Survey LSN: Ridwan Kamil dan Moeldoko Masuk 4 Besar Elektabilitas Cawapres

Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, menyodok ke empat besar calon wakil presiden (cawapres). Hal itu disampaikan oleh Lembaga Survei Nasional (LSN) saat merilis hasil survei terbaru yang dilaksanakan 16-29 November 2022, di 34 provinsi.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Des 2022, 18:22 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, menyodok ke empat besar calon wakil presiden (cawapres). Hal itu disampaikan oleh Lembaga Survei Nasional (LSN) saat merilis hasil survei terbaru yang dilaksanakan 16-29 November 2022, di 34 provinsi.

Selain perkembangan tingkat elektabilitas capres, survei LSN kali ini juga mengukur tingkat keterpilihan cawapres.

“Hasilnya, ada empat tokoh yang paling dinominasikan publik sebagai cawapres, yakni Ridwan Kamil (23,8 persen), Sandiaga Uno (18,7 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (12,4 persen) dan Moeldoko (10,5 persen),” ujar Direktur Eksekutif LSN, Gema Nusantara Bakry, pada rilis survey terbaru LSN melalui siaran zoom meeting, Jumat (16/12/2022).

“Sebagaimana disebutkan di atas bahwa Ridwan Kamil jika disimulasikan berpasangan dengan capres manapun (apakah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, atau Anies Baswedan) meraih elektabilitas tertinggi. Sandiaga juga memiliki tingkat keterpilihan tinggi jika dipasangkan dengan Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto,” terang Bakry.

Sementara itu, AHY hanya memiliki elektabilitas yang tinggi jika menjadi cawapresnya Anies. Sedangkan Moeldoko juga punya peluang keterpilihan cukup tinggi jika menjadi cawapresnya Ganjar.


Bisa Muncul Kuda Hitam

Bakry mengindikasikan dengan sisa waktu 14 bulan jelang pelaksanaan pemilhan umum (Pemilu) 2024 masih sangat mungkin terjadi kejutan munculnya kuda hitam, baik untuk capres maupun cawapres.

Jelang Februari 2024, Moeldoko dan Ridwan Kamil bisa saja menyodok ke papan atas meramaikan persaingan capres. Sedangkan untuk posisi cawapres sangat terbuka munculnya nama baru yang tidak pernah mejeng di papan survei.

“Seperti pernah terjadi pada Pilpres 2009 (Boediono) dan Pilpres 2019 (Ma’ruf Amin). Bahkan Jusuf Kalla pun ketika maju sebagai cawapres pada 2004 dan 2009 juga tidak masuk hitungan dalam rilis survei berbagai lembaga riset mainstream,” pungkas Bakry.

Infografis Jadwal dan Usulan Tahapan Pemilu Serentak 2024 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya