Liputan6.com, Jakarta - Secara umum, tidur dilakukan dengan berbaring di tempat tidur—atau alas lainnya—dalam posisi telentang untuk mengistirahatkan tubuh. Seseorang yang tidur biasanya tidak dapat melihat atau menanggapi rangsangan eksternal dan tetap menutup mata.
Bahkan dengan mata terbuka, Anda tidak akan menanggapi lingkungan saat tidur. Oleh karena itu, Anda tidak perlu memejamkan mata untuk tertidur.
Advertisement
Dalam kasus parasomnia, tidur dapat dilakukan dengan mata tetap terbuka. Dalam kasus tidur yang tidak normal ini, orang tersebut tetap tertidur atau tidak sadar tetapi mampu melakukan aktivitas lain seperti berjalan (sleepwalking) atau tindakan lainnya.
Bagian otak tetap terjaga sementara bagian lain tertidur. Mata seseorang yang mengalami parasomnia mungkin terbuka, tetapi ia tidak akan responsif terhadap pertanyaan atau arah. Sebagian besar akan menganggap dirinya tertidur.
Di luar parasomnia, beberapa orang memang tidak menutup keseluruhan matanya saat tidur, memungkinkan bagian putih mata (sklera) tetap terbuka.
Dilansir dari situs Verywell Health, saat mata tertutup, pupil dan iris secara alami bergulir ke atas untuk mencari perlindungan. Tidak menutup mata penuh kadang-kadang dapat terjadi pada orang sehat.
Selain itu, beberapa orang mungkin tidak dapat menutup mata karena masalah medis lainnya. Ini disebut lagophthalmos. Ini mungkin terjadi paling sering sebagai bagian dari kondisi yang disebut Bell's Palsy. Hal ini sering diyakini disebabkan oleh virus.
Ini juga dapat terjadi—meskipun lebih jarang—karena stroke yang mempengaruhi batang otak. Dalam hal ini, gejala lain umumnya akan muncul.
Tidur dengan Mata Terbuka
Melepaskan pikiran Anda dari pemrosesan input visual sambil menjaga mata Anda tetap terbuka juga memungkinkan, seperti yang mungkin terjadi pada hipnotis atau meditasi mendalam.
Menariknya, ada hewan seperti burung yang bermigrasi atau mamalia yang mampu menjaga satu mata tetap terbuka karena ia hanya tidur dengan satu sisi otaknya pada satu waktu. Fenomena ini disebut unihemispheric sleep.
Bahaya tentang Tidur dengan Mata Terbuka
Secara umum, tidur dengan mata terbuka—meskipun hanya sedikit—dapat dilakukan. Ini biasanya tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan mata kering atau mata merah di pagi hari jika terjadi berkepanjangan.
Dalam jangka panjang, iritasi yang terjadi akan menjadi kronis dan dapat membahayakan penglihatan. Oleh karena itu, pastikan untuk memberi tetes mata untuk mencegah iritasi.
Parasomnia
Parasomnia adalah istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku tidak biasa dan tidak diinginkan yang dialami orang dalam tidurnya.
Ini dapat terjadi tepat ketika Anda akan tertidur, saat Anda sedang tidur, atau periode lain antara tidur dan bangun. Kebanyakan parasomnia dikategorikan menjadi parasomnia REM (rapid eye movement) atau non-REM.
Advertisement
Gejala Parasomnia
Gejala parasomnia bervariasi. Namun, menurut Verywell Health, beberapa gejala parasomnia yang paling umum meliputi:
-Kesulitan tidur
-Kelelahan di siang hari
-Kebingungan ketika bangun tidur
-Menunjukkan perilaku yang tidak dapat dijelaskan dalam tidur
-Mimpi buruk yang sering terjadi
-Memiliki memar dan cedera yang tidak dapat dijelaskan.
Penyebab Parasomnia
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan insomnia. Faktor-faktor ini juga bervariasi tergantung tipe parasomnia yang dialami. Namun, faktor risiko tertentu dapat membuat Anda lebih mungkin mengalami parasomnia.
Faktor tersebut mencakup:
-Riwayat keluarga
-Insomnia
-Mengonsumsi obat tertentu seperti antidepresan dan antipsikotik
-Memiliki masalah kesehatan tertentu seperti sleep apnea atau sindrom kaki gelisah (restless leg syndrome)
-Memiliki riwayat gangguan kesehatan mental
-Menderita penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Parkinson atau Lewy body dementia
-Kurang tidur
-Penyalahgunaan alkohol atau narkotika.
Cara Mengatasi Parasomnia
Baik parasomnia REM atau parasomnia Non-REM, menerapkan beberapa teknik di bawah ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup Anda.
Beberapa tips yang bagus untuk mencegah dan menanganinya adalah:
1. Terapkan Kebiasaan Tidur yang Baik
Mendapatkan tidur berkualitas yang cukup setiap malam dan menghindari penggunaan perangkat elektronik yang memancarkan cahaya biru sebelum tidur adalah kebiasaan yang sangat baik untuk diadaptasi.
2. Hentikan Kebiasaan Buruk
Kurangi atau berhenti mengonsumsi alkohol dan kafein
3. Buat Jadwal Tidur
Berusahalah untuk pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Memiliki jadwal tidur yang teratur dapat meningkatkan kualitas tidur.
4. Perhatikan Tingkat Stres
Beberapa parasomnia dikaitkan dengan tingkat stres yang tinggi. Menemukan cara untuk mengurangi tingkat stres akan membantu mencegah parasomnia
5. Amankan Lingkungan Sekitar
Penting untuk memastikan bahwa lingkungan tempat Anda tidur aman. Anda harus mengeluarkan benda berbahaya atau tajam dari kamar tidur dan mempertimbangkan untuk memagari tempat tidur untuk mencegah jatuh.
Jika parasomnia Anda termasuk berjalan dalam tidur, kuncilah jendela dan pintu sebelum tidur.
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement