Ambisi Bukit Asam Genjot Penjualan Batu Bara Melalui Fasilitas Angkut RMK Energy

Bukit Asam bekerja sama dengan PT RMK Energy Tbk untuk angkut hasil tambang Bukit Asam seiring genjot penjualan batu bara.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Des 2022, 18:42 WIB
Bukit Asam

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berambisi genjot penjualan batu bara. Hal itu sejalan dengan rencana perseroan menuju net zero emission pada 2060.

Direktur PT Bukit Asam Tbk, Arsal Ismail mengatakan, salah satu upaya yang ditempuh adalah bekerja sama dengan PT RMK Energy Tbk (RMKE) untuk mengangkut hasil tambang Bukit Asam.

"Penjualan darat, sampai dengan kemarin-kemarin kita belum. Makanya di beberapa bulan terakhir kami sudah coba kita lakukan tidak melalui penjualan menggunakan jalan umum, tapi menggunakan pihak ketiga dan memang belum banyak yang terjual,” kata Arsal dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (16/12/2022).

Arsal menambahkan, saat ini kapasitas angkut yang dimiliki perseroan lewat kereta api maksimal hanya 31 juta. Untuk itu Bukit Asam gendeng RMK Energy untuk meningkatkan kapasitas angkut, sehingga produksi perseroan bisa turut digenjot.

"Kapasitas angkut kami lewat kereta api maksimal hanya 32 juta ton, sementara kami ingin meningkatkan optimal penjualan kami makanya dengan RMK Energy yang sudah punya fasilitas angkutan ke luar,” imbuh dia. 

RMK Energy melalui anak usahanya PT Royaltama Mulia Kencana (RMUK), menandatangani nota kesepahaman bersama PTBA untuk menggarap 2,5 juta ton batu bara PTBA yang dapat ditingkatkan sampai dengan 1 juta ton setiap tahunnya mulai 2023.

Selain itu, Grup RMK Energyatau afiliasinya juga akan membangun dan merawat hauling road mulai dari tambang PTBA, menyediakan jasa logistik batubara dari proses loading dan unloading angkutan kereta api, stockpile services, loading tongkang/barge hingga transshipment menuju mother vessel.

"Jadi kami optimalkan paling tidak sebelum net zero emission ini batu bara yang kami miliki sudah kami optimalkan disamping kami akan kembangkan juga program utilisasi lainnya,” tutup dia.


Kolaborasi PTBA dan RMK Energy Garap 2,5 Juta Ton Batu Bara pada 2023

Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (dok: PTBA)

Sebelumnya, PT RMK Energy Tbk (RMKE), melalui anak usahanya PT Royaltama Mulia Kencana (RMUK) menandatangani nota kesepahaman bersama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk menggarap 2,5 juta ton batu bara PTBA yang dapat ditingkatkan sampai dengan 1 juta ton setiap tahunnya mulai tahun depan.

Melalui nota kesepahaman ini, grup RMKE atau afiliasinya juga akan membangun dan merawat hauling road mulai dari tambang PTBA, menyediakan jasa logistik batu bara dari proses loading dan unloading angkutan kereta api, stockpile services, loading tongkang atau barge hingga transshipment menuju mother vessel.

Direktur Utama PT RMK Energy Tbk, Tony Saputra mengatakan kolaborasi RMKE dan PTBA dapat menyempurnakan sinergi kedua belah pihak bersama PT KAI dalam mengimplementasikan pengangkutan batu bara yang seamless di Sumatera Selatan.

Dengan solusi pelayanan jasa logistik RMKE yang terintegerasi dengan jalur kereta api milik PT KAI, PTBA dapat mengoptimalkan sumber batu baranya yang melimpah sehingga kerja sama ini memiliki mutual benefit bagi ketiga entitas.

 


Dongkrak Volume Jasa Logistik RMK Energy

Penandatanganan MoU PT RMK Energy Tbk (RMKE) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Jumat (16/12/2022) (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)

"Kolaborasi bersama PTBA ini sejalan dengan impelementasi strategi jangka menengah Perseroan untuk dapat mengangkut 20 juta ton batu bara dan menjual 5 juta ton batu bara setiap tahunnya serta upaya mengoptimalkan pemenuhan energy security yang menjadi booster perekonomian saat ini," kata Tony dalam acara penandatanganan MoU PT RMK Energy Tbk dan PT Bukit Asam Tbk di Jakarta, Jumat (16/12/2022).

Adapun kolaborasi dan sinergi bersama PTBA dan PT KAI yang saat ini telah berjalan dengan baik, mengakomodasi RMKE untuk dapat meningkatkan volume jasa logistik hingga 70 persen dan penjualan batu bara hingga 2,5 kali lipat pada tahun 2026 jika dibandingkan dengan target 2022.

"Kenaikan harga batu bara menjadi katalis bagi bisnis batu bara saat ini, namun kami menyadari bahwa momen ini tidak akan bertahan lama dan telah mempertimbangkan koreksi harga batu bara di masa depan. Untuk itu RMKE terus berupaya mengoptimalkan volume yang terus meningkat untuk mengimbangi koreksi harga tersebut,” imbuh Tony.

 


RMK Energy Optimistis Jaga Kesehatan Keuangan Berkelanjutan

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, dengan upaya tersebut, manajemen RMK Energy semakin optimistis untuk dapat menjaga kesehatan keuangan yang berkelanjutan ke depannya dengan komitmen memberikan pelayanan jasa logistik batu bara yang berkualitas dan terintegrasi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arsal Ismail menyampaikan kerja sama dengan RMKE ini sejalan dengan target PTBA untuk meningkatkan kapasitas angkutan dalam rangka percepatan monetisasi cadangan batu bara.

Saat ini, PTBA juga bekerja sama dengan PT KAI untuk mengembangkan angkutan batu bara Tanjung Enim - Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton per tahun. Jalur ini direncanakan akan beroperasi pada kuartal IV 2024.

Di samping itu, dikembangkan pula angkutan batu bara ke Dermaga Perajen dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun dan direncanakan akan beroperasi pada triwulan III 2026.

“PTBA mengupayakan pemenuhan energy security yang mendesak di tengah kondisi ekonomi global yang masih belum pulih sepenuhnya pascapandemi dan geopolitik dunia. Untuk itu, sinergi antar BUMN dan kolaborasi dengan pihak swasta mendukung PTBA dalam mengoptimalkan sumber batu baranya guna pemenuhan energy security saat ini,” kata dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya