Hati-Hati, Kebiasaan Ini Dapat Memicu Obesitas, Salah Satunya Sering Makan di Luar

Obesitas tdak hanya mengganggu penampilan, tetapi juga dapat menyebabkan berbagai penyakit. Kebiasaan di bawah ini dapat memicu obesitas, salah satunya sering makan di luar.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Des 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi obesitas, perut buncit. (Photo by Andres Ayrton/Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan sehingga berat badan di atas indeks massa tubuh (IMT) ideal. Anda dapat mengeceknya sendiri dengan cara menimbang berat badan. Kemudian, hitung dengan rumus:

 Indeks Massa Tubuh (IMT) IMT = Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]

Obesitas bukan hanya masalah penampilan. Ini adalah masalah medis yang dapat meningkatkan risiko penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Misalnya, penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi dan kanker.

Obesitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut situs Verywell Health, ada beberapa hal dapat menjadi tanda Anda berisiko terkena diabetes, yaitu:

1. Bepergian dengan Mobil Setiap Hari

Salah satu tanda Anda berisiko terkena diabetes dapat dilihat dari mode transportasi yang biasa digunakan.

Dalam sebuah studi yang meneliti moda perjalanan yang dilaporkan sendiri (dikategorikan sebagai transportasi pribadi, transportasi umum, dan transportasi aktif) terhadap lebih dari 15.000 penduduk Inggris, mereka yang bepergian ke tempat kerja menggunakan moda transportasi aktif dan umum memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang jauh lebih rendah daripada mereka yang menggunakan transportasi pribadi.

Transportasi pribadi misalnya mengendarai mobil sendiri dan carpooling. CDC menyarankan untuk berolahraga teratur sebagai cara untuk mempertahankan berat badan yang sehat.

Selain itu, orang yang sehat juga dapat melakukan hingga 150 menit latihan aerobik intensitas sedang yang direkomendasikan per minggu, 75 menit latihan aerobik intensitas kuat per minggu atau campuran keduanya.


2. Tidur Kurang dari 7 Jam Setiap Malam

Ilustrasi orang yang kelebihan berat badan atau obesitas. Credits: pexels.com by Towfiqu barbhuiya

Selain mencegah penyakit jantung, stroke, depresi, dan masalah kesehatan lainnya, mendapatkan cukup tidur berkualitas setiap malamnya dapat membantu mencegah kenaikan berat badan dan obesitas.

Menurut CDC, anak-anak berusia 6 hingga 12 tahun membutuhkan tidur selama 9 hingga 12 jam per malam; remaja berusia 13 hingga 18 tahun membutuhkan 8 hingga 10 jam; orang dewasa berusia 18 hingga 60 tahun membutuhkan 7 jam atau lebih.

Mereka yang berusia 61 hingga 64 7 hingga 9 jam dan mereka yang berusia di atas 65 tahun membutuhkan 7 hingga 8 jam. Bayi baru lahir hingga usia prasekolah membutuhkan lebih banyak tidur.

Jika Anda kurang tidur, maka tubuh akan mengeluarkan hormon stres yaitu kortisol. Jika kadar kortisol tinggi, tubuh akan menyimpan banyak lemak yang memicu peningkatan berat badan dan obesitas.

Penelitian juga menunjukkan bahwa tidak cukup tidur dapat mengakibatkan makan berlebihan. Kurang tidur meningkatkan hormon ghrelin, yang meningkatkan nafsu makan Anda. Sebaliknya, ini mengurangi hormon leptin, yang memberi sinyal bahwa Anda kenyang.

Oleh karena itu, jika Anda sedang berjuang menurunkan berat badan, pastikan untuk mendapat cukup tidur.


3. Menyiapkan Makanan di Rumah Kurang Dari 7 Kali Per Minggu

Ilustrasi Obesitas Credit: freepik.com

Semua orang tentunya sudah tahu bahwa makan terlalu banyak dan terlalu sering, khususnya makanan cepat saji, dihubungkan dengan obesitas. Oleh karena itu, menyiapkan makanan sendiri di rumah merupakan pilihan yang lebih baik untuk mengontrol kalori yang dikonsumsi.

Tidak hanya itu, para peneliti juga menemukan lebih banyak manfaat makan di rumah.

Sebuah studi yang dipresentasikan pada pertemuan Asosiasi Jantung Amerika (AHA) 2015 di Orlando menemukan bahwa baik wanita maupun pria yang menyiapkan makanan di rumah cenderung tidak mengalami kenaikan berat badan. Mereka juga memiliki risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2.

Para peneliti, termasuk penulis utama Geng Zong, PhD yang merupakan seorang peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health di Boston, menemukan bahwa orang yang menyiapkan sendiri makanannya di rumah setiap minggunya sebanyak 11 hingga 14 kali memiliki risiko 13 persen lebih rendah terkena obesitas dan diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang menyiapkan sendiri makanannya di rumah hanya sebanyak 6 kali per minggu atau bahkan tidak pernah sama sekali.

Penelitian lain menghubungkan makan di luar, terutama makanan cepat saji, dengan kelebihan berat badan dan obesitas pada anak-anak dan dewasa muda.


4. Orangtua Obesitas

Ilustrasi Timbangan Berat Badan Credit: unsplash.com/iyunmai

Sementara ketiga faktor risiko di atas adalah faktor gaya hidup yang dapat diubah, waspadalah, karena yang satu ini berada di luar kendali Anda, dan seharusnya membuat lebih waspada tentang risiko sendiri dan kebiasaan sehari-hari yang berada dalam kendali Anda.

Sejumlah hubungan genetik dengan obesitas kini telah ditemukan. Sebagai contoh, para ilmuwan telah menemukan bahwa gen FTO dapat memberikan kecenderungan ke arah pesta makan dan perkembangan obesitas pada remaja.

Obesitas dapat diwariskan dalam keluarga tertentu. Seperti yang dicatat oleh "Expert Committee Recommendations Regarding the Prevention, Assessment, and Treatment of Child and Adolescent Overweight and Obesity", yaitu sStudi kembar telah dengan jelas menunjukkan risiko genetik.

Penelitian lain juga menemukan bahwa tingkat obesitas orangtua mungkin penting. Penelitian tersebut menunjukkan hubungan antara obesitas morbid pada orangtua dan obesitas pada anak-anaknya. Dengan kata lain, anak-anak dari orang tua yang mengalami obesitas parah memiliki risiko lebih tinggi terkena obesitas juga.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya