19 Ribu Ton Daging Sapi Impor Brasil Masuk Indonesia, Dijual Rp 96.000 per Kg ke Distributor

Berdasarkan data PT Berdikari, sampai dengan 15 Desember ini telah masuk sebanyak 699 kontainer atau setara 19.467 ton daging sapi.

oleh Tira Santia diperbarui 16 Des 2022, 15:12 WIB
Aktivitas jual beli daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (5/8). Pemerintah mencabut ketentuan kewajiban importir daging untuk menyerap daging lokal sebanyak tiga persen dari total kuota impor yang diperoleh. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menyatakan ketersediaan daging sapi untuk memenuhi permintaan Hari Besar dan Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru dalam posisi aman.

Hal tersebut disampaikan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi saat mengecek stok daging sapi milik PT Berdikari yang didatangkan dari Brazil, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat, (16/12/2022).

Dalam kesempatan tersebut, kepala Badan Pangan Nasional melakukan pembukaan kontainer daging sapi beku bonless asal Brazil jenis knucle.

“Daging sapi ini merupakan bagian dari penugasan sebanyak 20.000 ton yang dijalankan PT Berdikari member Holding BUMN Pangan ID FOOD untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya saat terjadi lonjakan konsumsi pada Nataru ini. Selanjutnya daging ini akan dijual ke distributor pertama dengan harga Rp 96.000 per kg," ujarnya.

Dia menjelaskan, di tahun 2022 ini semua penugasan yang diberikan kepada BUMN dijalankan dengan sangat baik, termasuk penugasan pemenuhan kebutuhan daging, sehingga harga daging di Indonesia relatif stabil.

Berdasarkan data PT Berdikari, sampai dengan 15 Desember ini telah masuk sebanyak 699 kontainer atau setara 19.467 ton daging sapi. Jumlah tersebut telah mencapai 97,34 persen dari penugasan sebanyak 20.000 ton. Di samping pengadaan dari luar negeri tersebut, saat ini PT Berdikari memiliki stok sekitar 700 ton daging sapi.

Selain PT Berdikari, ada Perum Bulog juga telah hampir merampungkan penugasan importasi daging kerbau sebanyak 100.000 ton. Sampai 8 Desember 2022, telah dilakukan penerimaan sebanyak 99.932 ton atau 99,93 persen dari jumlah yang ditugaskan.

Menurut dia, dengan terealisasinya 97 persen penugasan PT Berdikari dan 99 persen penugasan BULOG, pihaknya memastikan stok daging sapi cukup untuk memenuhi kebutuhan Nataru.

“Selain daging yang baru didatangkan tersebut, kita juga memiliki cadangan daging berupa current stok di Berdikari 700 ton,12.000 ton di Perum BULOG, dan 400 ton di Perumda Dharma Jaya. Jumlah ini cukup untuk kebutuhan nataru hingga awal tahun sebagai pilihan alternatif selain daging sapi segar,” katanya.

 


Tak Perlu Khawatir

Pedagang memotong daging sapi di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (31/5/2022). Maraknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak seperti sapi dan kambing sejak beberapa waktu lalu, serta ditambah masih tingginya harga berimbas pada merosotnya penjualan daging di Pasar Senen hingga 50 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Maka masyarakat tidak perlu khawatir dan tetap berbelanja secara bijak, mengingat NFA juga telah meghitung dan terus memantau ketersediaan daging selama satu tahun melalui Prognosa Neraca Pangan Nasional Januari-Desember 2022 yang dihimpun NFA.

Sampai dengan akhir Desember 2022, diperkirakan masih tersedia stok daging ruminansia sekitar 60 ribu ton. Jumlah tersebut setelah meperhitungkan pemasukan daging dari luar.

Arief mengungkapkan, mendatangkan daging sapi dari luar merupakan bagian dari mitigasi untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan stok yang berdampak pada lonjakan harga daging.

