Liputan6.com, Jakarta Pelatih Timnas Portugal di Piala Dunia 2022, Fernando Santos, didepak usai Selecao das Quinas tersingkir di babak perempat final.
Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan harus mengakui keunggulan Maroko yang mampu mengalahkan mereka dengan skor tipis 1–0 pada Sabtu (10/12/2022) lalu.
Advertisement
Federasi Sepak Bola Portugal telah mengonfirmasi kabar terkait pemecatan Santos di tim nasional. Mereka menyatakan bahwa keputusan mengakhiri kerja sama dengan sang pelatih diambil demi membangun iklim baru yang lebih baik dalam tubuh Portugal.
“Federasi Sepak Bola Portugal dan Fernando Santos telah sepakat untuk mengakhiri perjalanan sukses kami yang dimulai pada September 2014,” tulis FPF dalam pernyataannya seperti dilansir dari laporan 90min.com.
“Setelah satu partisipasi terbaik yang pernah diikuti Timnas (Portugal) di putaran final Piala Dunia Qatar, FPF dan Santos menyadari bahwa ini adalah momentum yang tepat untuk memulai silkus baru,” kata mereka.
Sekadar informasi, Santos sebenarnya telah mempersembahkan sejumlah gelar selama waktunya di Selecao das Quinas. Pelatih berusia 68 tahun itu mengantar Portugal memenangkan Euro 2016 serta Nations League pada 2019.
Malang, catatan tersebut nampaknya belum cukup untuk menyelamatkan posisi Santos saat ini. FPF pun mau tak mau harus buru-buru menemukan pengganti demi memimpin Selecao das Quinas yang akan segera memulai kampanye Euro 2024.
Bos Lille Paulo Fonseca digadang-gadang sebagai salah satu kandidat potensial untuk mengisi kursi panas Portugal. Walau begitu, laporan di Italia mengungkap tak ada sosok lain yang lebih cocok untuk menempati posisi tersebut dibanding Jose Mourinho.
Manajer Tersukses
Dilansir dari Metro, Mourinho memang kerap dilabeli sebagai manajer Portugal tersukses sepanjang masa. Ia diketahui sudah melanglang buana di sejumlah klub papan atas. Mulai dari Porto, Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, Manchester United, Tottenham Hotspur, hingga yang teranyar AS Roma.
Mourinho juga tercatat mampu mengangkat berbagai trofi bergengsi bersama tim terdahulu. Koleksi gelarnya mencakup delapan trofi liga domestik serta dua Liga Champions. Akan tetapi, sang pelatih belum pernah mengecap kejayaan di level internasional.
Mourinho sebenarnya nampak sangat berkomitmen pada posisinya di AS Roma. Akan tetapi, laporan mengeklaim juru taktik berusia 59 tahun bisa saja mengambil peran ganda, yakni mengelola klub dan negara secara bersamaan.
Advertisement
Butuh Dorongan
Di sini lain, Timnas Portugal saat ini tampaknya tengah butuh dorongan untuk melalui masa transisi. Megabintangnya Cristiano Ronaldo diprediksi bakal segera pensiun dari tugas internasional usai kekalahan di Piala Dunia 2024.
Pemecatan Santos juga membuat Selecao das Quinas hanya memiliki waktu sempit untuk mempersiapkan diri jelang menghadapi pertandingan kualifikasi Euro 2024.
Sekadar informasi, Portugal bakal ditantang oleh Liechtenstein dan Luksemburg dalam dua laga perdana mereka di kompetisi tersebut. Adapun pertarungan ini dijadwalkan berlangsung pada 24 dan 27 Maret 2023 dini hari WIB.
Santos Dikecam
Sebelum pemecatannya, Fernando Santos sempat menuai kecaman dari sejumlah pihak, termasuk legenda Portugal Luis Figo, lantaran memilih mencadangkan Cristiano Ronaldo dalam duel kontra Maroko di perempat final Piala Dunia 2022.
Ketiadaan CR7 dalam jajaran starting XI Selecao das Quinas kala itu disinyalir menjadi biang keladi di balik tersingkirnya Portugal dari kompetisi sepak bola terakbar empat tahunan.
Eks bintang MU sendiri sebenarnya sudah mulai diparkir di babak 16 besar kontra Swiss. Akan tetapi, peruntungan Santos saat itu sedang mujur. Goncalo Ramos yang dikirim untuk menggantikan CR7 sukses mencetak hattrick ke gawang lawan.
Malang, taktik ini tak berbuah hasil baik di pertandingan melawan Singa Atlas. Portugal justru takluk 0–1 dan pulang lebih awal. Figo pun menilai Santos harusnya tak mencadangkan Ronaldo di laga penting hanya karena keberhasilan menaklukkan Swiss di babak terdahulu.
“Meninggalkan Cristiano Ronaldo di bangku cadangan adalah sebuah kesalahan, kekalahan ini adalah tanggung jawab manajemen dan pelatih,” ujar Figo kala itu, seperti dikutip dari AS.
Hasil buruk yang didapat Portugal akhirnya harus dibayar mahal oleh Santos. Sang pelatih pun kehilangan jabatannya tak lama setelah anak-anak asuhnya dipulangkan oleh Maroko.
Baca Juga
Advertisement