Tambah Modal, Komisaris dan Direksi Mitratel Beli Saham MESOP

Ada peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor perseroan sehubungan dengan telah dilaksanakannya MESOP PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).

oleh Elga Nurmutia diperbarui 15 Des 2022, 21:02 WIB
Telkom lewat Mitratel yang menargetkan pembangunan 6.000 menara operator jaringan komunikasi dalam tiga tahun kedepan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel menjelaskan terkait peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan karena pelaksanaan program kepemilikan saham manajemen dan karyawan (MESOP).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/12/2022), ada peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor perseroan sehubungan dengan telah dilaksanakannya MESOP oleh Mitratel

Awalnya, jumlah modal ditempatkan dan disetor MTEL sebanyak 83.515.452.844 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 19,04 triliun. 

Kemudian, jumlah tersebut menjadi 83.539.294.344 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 19,04 triliun. Dengan demikian, jumlahnya bertambah 23.841.500 saham. 

"Adapun peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor tersebut di atas adalah sebagaimana dituangkan dalam Akta No.28 pada 13 Desember 2022," tulis Manajemen Perseroan, dikutip Kamis (15/12/2022).

Di sisi lain, komisaris dan direksi Mitratel membeli 11.802.400 saham MTEL dengan harga pelaksanaan Rp 720 per saham.

Komisaris Utama Mitratel, Herlan Wijanarko membeli saham MTEL sebanyak 2.685.400 lembar atau setara dengan Rp 1,93 miliar. Sedangkan, Komisaris Mitratel, Hadi Prakosa membeli saham MTEL sebanyak 200.000 lembar atau senilai Rp 144 juta.

Kemudian, Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko membeli saham MTEL sebanyak 2.387.000 lembar atau sekitar Rp 1,71 miliar.  Direktur Ian Sigit Kurniawan  membeli saham MTEL sebanyak 2.100.000 lembar atau setara dengan Rp 1,51 miliar.

Selain itu, Direktur Mitratel, Pratignyo Arif Budiman membeli saham MTEL sebanyak 1.500.000 lembar atau setara dengan Rp 1,08 miliar. Direktur Mitratel, Noorhayati Candrasuci membeli saham MTEL sebanyak 1.400.000 lembar atau setara dengan Rp 1 miliar.

Adapun, Direktur Mitratel, Hendra Purnama membeli saham MTEL sebanyak 1.530.000 lembar atau setara dengan Rp 1,10 miliar. 

 

 


Saham MTEL Masuk Jajaran Penghuni IDX ESG Leaders, Ini Tanggapan Mitratel

Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) evaluasi terhadap indeks IDX ESG Leaders dengan saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel masuk dalam daftar anggota baru indeks IDX ESG Leaders yang akan mulai berlaku pada 21 September 2022.

Indeks IDX ESG Leaders adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki penilaian Environmental, Social, dan Governance (ESG) yang baik dan tidak terlibat pada kontroversi secara signifikan, memiliki likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik. Penilaian ESG dan analisis kontroversi dilakukan oleh Sustainalytics.

Masuknya MTEL dalam daftar saham penghuni IDX ESG Leaders semakin mengokohkan visi misi perusahaan dalam pelestarian lingkungan, kepedulian sosial dan tata kelola yang baik (GCG). Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama menuturkan, kiprah perusahaan selama ini telah membuktikan visi dan misinya dalam menerapkan prinsip ESG.

“Di bidang lingkungan, MTEL memiliki lebih dari 615 tower off grid dengan sumber listrik menggunakan panel tenaga surya. Lebih jauh saat ini MTEL juga telah membangun lokasi riset dan pengembangan solar panel sebagai sumber listrik untuk lokasi site on grid di 2 lokasi yaitu di Desa Sisalam, Wanasari, Brebes, Jawa Tengah dan di Bukit Tengah, Bali,” ungkap Hendra di Jakarta, Jumat, 16 September 2022, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (19/9/2022).

Hendra mengatakan, Mitratel juga memberikan bantuan dan dukungan selama pandemi Covid-19 diantaranya Program Sarapan dan Sembako gratis dan bantuan ventilator ke rumah sakit.

“Langkah ini kami lakukan sebagai bentuk kepedulian perusahaan untuk selalu berbagi dengan sesama, dan kami bisa tumbuh bersama masyarakat,” kata Hendra Purnama.

 


Tata Kelola Perusahaan

Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari sisi tata kelola perusahaan, Hendra menyatakan perusahaan telah meraih Sertifikasi ISO 31000 Risk Management, Sertifikasi ISO 45001 Occupational Health and Safety dan SMK3.

 “Saat ini kami sedang dalam proses evaluasi untuk meraih sertifikasi ISO 9001:2008 tentang sistem manajemen mutu/kualitas dan ISO 27000 tentang sistem manajemen keamanan informasi,” tutur dia.

Indeks IDX ESG Leaders dibangun berdasarkan penilaian risiko ESG yang mengukur sejauh mana penerapan ESG dilakukan oleh perusahaan tercatat berdasarkan eksposur risiko di masing-masing bidang usaha.

BEI bekerjasama dengan Sustainalytics, lembaga independen terkemuka yang bergerak dalam bidang penelitian ESG dan tata kelola perusahaan, dalam penyediaan data ESG. Data ESG yang disediakan berupa penilaian risiko ESG dan analisis kontroversi yang akan menjadi dasar dalam penetapan konstituen Indeks IDX ESG Leaders.

 


Alasan Mitratel Mulai Jajakan Skema Bisnis ke Operator Telekomunikasi

Menara telekomunikasi Mitratel (Foto: Mitratel).

Sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel menawarkan skema bisnis yang atraktif untuk seluruh operator telekomunikasi.

Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko atau akrab disapa Teddy mengatakan skema bisnis tersebut berupa tower leasing, connectivity dan power yang bisa ditawarkan kepada operator telekomunikasi dengan skema bundling dan total solution.

"Dengan begitu operator telekomunikasi hanya perlu menentukan tower yang diinginkan dan kami akan menyiapkan semua sarana penunjangnya. Hal ini diharapkan dapat memudahkan operator untuk meningkatkan layanannya kepada masyarakat di seluruh Indonesia," kata Teddy dalam keterangan resmi, ditulis Kamis (11/8/2022).

Mitratel saat ini memiliki menara Mitratel sampai 31 Juli 2022 menjadi lebih dari 34.800, usai akuisisi 6.000 menara Telkomsel beberapa waktu lalu. Jumlah itu desebut menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Pengalihan kepemilikan menara itu memberikan dampak potensi yang sangat besar kepada operator telekomunikasi untuk memperkuat dan memperluas layanannya.

"Tower-tower tersebut sebelumnya eksklusif hanya untuk Telkomsel dan sekarang dapat dimanfaatkan oleh semua operator dan skema bisnis yang sangat menarik" ujar Teddy.


Target Perseroan

Konferensi pers pencatatan saham perdana saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel), Senin (22/11/2021). (Dok: Istimewa)

Setelah akuisisi menara, Teddy mengatakan, Mitratel akan meningkatkan tenancy ratio secara agresif dan perluasan layanan termasuk portfolio bisnis pendukung (tower ecosystem) agar dapat menciptakan nilai yang lebih besar bagi pelanggan.

Mitratel berinisiatif untuk mengimplementasikan marketing analytics dalam aktivitas pemasaran dan penjualan, memanfaatkan solusi small cell untuk 5G, serta memperkuat kemitraan dengan pemilik lahan. Pada akhirnya hal ini akan mendorong Mitratel sebagai tower provider pilihan utama pelanggan.

Bukan hanya karena ketersediaan tower di setiap titik kebutuhan pelanggan tetapi juga karena memberikan nilai lebih dalam mendukung bisnis pelanggan dan juga lingkungan sekitar menara.

"Dengan semakin luas jangkauan dari layanan operator yang memanfaatkan tower Mitratel, maka akan memacu pemanfaatannya untuk menggerakkan perekonomian nasional, termasuk pengembangan start up dan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di seluruh Indonesia," pungkas Teddy.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya