Ekonomi Global Melambat, UMKM Diprediksi Tetap Bertahan

Kondisi ekonomi Indonesia tahun depan diprediksi dapat lebih kuat terhadap resesi global ini, UMKM sebagai motor Indonesia perlu tetap waspada

oleh Elga Nurmutia diperbarui 16 Des 2022, 11:57 WIB
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Teguh Supangkat beri sambutan dalam acara BTPN Daya Fest 2022, Jumat (16/12/2022) (Foto: tangkapan layar/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan terkait tantangan ekonomi ke depan dan bagaimana mengoptimalkan potensi yang dimiliki agar mampu bertahan di tengah situasi yang menantang. 

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Teguh Supangkat menuturkan, banyak analis mengatakan ke depan diprediksi menghadapi suatu ketidakpastian yang antara lain ditandai dengan pertumbuhan ekonomi global yang masih mengalami perlambatan. 

"Tren perlambatan ini terjadi di tengah tingginya ketidakpastian dan ekskalasi berbagai risiko global serta beberapa faktor domestik di setiap negara yang ada," kata Teguh Supangkat dalam acara Bank BTPN Daya Fest 2022, Jumat (16/12/2022).

Ia menyebutkan, di dalam laporan the World Economic Outlook Oktober 2022, IMF mengoreksi negatif prospek pertumbuhan ekonomi global pada 2022 sebesar 0,4 poin atau presentasi dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen yang di antaranya disebabkan oleh beberapa hal terkait dengan perang Rusia-Ukraina dan juga beberapa masalah ekonomi lainnya.

"Tapi kalau kita lihat di sini kita harus terus positif untuk mengatasi hal ini karena dengan optimistiS dan juga positif thinking kita akan selalu bisa mengatasi hal-hal yang ada," kata dia.

Meski di dunia berada di ambang beberapa hal terkait dengan ketidakpastian ini, tetapi beberapa negara memiliki pondasi perekonomian yang baik dan terus menunjukkan tren pertumbuhan yang positif. 

Secara umum di benua Asia, terutama Asia Tenggara diprediksi masih cukup kuat menghadapi kondisi ketidakpastian pada tahun depan.

 


Asia Tenggara Diprediksi Masih Cukup Kuat

Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Di Asia Tenggara melihat rata-rata pertumbuhan ekonomi di proyeksi berada di kisaran 5 persen pada 2022. Kedepannya IMF juga menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan sebesar 5 persen pada 2023," ujar dia.

Ia menambahkan, angka tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN secara keseluruhan yang diproyeksikan berada di angka 4,9 persen pada 2023.

"Refleksi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin menguat pada triwulan III 2022 di mana PDB ini nasional tumbuh sebesar 5,72 persen melampaui ekspektasi pasarnya," katanya.

Pencapaian ini juga semakin memperkuat level perekonomian yang terus melaju melampaui pra pandemi yang pada kuartal II 2022, telah berada pada 5,45 persen di atas rata-rata level PDB triwulanan 2019.

Di sisi lain, sektor UMKM memiliki peran yang besar dalam perekonomian ini. UMKM adalah salah satu penggerak ekonomi negeri di mana jumlah UMKM mencapai 64,2 juta dengan share terhadap PDB mencapai 61,07 persen.


UMKM Punya Peran Besar

Seorang delegasi G20 tampak menyempatkan diri melihat berbagai produk UMKM asli NTT saat mengikuti sidang pertama pertemuan kedua Sherpa atau 2nd Sherpa Meeting di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Barat (NTT) pada Minggu (10/7/2022). (Sumber: InfoPublik.id)

"UMKM ke depan juga diharapkan mampu bersaing dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang diharapkan pada tahun 2024 terdapat 30 juta UMKM yang telah go digital," kata Teguh.

Meskipun kondisi ekonomi Indonesia tahun depan diprediksi dapat lebih kuat terhadap resesi global ini, UMKM sebagai motor Indonesia perlu tetap waspada dan siap menghadapi kondisi yang ada.

"Dalam kondisi seperti ini sangat penting bagi pelaku usaha UMKM untuk mulai mempersiapkan segala hal. Saya rasa UMKM ini daya tahannya termasuk yang bagus dari mulai pandemi dan hal-hal lain," kata dia.

Adapun, salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh UMKM dan bisnis lainnya agar bisa bertahan dalam menghadapi resesi adalah menjaga kesehatan keuangan. 

"Beberapa langkah yang dapat dilakukan agar UMKM bisa bertahan di kala menghadapi kondisi ketidakpastian global ini, antara lain bagaimana kita mengevaluasi rencana dan target bisnis kunci pertama yaitu adalah melakukan evaluasi kinerja dan juga target bisnis," kata Teguh.

 


Strategi

Pengunjung memilih produk UMKM pada acara In Store Promotion di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (18/11/2020). Sektor UMKM mendapat perhatian serius dari pemerintah untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dan menopang pertumbuhan ekonomi di masa pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dalam situasi yang tidak pasti perencanaan yang baik adalah kunci untuk bertahan. Hal ini dapat dimulai dengan mengevaluasi sejauh mana perkembangan usaha di tengah ketidakpastian ekonomi, bagaimana kinerja dan keuangan dari usaha yang dijalankan, serta bagaimana progres dalam mencapai target yang ada.

"Strategi ini tentunya dapat diperkuat dengan menyiapkan rencana alternatif sebagai langkah konservatif, jika rencana bisnis utama tidak berjalan dengan dengan mulus," kata dia.

Lainnya adalah terkait dengan memperkuat cadangan likuiditas, terutama yang tidak bisa dipungkiri sebagai kondisi finansial yang baik membuat bisnis mampu beroperasi dengan maksimal dan bahkan melakukan suatu ekspansi.

"Yang lain adalah melakukan inovasi produk dan pemasaran dengan memanfaatkan teknologi. Kita tahu bahwa akibat pandemi hampir semua kegiatan masyarakat bergeser dari aktivitas fisik tatap muka menjadi virtual dan online tentunya perubahan ini perlu dimanfaatkan dengan baik yang menjadi peluang untuk meningkatkan bisnis agar usaha UMKM tetap bertahan," ujarnya.

 


Komitmen OJK

Petugas saat bertugas di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Salah satu yang dapat dilakukan ada melakukan pemasaran secara digital dengan memanfaatkan platform seperti media sosial, e-commerce, online delivery dan juga media online lainnya yang saat ini digunakan masyarakat untuk berkomunikasi dan melakukan aktivitas ekonomi yang ada.

Teguh mengatakan, pihaknya melihat dari pencatatan keuangan dan menyusun laporan keuangan adalah krusial juga bagi UMKM untuk mengetahui seberapa jauh kesehatan keuangan bisnisnya. 

Salah satu manfaat untuk memiliki pencatatan keuangan yang baik adalah UMKM dapat mengajukan pendanaan atau pembiayaan kepada institusi keuangan yang formal seperti, bank dan juga terhindar dari pinjaman non formal seperti rentenir dengan bunga yang tidak wajar. 

OJK juga telah berkomitmen untuk melakukan akselerasi digital di industri perbankan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan akses pembiayaan. 

Akselerasi digital perbankan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi ekonomi nasional mendorong perluasan inklusi keuangan termasuk menyasar UMKM.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya