster memungkinkan penggunanya untuk melihat bagaimana proyeksi pendapatan pensiun mereka dapat berubah pada tahap kehidupan yang berbeda.
Bantu Identifikasi
Hal ini dapat membantu mereka dalam mengidentifikasi kesenjangan finansial dan tindakan yang diperlukan untuk mengamankan gaya hidup di masa pensiun agar sesuai dengan impian mereka.
Head of Strategic Initiatives and Innovation, Multi-Asset Solutions, Manulife Investment Management, Émilie Paquet mengatakan, Retirement Income Forecaster adalah alat yang mengintegrasikan asumsi terhadap pasar modal dengan data portofolio investasi terkemuka.
Berdasarkan pemodelan matematis yang canggih dan beragam simulasi yang ketat, Retirement Income Forecaster menghitung pendapatan pensiun bulanan yang diproyeksikan dapat dicapai oleh seorang individu dengan tingkat keakuratan yang tinggi.
“Kami yakin alat ini dapat membantu penggunanya untuk menyadari seberapa besar potensi dana yang bisa mereka simpan untuk masa pensiunnya berdasarkan status mereka saat ini. Setelah itu, mereka dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk merencanakan masa depan keuangannya dengan lebih baik,” kata Émilie Paquet.
Advertisement