Liputan6.com, Jakarta - Nama Maroko yang terus naik di Piala Dunia 2022 turut membuat negara ini mendapatkan status dalam FIFA dan kredibilitasnya di kalangan penggemar.
Ide bahwa Maroko bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030 bersama tetangga dekatnya, Spanyol dan Portugal yang dulu dianggap mustahil, kini tampaknya bisa saja terwujud.
Advertisement
Sukses mencapai semifinal melewati Spanyol dan Portugal, Maroko menjadi tim Afrika pertama yang maju ke perempat final Piala Dunia 2022. Rekor ini tentunya memiliki prospek jangka panjang untuk tim nasional dengan pondasi yang solid.
Meski belum ada proposal guna membuat penawaran tuan rumah Piala Dunia multibenua pertama, kepala federasi sepak bola Maroko masih percaya pada konsep tersebut.
Gagasan ini tentunya juga berdampak pada perekrutan tim yang kuat diaspora Maroko di Eropa, ditambah dengan pemain-pemain lokal yang dibina di pusat pelatihan kelas dunia di dekat Rabat, Ibukota Maroko.
Mengutip ABC News pada Sabtu, 17 Desember 2022, Presiden Federasi Sepak Bola Kerajaan Maroko, Fouzi Lekjaa, mengatakan, keinginan penobatan tuan rumah 2030 nanti dibagi antara benua Afrika dan benua Eropa.
"Untuk menunjukkan kepada dunia bahwa hubungan antara Afrika dan Eropa bukan hanya hubungan imigrasi ilegal dan perang melawannya," kata Lekjaa.
Sebaliknya, Lekjaa ingin kolaborasi ini menjadi pertemuan bagi kedua peradaban dan budaya, mengingat Maroko dan Spanyol begitu dekat secara geografis
"Kami hanya berjarak 14 kilometer (kurang dari 10 mil) jauhnya," kata Lekjaa yang menurutnya dapat menjadi daya tarik tawaran bersama seperti pada 2018.
Kalah Suara untuk Piala Dunia 2026
Dukungan Raja Mohammed VI juga kerap dilayangkan untuk segera meminta tawaran Piala Dunia baru ketika Maroko kalah dalam pemungutan suara tuan rumah turnamen 2026.
Oleh sebab itu, rencana tuan rumah Piala Dunia 2026 akan diselenggarakan oleh Amerika Serikat-Kanada-Meksiko, yang sangat didukung.
Tentunya Maroko harus mengalah karena tawaran Maroko sebagai tuan memiliki jumlah suara yang kecil dalam pemungutan suara 134-65 oleh federasi anggota FIFA di Moskow pada malam Piala Dunia terakhir.
Advertisement
Menyatukan Maroko dalam Gabungan Tuan Rumah
Tak hanya sebagai Presiden Federasi Sepak Bola Maroko, Lekjaa juga merupakan seorang menteri pemerintah yang bertanggung jawab atas anggaran negara.
Namun, tampaknya kini dia memiliki pengaruh lebih besar di FIFA sebagai delegasi terpilih Afrika di Dewan yang berkuasa sejak bergabung tahun lalu.
Mengutip CTV News, Lekjaa jelas mendapatkan sambutan baik dari presiden FIFA, Gianni Infantino, mengingat bahwa memegang pekerjaan pemerintah pernah menjadi penghalang bagi para kandidat untuk menghindari potensi konflik kepentingan.
"Sekarang kami berusaha untuk menjadi pemain kunci dimensi internasional dalam FIFA," ujarnya.
Sebelumnya, badan sepak bola Eropa, UEFA pada 2018 dengan tegas menentang mengajukan penawaran bersama dengan benua lain.
Namun, Eropa dan Afrika tetap bergabung untuk memiliki 109 dari 211 anggota pemungutan suara FIFA dengan tawaran Spanyol-Portugal pada Oktober.
Adapun FIFA belum menentukan jadwal dan aturan penawaran menuju keputusan tuan rumah yang diharapkan pada 2024 untuk turnamen 2030.
Kendati demikian, Presiden FIFA, Infantino, membujuk para pemimpin politik untuk menyatukan Spanyol, Portugal, dan Maroko sebagai tuan rumah 2030.
Bersaing dengan Negara Latin
Peringatan 100 tahun Piala Dunia yang jatuh pada 2030 nanti turut menimbulkan perdebatan. Hal ini karena tuan rumah asli tahun 1930, Uruguay, juga turut mengajukan penawaran bersama dengan Argentina, Chili, dan Paraguay.
Namun, badan sepak bola Amerika Selatan, CONMEBOL, hanya memiliki 10 suara di FIFA.
Sementara itu, Maroko juga kerap membangun pengaruh dalam sepak bola Afrika dan memenangkan pengagum secara global untuk Pusat Sepak Bola Mohammed VI senilai $65 juta --- yang merupakan basis pelatihan bagi para pemain, pelatih, wasit, dan ofisial.
"Kebijakan Maroko telah menjadikan kami mitra penting bagi semua negara Afrika. Kami hadir dalam kemitraan di bidang uang dan bisnis, dan juga di bidang olahraga," kata Lekjaa.
Advertisement