“Seperti kita ketahui bersama, daging sapi merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang pasokannya masih mengandalkan impor, mengingat produksi sapi hidup dan karkas dalam negeri belum dapat menutupi kebutuhan nasional. Tercatat kebutuhan daging nasional sekitar 736 ribu ton, sementara total produksi dalam negeri tahun ini diperkirakan 445 ribu ton,” ujarnya.

Selain mengandalkan pasokan dari luar, menurut Arief, upaya menjaga stok daging sapi juga dilakukan melalui optimalisasi fasilitas produksi berbasis teknologi.

“Salah satunya optimalisasi fasilitas milik Perumda Dharma Jaya, BUMD peternakan DKI Jakarta. Dharma Jaya memiliki cold storage dan akan terus ditingkatkan kapasitasnya mengingat Dharma Jaya memiliki peran strategis dalam mengamankan pasokan daging Jakarta sebagai barometer nasional,” jelasnya.

 


Dharma Jaya

Pedagang memotong daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Senin (25/1). Peraturan Pemerintah yang membebankan pajak 10% untuk setiap penjualan sapi impor berdampak pada naiknya harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Dharma Jaya memiliki 16 cold storage dengan kapasitas masing-masing antara 25-30 ton. NFA mendukung Dharma Jaya menambah kapasitas cold storage untuk meningkatkan stok daging beku.

Hal tersebut sangat dibutuhkan agar management stock kebutuhan protein hewani ibu kota lebih terencana. Saat ini, Dharma Jaya sedang menyiapkan 3 cold storage baru dengan total kapasitas 90 ton, ditargetkan fasilitas ini bisa digunakan di awal tahun 2023.

Adapun untuk meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap daging ruminansia, pihaknya telah menyiapkan berbagai alternatif jenis daging. Misalnya, daging yang dilepas oleh Bulog itu daging kerbau harganya Rp.80.000 per kg, selain itu tersedia juga daging frozen dengan harga yang sedikit lebih tinggi, serta daging segar dingin atau chill.

“Jadi silahkan saja masyarakat bisa memilih daging yang mana yang mau dibeli, yang kita pastikan adalah ketersediaan dan alternatif harga supaya bisa terjangkau,” jelasnya.

Lebih lanjut, Arief mendorong upaya stabilisasi stok dan harga daging ini dilakukan melalui kolaborasi lintas sektor yang solid. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo, agar semua pihak berkolaborasi memastikan ketersediaan cadangan pangan secara akurat sekaligus mendorong pertumbuhan produksi dalam negeri.

“Sudah saatnya Kementerian, Lembaga, Pemda, Asosiasi, BUMN, BUMD, dan Swasta hand in hand saling menguatkan dalam upaya menjaga ketersediaan dan stabilitas harga daging ini, sehingga di tahun-tahun berikutnya angka importasi daging bisa terus turun,” ujar Arief.

 


Pengiriman

Pedagang memotong daging sapi yang dijualnya di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (5/8). Pemerintah mencabut ketentuan kewajiban importir daging untuk menyerap daging lokal sebanyak tiga persen dari total kuota impor yang diperoleh. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Direktur Utama PT Berdikari Harry Warganegara mengatakan, ini adalah pengiriman kontainer terakhir yang masuk ke Jakarta dari penugasan untuk daging sapi Brazil tahun 2022. Selanjutnya, akan ada tambahan yang masuk 3.000 ton untuk bulan Januari.

"Bisa dilihat stok daging sapi ini untuk memenuhi permintaan Nataru cukup karena di bulan ini ada 30 kontainer yang sudah masuk dari rangkaian 19.900 ton," paparnya.

Pihaknya berterimakasih atas dukungan NFA dalam proses penyediaan stok daging sapi ini. "Saya juga berterima kasih kepada NFA karena Berdikari diberi kepercayaan untuk mengelola dan mengoperasikan 3 frezer container dari NFA, di Kota Makasar, Pare-pare, dan Cianjur. Dukungan tersebut sangat bermanfaat untuk menjaga ketersediaan stok daging sapi dan unggas," pungkasnya.

 

Infografis Keamanan Pangan (Liputan6.com/Ari Wicaksono)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya