Liputan6.com, Jakarta - Pentingnya dukungan nyata dalam pengembangan literasi dan budaya baca, membuat Perpusnas perlu turun tangan langsung memberikan bantuan buku-buku ke perpustakaan komunitas yang ada di Sulbar.
Advertisement
Bantuan berupa buku siap layan sebanyak masing-masing 500 eksemplar diberikan kepada 10 Perpustakaan Komunitas, antara lain Perpustakaan Komunitas Ruang Budaya Bura’pia, Blantara (Bola Literasi Nusantara), Literasi Pa’banuai (LIPA), Pastan Sapo Baca, Paloangan, KOMPAK (Komunitas Sipakainga’), Komunitas Pustaka Kelompok Nelayan Sipatuo, Komunitas Literasi Teras Aksara, Komunitas Lisung Ada Membaca, dan Pustaka Trans Tanjung Cina.
Dalam acara Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) Provinsi Sulawesi Barat, Pustakawan Ahli Utama Perpusnas, Deni Kurniadi mengatakan, bantuan buku diberikan sebagai bentuk dorongan kepada Pemerintah Daerah dalam pengembangan perpustakaan.
"Perpustakaan sebagai episentrum ilmu pengetahuan memiliki peran krusial bagi kemajuan masyarakat. Seiring berkembangnya masyarakat, maka kebutuhan perpustakaan tidak sekadar tempat untuk membaca," ungkapnya.
Menurut Deni, kolaborasi antara pemerintah pusat dengan komunitas melalui koordinasi pemerintah daerah salah satunya, menjadi kunci penting dalam penyediaan akses literasi dalam upaya mewujudkan masyarakat yang berbudaya baca dan literasi yang kuat.
"Tanpa bahan bacaan yang kuat, siapa pun tidak akan punya kekuatan berpikir," imbuhnya.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, Akmal Malik, pada kesempatan yang sama mengungkap dirinya memilih pemberdayaan komunitas masyarakat sebagai cara mendorong masyarakatnya lebih dekat dengan literasi.
"Orang-orang komunitas literasi saya yakini memiliki militansi yang tinggi. Maka saya minta kegiatan-kegiatan kita mulai dengan berbasis komunitas dulu untuk mengelolanya," katanya, Kamis (15/12/2022).
Akmal mengungkapkan, sebanyak enam Kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat saat ini masih membutuhkan dukungan dalam peningkatan literasi. Hal tersebut karena masih banyak sumber daya alamnya berupa produk mentah belum dapat diolah menjadi produk dengan nilai tambah oleh masyarakatnya.
"Bukan karena sumber daya manusia yang kurang bagus. Namun, masih kurang literasinya. Maka dari itu perlu adanya dorongan dalam memperkuat literasi ditambah dengan dorongan agar masyarakat melakukan aktivitas yang meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan," imbuhnya.
Membudayakan Gemar Membaca
Dalam talkshow yang mengangkat tema “Membangun Peradaban Unggul Melalui Gerakan Literasi” tersebut juga hadir sebagai narasumber, Bunda Literasi Provinsi Sumatera Barat, Yulia Zubir Akmal, Wakil Rektor II Universitas Sulawesi Barat, Anwar Sulili, dan Tenaga Ahli Anggota Komisi X DPR RI Bidang Program Aspirasi dan Kerja Sama Antar Mitra Kerja Sama, Andi Fathonani.
Yulia sebagai Bunda Literasi mendorong peran serta seluruh perempuan di Provinsi Sulawesi Barat untuk berperan serta membudayakan gemar membaca melalui berbagai kegiatan pemberdayaan kesejahteraan keluarga.
"Mari kita mulai budaya membaca untuk tingkatkan literasi dimulai dari diri sendiri dulu. Bunda yang gemar membaca dulu, baru kemudian anak-anaknya akan ikut gemar membaca," katanya.
Advertisement