Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Syarif, buka suara soal keterlibatan anggotanya dalam politik praktis semisal memberikan dukungan sebagai relawan pemenangan calon presiden (capres).
Syarif menegaskan NU tak membenarkan hal tersebut. Pasalnya, kata Syarif organisasi keagamaan ini mandiri dan independen.
Advertisement
"Enggak boleh, PWNU enggak boleh. NU, dia mandiri independen. Saya partai, di dalam NU banyak partai, ada yang dari Golkar, Gerindra, PKS," kata Syarif kepada wartawan, dikutip Jumat (16/12/2022).
Anggota DPRD DKI Fraksi Gerindra ini menyampaikan anggota maupun pengurus NU harus mundur lebih dulu bila ingin terlibat dalam kegiatan politik praktis. Terlebih, jika berniat menjadi relawan pemenangan capres.
Hal ini disampaikan Syarif sekaligus menanggapi apa yang dilakukan oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta KH Munahar Muchtar. Beberapa waktu lalu dia resmi menjadi pembina relawan pemenangan Anies Baswedan.
Urusan MUI
Menyongsong Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, dia menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Barisan Pecinta dan Relawan Anies Baswedan (Baperan). Dengan tegas, Syarif menyebut keputusan itu sepenuhnya berada pada MUI DKI Jakarta.
"Itu urusan MUI. Kalau NU enggak bisa, harus mundur dari jabatan," kata dia.
Advertisement
Munahar Muchtar Jadi Ketua Pembina Relawan Anies
Dia ditunjuk menjadi ketua pembina relawan Anies saat menghadiri acara deklarasi 'Anies Baswedan for Presiden 2024' dari Baperan di Fave Hotel Cililitan Jakarta Timur, Minggu 11 Desember 2022.
Acara itu juga dihadiri Capres 2024 yang diusung Partai NasDem Anies Baswedan. Anies tiba di lokasi usai menuntaskan safari politik di Makassar, Sulawesi Selatan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu, sebelumnya juga habis menghadiri acara resepsi pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni Kaesang Pangarep dan Erina Gundono yang berlangsung di Pura Mangkunegaran, Solo.
