Meneropong Peluang Investasi Saham pada Akhir 2022

Hingga pertengahan Desember 2022, IIHSG secara bulanan masih koreksi, investor punya kesempatan memiliki saham fundamental bagus dengan harga diskon.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 17 Des 2022, 09:05 WIB
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki akhir tahun, terdapat sejumlah instrumen investasi yang dinilai menarik bagi investor, salah satunya saham. Beberapa analis pun memberikan pandangan sektor saham yang prospektif pada sisa 2022.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya menuturkan, hingga pertengahan Desember ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara bulanan masih koreksi, investor punya kesempatan memiliki saham fundamental bagus dengan harga diskon. 

"Jadi beli saham-saham berkapitalisasi besar yang diskon khususnya perbankan dan konsumen primer untuk investasi," kata Cheryl saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (16/12/2022).

Cheryl menuturkan, untuk trading atau jangka pendek masih bisa mencermati saham-saham yang berkaitan dengan komoditas energi dan logam.

"Saham-sahamnya yaitu, big banks, INDF, ICBP, MYOR, ANTM, INCO, AGII, ESSA," kata dia.

Namun, dengan berbagai sentimen negatif dari bursa global yang terus berdatangan, Cheryl memangkas target IHSG akhir tahun menjadi di level 7.200.

Sementara itu, Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei menuturkan, secara historikal IHSG selalu ditutup menguat pada Desember dalam 10 tahun terakhir. 

"Sehingga pelemahan indeks saat ini bisa dijadikan peluang untuk akumulasi terutama pada saham-saham bluechip dengan market cap besar seperti TLKM, ASII, BBCA," kata Jono.

Jono mengatakan, secara sentimen memang saat ini beragam. Fokus pasar memang memperhatikan perkembangan inflasi dan suku bunga bank sentral terutama di AS, yang berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah dan arus dana asing. 

Sementara dari dalam negeri sendiri seharusnya lebih positif seiring peningkatan mobilitas dan konsumsi masyarakat menjelang tahun baru, juga fundamental ekonomi yang terus membaik. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


Sektor Saham

Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

 

"Untuk sektor sendiri yang bisa diperhatikan antara lain komoditas terutama terkait nikel seperti MDKA, HRUM, ANTM seiring dengan permintaan global yang terus meningkat untuk keperluan kendaraan listrik dan terkait energi terbarukan," kata dia.

Selain itu, dengan pulihnya aktivitas ekonomi China sebagai salah satu konsumen terbesar. Sektor konsumer dan ritel, di mana pada kuartal IV biasanya mengalami peningkatan kinerja juga menarik diperhatikan. 

"Ditambah dengan saham sektor perbankan yang berpotensi kembali menguat di akhir tahun, IHSG berpotensi kembali ke level 7.100," ujar dia.

Tak hanya itu, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengungkapkan, sektor keuangan, material dasal dan energi masih berpotensi untuk menopang penguatan IHSG di sisa hari perdagangan 2022. 

Hal itu karena secara teknikal terlihat momentum yang masih lebih baik dibandingkan sektor lain yang masih mengalami tekanan dan tren menurun.

"Hingga akhir tahun diperkirakan IHSG masih bisa bertengger di kisaran 6.900 seiring mulai rebound-nya IHSG sepanjang pekan ini," kata Ivan.

Untuk rekomendasi sahamnya, Ivan memilih antara lain, BBCA, PTBA dan ANTM.  "Saham tersebut bisa menjadi pilihan mewakili masing-masing sektor tadi," tutupnya.

 

 


Penutupan IHSG pada 16 Desember 2022

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona pada penutupan perdagangan saham Jumat, (16/12/2022).  Sektor saham industri dasar dan keuangan memimpin penguatan jelang akhir pekan ini.

Mengutip data RTI, IHSG ditutup melonjak 0,89 persen ke posisi 6.812,19. Indeks LQ45 bertambah 0,94 persen ke posisi 951,18. Sebagian besar indeks acuan menghijau. Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.812,19 dan terendah 6.693,76. Sebanyak 219 saham menguat dan 297 saham melemah. 178 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 927.433 kali dengan volume perdagangan 18,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.612. Indeks sektor saham menguat dan melemah hampir berimbang. Sektor saham energi melonjak 0,88 persen, sektor saham basic menanjak 1,53 persen, sektor saham nonsiklikal menguat 0,29 persen.

Selanjutnya sektor saham kesehatan mendaki 0,69 persen, sektor saham keuangan meroket 0,92 persen, dan sektor saham infrastruktur bertambah 0,05 persen.

Sementara itu, sektor saham industri melemah 0,02 persen, sektor saham siklikal tergelincir 0,96 persen, sektor saham properti susut 0,54 persen, sektor saham teknologi terpangkas 0,06 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,50 persen.

Head of Research PT Jasa Utama Capital Cheryl Tanuwijaya menuturkan, IHSG menguat ditopang sektor perbankan terutama saham bank kapitalisasi besar. Saham bank kapitalisasi besar yang alami koreksi beberapa hari kembali menguat.

"Dan juga ditopang oleh naiknya harga komoditas sehingga saham-saham di sektor energi dan bahan baku turut menguat. Investor memanfaatkan pelemahan IHSG untuk beli saham big caps sehingga secara harian juga IHSG berhasil menguat,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, meski pelaku pasar memang masih khawatir terhadap potensi resesi global akibat target suku bunga the Federal Reserve (the Fed) pada 2023 yang lebih tinggi, tetapi kekahwatirannya berangsur reda. “Pelonggaran ekonomi China turut mendukung peningkatan permintaan komoditas sehingga optimisme pasar kembali naik,” ujar dia.


Bursa Saham Asia pada 16 Desember 2022

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Jumat, 16 Desember 2022. Koreksi bursa saham Asia Pasifik terjadi seiring tumbuhnya kekhawatiran resesi. Di sisi lain, penjualan ritel Amerika Serikat pada November 2022 mengecewakan dan meningkatkan kekhawatiran kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) mendorong ekonomi ke dalam resesi.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 1,87 persen ke posisi 27.527,12, dan memimpin koreksi di wilayah tersebut. Sementara itu, indeks Topix susut 1,2 persen ke posisi 1.950,21. Indeks Kospi Korea Selatan  melemah 0,04 persen menjadi 2.360,02. Di Australia, indeks ASX 200 tergelincir 0,78 persen ke posisi 7.148,7.

Indeks Hang Seng naik 0,49 persen pada jam terakhir perdagangan. Indeks Shenzhen melemah 0,55 persen menjadi 11.295,03 di China. Indeks Shanghai terpangkas turun 0,02 persen menjadi 3.167,9.

Hong Kong akan merilis pembacaan tingkat pengangguran untuk periode September-November 2022. Departemen Perdagangan AS memperlakukan pembatasan pada perusahaan China atas upaya mereka untuk menggunakan teknologi canggih untuk membantu memodernisasi militer China.

Itu terjadi hanya dua bulan setelah pemerintahan Biden mengekang akses China ke semikonduktor canggih. Saham perusahaan teknologi China yang tercatat di China melemah setelah pemerintah AS mengumumkan  daftar perusahaan yang akan hadapi pembatas atas upaya membantu memodernisasi militer China.

Saham Cambricon Technologies yang terdaftar di bursa Shanghai turun lebih dari 4 persen di Asia. Saham China Electronics Technology Group melemah lebih dari dua persen. Saham Hangzhou Hikvision turun 0,7 persen. Saham WuXi Biologics naik lebih dari 5 persen di Asia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya