Jelang Final Piala Dunia 2022, Pemain Timnas Prancis Terjangkit Flu Unta

Flu Unta menyerang pemain sepak bola Prancis jelang final Piala Dunia 2022

oleh Afifah Nur Andini diperbarui 16 Des 2022, 19:02 WIB
Selebrasi pemain timnas Prancis, Olivier Giroud dan Kylian Mbappe usai mencetak gol ke gawang Polandia dalam pertandingan 16 besar Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Al Thumama Stadium, Doha, Qatar, Minggu (4/12/2022). (AFP/Kirill Kudrayavtsev)

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang pertandingan Final Piala Dunia 2022, sebagian pemain sepak bola Prancis dikabarkan terjangkit virus Flu Unta. Penyakit mirip flu ini ternyata telah memengaruhi beberapa pemain Prancis selama berkompetisi di pertandingan internasional yang dilaksanakan di Qatar ini. Para pemain yang jatuh sakit ini menambah kekhawatiran akan menyebarnya Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Qatar.

Sebelumnya, pesepak bola Adrien Rabiot dan Dayot Upamecano diisolasi setelah menunjukkan gejala-gejala MERS atau dikenal sebagai 'Flu Unta', membuat mereka tidak bisa ikut bermain dalam pertandingan Prancis melawan Maroko pada Rabu (14/12/2022)

Kabar pun berlanjut ketika pelatih tim Prancis, Didier Deschamps mengonfirmasi kabar mengenai pemain Prancis lainnya, yaitu Kingsley Coman yang juga menunjukkan gejala-gejala serupa pada Jumat (16/12/2022)

Penyakit yang disebabkan oleh virus MERS Corona ini pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada 2012. Setelah itu virus ini telah menyebabkan kematian manusia dengan total hampir 1.000 korban jiwa di seluruh dunia. Penyakit ini diketahui sebagai "virus zoonosis", karena ini merupakan virus yang ditularkan dari hewan ke manusia.

Melansir UPI.com (16/12/2022), Didier Deschamps mengungkapkan mereka sedang mengambil seluruh tindakan pencegahan yang diperlukan, untuk memastikan virus tersebut tidak menyebar ke pemain lainnya.

Prancis direncanakan akan menghadapi Argentina dalam pertandingan Final Piala Dunia 2022. Pertandingan final ini dikabarkan akan dilaksanakan pada Minggu, 18 Desember 2022 mendatang di Stadion Lusail, Qatar.

Namun, kabar para pemain sepak bola yang terjangkit virus Flu Unta ini memunculkan kekhawatiran bagi kubu Prancis.

 


Apa itu 'Flu Unta'?

Dayot Upamecano dan Aurelien Tchouameni dikabarkan absen dalam sesi Latihan timnas Prancis menjelang vs Kroasia.

Flu unta merupakan nama umum yang digunakan untuk menyebut Middle East Respiratory Syndrome (MERS), suatu virus penyakit yang menyerang pernapasan yang disebabkan oleh virus MERS-Cov.

Virus ini termasuk sebagai virus zoonosis, karena dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Dalam hal ini, unta menjadi hewan penghubung dari penyakit ini.

Menurut AS.com (16/12/2022), sejak diidentifikasi pada 2012 di Arab Saudi, sudah ada sekitar 2.600 kasus yang terjadi dan telah memakan hampir 1.000 korban jiwa di seluruh dunia.

Namun, sebanyak 80 persen kasus penyakit ini hanya memengaruhi orang yang pernah atau berada di Arab Saudi.

Penularan MERS-Cov dari manusia ke manusia sangat mungkin terjadi dan penelitian telah menunjukkan bahwa ada potensi virus ini akan menular melalui udara.

Sekitar 30 sampai 35 persen dari kasus Flu Unta yang dilaporkan ke WHO selama satu dekade terakhir telah meninggal.

Qatar menjadi salah satu dari 27 negara yang telah melaporkan kejadian kasus penyebaran MERS-Cov ke WHO.

Sampai saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus yang tersedia untuk mengobati pasien yang terinfeksi.

 


Gejala-Gejala Penyakit Virus Flu Unta

Para penggemar sepak bole di Qatar diperingatkan oleh pakar WHO akan bahaya resiko tertular flu unta. (unsplash.com/Atlas Green)

Layaknya penyakit yang menyerang daerah pernapasan, gejala-gejala paling umum yang ditimbulkan dari Flu Unta di antaranya adalah demam, sakit tenggorokan, batuk kering, dan sesak napas. Pasien mungkin juga akan menderita gejala gastrointestinal, seperti sakit perut, mual atau diare.

Beberapa kasus Flu Unta yang parah telah menyebabkan penderitanya mengalami komplikasi, seperti Pneumonia, tapi hal ini biasanya tidak menjadi masalah utamanya.

Sebelumnya, Qatar telah memiliki kasus MERS dan meskipun total kasus yang dilaporkan sebanyak 28 kasus yang keluar dari total penduduk 1,7 juta orang di Qatar, hal ini tidak membuat MERS menjadi sangat umum.

 


MERS-Cov-2 Tidak Sama dengan SARS-Cov-2

Ilustrasi virus mers 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Selain berbeda dengan SARS-Cov-2, penyakit ini juga tidak sama dengan flu biasa karena membawa risiko-risiko yang berbeda. Melansir Forbes (16/12/2022) penyakit ini mampu menyebabkan komplikasi dan menjadi Pneumonia.

MERS bisa menjadi sangat buruk, terutama jika orang-orang yang terjangkit merupakan orang berusia lanjut dan telah memiliki kondisi kesehatan yang tidak baik, dengan sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah.

Belum ada vaksin atau perawatan untuk MERS dan berdasarkan data yang disampaikan World Health Organization (WHO) mengungkapkan, sebanyak 35 persen dari pasien yang mengidap MERS-Cov telah meninggal dunia.

Infografis Final Piala Dunia 2022 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya